Los Angeles, USA
23.11"Dyl, gue pergi dulu ya." ucap Jessica pada Dylan di kamarnya. "Mau kemana? Ini udah malem banget." tanya Dylan.
"Mau ketemu temen-temen gue." jawab Jessica. Dylan memperhatikan pakaian gadis itu. Tidak terlalu mencolok dan membuat Dylan tidak bisa menebak Jessica akan pergi kemana, karena gadis itu memakai knitted sweater dan denim jeans.
"Gue anter." ucap Dylan. "Ga usah. Gue nyetir sendiri." balas Jessica. "Beneran?" tanya Dylan. "Iya lah Dyl. Ya udah gue pergi ya." jawab Jessica. "Oke. Hati-hati ya." balas Dylan.
🍼
"Udah pacaran belom sama Dylan?" tanya Jenna. "Apaan sih." jawab Jessica sambil memainkan handphone nya. "Gue prediksi sih ga akan lama lagi." ucap Lea.
"Jangan begitu dong, ntar beneran." balas Jessica. "Lah, gitu." ucap Lea. "Kalian mau minum apa? Gue pesenin." tanya Eleanor. "Tequila yuk?" tanya Jessica. "Boleh. Tapi jangan kebanyakan ya Jes." jawab Eleanor. "Ga janji." balas Jessica.
Dan satu botol tequila penuh dan empat sloki pun telah disediakan di hadapan mereka. Jessica pun menuangkan minuman itu pada keempat sloki itu.
"Buat Jessica yang udah mengorbankan waktu buat ngerawat Carsten." ucap Jenna sambil mengangkat sloki nya dan akan bersulang. "To Jessica." ucap Eleanor dan Lea. Jessica tersenyum. "To me." ucap Jessica. Dan segera terteguklah minuman mereka.
"Whoa, it's been a long time." ucap Jessica setelah menelan minuman nya itu.
Semenjak tinggal bersama Dylan dan Carsten, Jessica mengurangi kebiasaan buruknya yang tidak banyak orang tau. "Is it good?" tanya Lea. "Better than the last time I had." jawab Jessica. "Gapapa Jes ga minum, latihan buat nanti pas lo punya anak." ucap Eleanor.
"Hahaha, iya tuh! Siapa tau punya anak nya sama Dylan." tambah Jenna. "Iya deh, apa kata kalian." ucap Jessica sambil menuangkan minuman itu lagi dan meneguknya lagi. "Mau lagi dong." pinta Lea. "Nih." ucap Jessica sambil menuangkan minuman itu pada sloki Lea.
Dylan Warren
hey, lo dimana? jangan pulang lewat dari jam tiga ya."Jes, Dylan." ucap Jenna. "Bacain Jen." balas Jessica sambil menuangkan minuman nya lagi untuk ketiga kalinya. Katanya jangan pulang lewat dari jam tiga. Sekarang sih baru jam setengah satu." ucap Jenna membacakan pesan dari Dylan. "Oke." ucap Jessica kemudian meneguk minuman berwarna bening itu.
"Jes, lo udah minum banyak." ucap Eleanor. "Baru sedikit." balas Jessica yang sudah mulai mabuk. Jessica menuangkan kembali minuman ke sloki nya untuk kelima kalinya. Selesai meneguk minuman itu, Jessica menunduk.
"Jes? Udah ya, lo udah minum banyak banget." ucap Eleanor sambil menyingkirkan sloki dan botol minuman itu dari hadapan Jessica. "Ele, lo mendingan pacaran aja deh sama James." ucap Jessica. "Oke, dia mabok." ucap Lea.
"Ga mungkin Jessica nyetir kalo mabok begini." ucap Jenna. "Telfon Dylan. Suruh naik taksi." ucap Lea. "Oke, oke." balas Jenna. "El, gue tau kok lo cinta sama James. Pacarin, sebelom diambil orang lain." ucap Jessica sambil tertawa-tawa kecil.
"Jes, udah ya, lo mabok berat." ucap Eleanor. "Tapi ayo ngaku dong. Lo cinta kan sama James?" tanya Jessica. "Jes." ucap Eleanor. "Jawab." balas Jessica. Eleanor membuang nafasnya dengan pasrah. "Oke, gue cinta sama James." ucap Eleanor. Jessica tersenyum miring. "Dylan udah jalan." ucap Jenna setelah kembali dari menelfon Dylan.
"Dylan? Laki-laki nakal itu?" tanya Jessica. "Iya, Jes. Lo pulang sama dia ya." jawab Jenna. Tiba-tiba, Jessica menangis entah kenapa. "Ga! Gue ga mau pulang sama si brengsek itu. Dia pacarnya Mandy!" balas Jessica. "Enggak Jes, enggak. Dylan ga punya pacar sama sekali." ucap Jenna.
"Jes, lo cinta sama Dylan?" tanya Lea.
Jessica mengangguk dan kemudian menunduk. "Gue cinta sama Dylan."
