9 : Moving In?

5K 203 0
                                    

Los Angeles, USA

Hari demi hari, minggu demi minggu. Bulan demi bulan. Hampir dua setengah bulan Dylan dan Jessica merawat Carsten layaknya anak mereka berdua. Rintangan yang mereka hadapi pun juga tidak mudah untuk dilalui.

Mulai dari saat Carsten demam, menangis tidak henti yang membuat Jessica panik dan ikut menangis, sampai Dylan yang harus membawa baby stroller kemana pun dia pergi ke luar rumahnya. Di balik itu semua, berkat Carsten kebiasaan jelek Dylan perlahan berkurang.

Yang biasanya setiap hari bisa pergi ke klub malam atau pub, vaping setiap hari, dan balapan mobil hanya sekadar iseng, perlahan berkurang berkat kehadiran Carsten.

Begitu juga dengan Jessica yang terkenal dengan sisi baiknya. Di saat-saat tertentu tanpa diketahui banyak orang, Jessica suka mengambil kesempatan untuk merokok. Tapi demi Carsten, Dylan dan Jessica mengurangi kebiasaan jelek mereka.

Los Angeles, USA
11.57

"Peek a boo! Peek a boo!" ucap Jessica yang sedang bercanda dengan Carsten di kamarnya. "Lucu banget sih kamu. Anaknya siapa sih?" ucap Jessica dengan gemas. Walaupun Carsten belum bisa melihat dengan jelas, namun anak bayi itu sudah bisa diajak bercanda oleh Jessica.

Dan sebentar lagi, usia Carsten akan masuk lima bulan. Sambil menunggu Dylan datang, seperti biasa Jessica menghabiskan waktunya terlebih dahulu bersama Carsten. Tidak jarang juga Jessica melakukan video call dengan Violet.

Sahabat-sahabatnya pun juga rajin mendatangi Jessica dan Dylan. Bahkan keluarga mereka berdua pun turut datang.

"Jes, kamu makan siang dulu. Gantian Mom jagain Carsten." ucap Tori pada Jessica yang sedang berada di sofa bersama Carsten. "Mom udah makan?" tanya Jessica. "Udah, makanya gantian yuk." jawab Tori. "Oke." balas Jessica. Sebelum gadis itu beranjak, tidak lupa Jessica memberikan kecupan untuk Carsten yang sudah menjadi kebiasaannya.

Sambil memakan makan siang nya berupa chicken pesto and green beans buatan Tori di kitchen bar, seperti kebanyakan orang pada umumnya Jessica memainkan handphone nya.

"Mom ini enak banget." ucap Jessica dengan mulutnya yang penuh makanan.

Sambil menggendong Carsten, Tori menghampiri Jessica. "I knew you'll like it." balas Tori. "Carsten belom minum ASI lagi ya?" tanya Jessica. "Belom, setelah kamu makan aja. Kan dia juga belom lama minum ASI." jawab Tori.

"Oke." balas Jessica.

"Jadi, gimana selama ini sama Carsten dan Dylan?" tanya Tori. Jessica mengangkat kedua bahunya. "Ya begitu Mom. I was really panic when Carsten cried for one hour.. maybe? Then I cried too." ucap Jessica yang sedang bercerita. Tori tertawa.

"Ya ampun, kok bisa?" tanya Tori. Jessica kembali mengangkat kedua bahunya. "Kayaknya Jes mau beli baby carrier besok." ucap Jessica. "Ngapain beli? Kan bisa pinjem punya Katelyn." balas Tori. "Iya juga ya. Ya udah besok Jes ke rumah Nicole deh." jawab Jessica.

🍼

"Jes, Mom pulang dulu ya. Megan mau titip Nolan soalnya." ucap Tori sambil membereskan isi tasnya. Jessica yang sedang menidurkan Carsten mengangguk. "Dylan belom dateng juga?" tanya Tori. "Udah di lift." jawab Jessica. "Gapapa Mom tinggal?" tanya Tori lagi. Jessica mengangguk. "Gapapa Mom. Lagipula Dylan kan cuma jemput Carsten." jawab Jessica.