Los Angeles, USA
01.46Dylan membopong tubuh Jessica sesampainya di basement penthouse nya. Selama di perjalanan pulang, untungnya Jessica tidak meracau yang aneh-aneh. Dylan membuang nafasnya pasrah ketika melihat kondisi Jessica. Dia kecewa. Tapi gadis itu lebih kecewa dengan sikapnya Dylan saat malam tempo hari dan Dylan tau itu.
"Harvey.." panggil Jessica yang masih berada di gendongan Dylan. Keduanya sedang berada di lift menuju penthouse Dylan.
"Ini gue Dylan." ucap Dylan. "Lo bukan Dylan. Harvey?" ucap Jessica.
"Ini gue, Dylan. Pasangan lo di projek bayi." balas Dylan yang panik. "Lo Harvey, bukan Dylan." ucap Jessica. "Oke, terserah apa kata lo." balas Dylan kemudian segera keluar dari lift itu dan menuju kamar Jessica.
"Lo bisa 'kan ganti baju sendiri? Gue ke dapur dulu ambil susu buat lo ya." ucap Dylan kemudian meninggalkan Jessica sendirian. Dengan sisa tenaga yang ada, Jessica menuju kamar mandi untuk mencuci mukanya serta membersihkan giginya.
Jessica keluar dengan kondisi masih memakai bra dan panties, pada waktu yang bersamaan Dylan kembali masuk ke dalam kamar itu. "Oh shit." ucap Dylan. Gadis itu perlahan berjalan menuju Dylan dan mengalungkan kedua tangan nya pada leher Dylan.
"I know you love me. Wanna join me tonight?" ucap Jessica. Dylan mencoba menahan gairah nya yang tergoda. "I would love to, Beautiful. But because I love you, I won't do it tonight." jawab Dylan sambil melingkarkan kedua tangan nya pada pinggang Jessica.
Dan detik berikutnya, Jessica terlelap di pelukan Dylan, yang mengharuskan Dylan menggendongnya lagi ke tempat tidur. "Okay Beautiful, let's put you to bed." ucap Dylan setelah meletakkan gelas yang berisi susu di atas nakas dan menggendong Jessica.
Dylan sadar kalau Jessica tidur dengan pakaian dalamnya saja gadis itu akan masuk angin, apa lagi dengan kondisi yang seperti itu. "Oh Tuhan, ijinkanlah gue memakaikan baju buat Jessica." ucap Dylan setelah membuang nafasnya.
Los Angeles, USA
10.00Jessica terbangun dengan kepala yang sangat pusing. Hal terakhir yang dia ingat adalah dia digendong oleh Dylan. "Pagi Jes." sapa Dylan yang duduk di sofa kamar itu, tepat di serong tempat tidur. Jessica mengernyit.
"Dylan?" ucap gadis itu dengan suara yang serak. Dylan berdiri dan kemudian duduk di atas tempat tidur itu, sedangkan Jessica membenarkan posisinya menjadi posisi duduk. Dylan menarik dan kemudian membuang nafasnya dalam-dalam.
"Semalem lo kemana?" tanya Dylan.
"Pub." jawab Jessica. "Kenapa gue bisa disini ya? Kayaknya gue ga nyetir pulang semalem." tanya Jessica. "Gue dateng dan gue yang nyetir pulang. Lo mabok banget Jes semalem." jawab Dylan. "Did I do something bad?" tanya Jessica lagi.
"You teased me." jawab Dylan. "Hah?! Ya ampun." ucap Jessica histeris kemudian menutup wajahnya dengan kedua tangannya. "Tapi gapapa kok. Gue suka digoda sama lo daripada perempuan lain." balas Dylan.
"Kurang ajar lo!" bentak Jessica dan mendorong Dylan. Bukannya Dylan yang terjatuh, tapi Jessica juga ikut terjatuh dan menimpa tubuh Dylan karena laki-laki itu memegang tangan Jessica dengan erat saat gadis itu mendorongnya.
Jessica terkejut sekaligus malu saat wajahnya bisa sedekat dengan wajah Dylan. "Kenapa malu? Perasaan semalem lo mau cium gue bahkan." ledek Dylan. "Mau lo!" balas Jessica kemudian segera bangun dari tubuh Dylan. "Carsten dimana?" tanya Jessica. "Di kamar gue. Masih tidur." jawab Dylan.
Jessica segera menuju kamar Dylan tapi langkahnya terhentikan. "Did you dress me up?" tanya Jessica. "Yeah. Your boobs are great by the way." jawab Dylan kemudian mengedipkan mata kirinya.
"Fuck." ucap Jessica kemudian meninggalkan Dylan di kamar tamu.
🍼🍼🍼
KAMU SEDANG MEMBACA
The Baby Project
Romance"Aku harus bikin anak sama Dylan?" "Jes, gue cinta sama lo." What would happen between these two awkward creatures? Follow Dylan's and Jessica's journey in this story. Happy reading❤️