"Well, okay." balas Tori. Jessica pun mengantar Tori menuju lift.

"Tori." sapa Dylan begitu pintu lift terbuka. "Hai Dylan." balas Tori sambil memeluk Dylan setelah laki-laki itu keluar dari lift tersebut. "Apa kabar?" tanya Dylan setelah berpelukan dengan Tori.

"Puji Tuhan baik. Keluarga baik semua?" jawab Tori. Dylan mengangguk. "Ya udah, aku pulang dulu ya. Kamu gapapa 'kan berdua sama Jessica?" balas Tori. "Gapapa. Hati-hati di jalan, Tori." jawab Dylan kemudian Tori meninggalkan mereka bertiga.

"Barang-barangnya udah gue rapihin." ucap Jessica sembari mereka menuju sofa. "Jes, we need to talk." ucap Dylan setelah mereka mendudukan diri mereka di atas sofa itu. "We are now." balas Jessica. "Jes, gue ga bisa kalo begini terus. Satu tahun itu bukan waktu yang pendek." ucap Dylan. "Lo.. ga bisa ikutan projek ini lagi?" tanya Jessica.

"Bukan itu." jawab Dylan.

"Kayaknya salah satu dari kita harus ada yang pindah Jes. Entah gue yang pindah ke penthouse lo, atau lo yang pindah ke penthouse gue." ucap Dylan.

Jessica diam namun terkejut. "Maksud lo.. kita tinggal satu atap? Gitu?" tanya Jessica.

"Iya Jes. Gue ga ada maksud apa-apa. Tapi gue kesian sama Carsten harus dioper kayak begitu. Dan Carsten juga butuh orang tua lengkap Jes. Ga bisa pisah begitu. Kesian." jelas Dylan. "Lo yakin?" tanya Jessica. Dylan mengangguk dengan yakin. "Ga ada salahnya 'kan kalo kita mau coba?" tanya Dylan. "Jujur gue ga nyaman kalo Carsten sama gue doang atau sama lo doang." ucap Dylan.

Jessica masih tidak bisa berkata-kata.

"Jadi, gimana?" tanya Dylan. "Lo yang pindah atau gue yang pindah?" lanjutnya.

Jessica terus berpikir keras sambil melihat Carsten. Dylan benar. Carsten butuh orang tua yang lengkap, karena Carsten sendiri sudah terpisah dengan orangtua kandungnya. Sebagai pencinta bayi dan anak kecil, Jessica pasti mau melakukan yang terbaik untuk mereka.

"Gue yang pindah." jawab Jessica pada akhirnya. Senyuman tipis terlihat di wajah Dylan.

"Beneran? Gapapa?" tanya Dylan.

"Gue mau yang terbaik buat Carsten." jawab Jessica setelah menganggukkan kepalanya.

"Ya udah. Kalo gitu, sekarang lo packing ya Jes. Gue bisa bantu apa?" ucap Dylan.

"Lo jagain Carsten aja, Dyl." jawab Jessica.

"Oke. Kalo ada apa-apa panggil gue ya." balas Dylan. "Oke." ucap Jessica.

Los Angeles, USA
14.58

Setelah satu setengah jam lebih setelah Jessica packing ditambah satu jam perjalan karena macet, akhirnya Carsten, Dylan, dan Jessica sampai di tempat tinggal Dylan.

"Lo bawa Carsten sama barang-barangnya aja. Nanti gue bawain koper-koper lo." ucap Dylan saat mereka sudah berada di gedung parkir.

"Oke. Makasih ya Dyl." balas Dylan.

Karena satu tahun adalah waktu yang tidak begitu singkat, Jessica bahkan mengemas barang-barangnya pada delapan koper besar.

Begitu sampai di penthouse Dylan setelah keluar dari lift pribadi, "Welcome to your new house Jes. Anggap aja rumah sendiri." ucap Dylan.

Jessica tersenyum. "Thanks Dyl."

   🍼🍼🍼

The Baby ProjectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang