23 : Home

3.2K 132 0
                                    

Los Angeles, USA
09.00

Dylan terbangun dari tidurnya. Dylan tidur dengan posisi biasanya—di samping Jessica selama gadis itu berada di rumah sakit. "Selamat pagi." sapa Jessica sambil mengusap pipi Dylan yang merah sebelah karena terlalu lama ditekan. Dylan tersenyum kemudian mencium tangan Jessica. "Hey." sapa Dylan.

"Pipi kamu merah sebelah." ucap Jessica.
"Memang selalu begini selama aku tidur disini." balas Dylan.
"Oh ya? Ga perlu begitu Dyl." ucap Jessica.
"Kalo buat gadis aku, aku ga masalah." balas Dylan kemudian mengecup bibir Jessica.

"Kamu jangan heran ya kalo tiba-tiba aku cium kamu. I'm so dying to kiss you since the first time I met you." ucap Dylan yang membuat Jessica tertawa kecil. Baru saja Dylan akan mencium Jessica lagi, Cameron pun datang.

"Pagi Jessica, Dylan." sapa Cameron.
"Pagi." balas Dylan dan Jessica secara bersamaan.
"Selamat ya atas pertunangan kalian." ucap Cameron.
"Makasih Cam." balas Jessica.
"Iya makasih Cam." balas Dylan.

"Oke. Gue bawa kabar bagus buat Jessica. Hari ini lo udah boleh pulang. Kondisi organ lo udah stabil semua, what a miracle and blessing. Tapi, lo tetep harus banyak istirahat." ucap Cameron sambil membaca laporan medis Jessica.

"Yes! Finally. Thank you, Cam" ucap Jessica. "My pleasure, sist-in-law." balas Cameron. "Makasih banyak Cam." ucap Dylan. "Tugas gue Dyl. Nah, tugas lo sekarang jagain Jessica. Oke?" balas Cameron. "Siap." jawab Dylan. "Kalo gitu, gue permisi ya." ucap Cameron. "Oke." balas Jessica. Sepeninggal Cameron, Dylan langsung memeluk Jessica.

"Aku sayang banget sama kamu." ucap Dylan. "Aku juga sayang banget sama kamu. Makasih ya udah nungguin aku buat berjuang hidup lagi." balas Jessica.

🍼

"Hai Carsten." sapa Jessica pada saat Lea datang dengan Carsten. Selama Jessica di rumah sakit, walaupun Carsten selalu datang menjenguk Jessica, Carsten tidak menginap di rumah sakit, tapi tinggal dengan orang tua kandungnya. Dan hari disaat Jessica bangun, Carsten menginap di apartment Lea—dekat dengan rumah sakit. Hal itu Dylan lakukan agar bayi itu tidak terkena virus dari rumah sakit itu. "Mammm.. mamamm." oceh Carsten.

"Carsten kangen Mommy Jes ya? Kangen ya?" tanya Jessica sambil mencium-cium wajah Carsten.

"Hari ini lo udah boleh pulang 'kan?" tanya Lea. "Udah dong. Gimana ngasuh Carsten semalem?" tanya Jessica. "Gila sih cape woi. Gatau kenapa dia nangis terus semalem. Pas gue kasih tunjuk foto lo sama mamanya diem." jawab Lea. "I feel you." balas Dylan. "Ya lumayan buat persiapan masa depan." ucap Lea kemudian tertawa. "Jadiii, udah tunangan nih ceritanya?" tanya Lea dengan nada jahilnya. "Kenapa? Iri?" balas Dylan dengan jahil.

"Enggak sih." jawab Lea malu. "Katanya sih Lea suka sama sahabat kamu Dyl." ucap Jessica jahil. Bukannya kesal atau pun marah, Lea justru rindu dengan kejahilan sahabatnya itu. "Katanya sih Dillon juga suka sama Lea, Jes." sambung Dylan. "Heh udah ah! Jangan diekspos nanti pada sirik." ucap Lea kemudian mereka bertiga tertawa. "Jadi beneran nih?" tanya Dylan.

Tanpa menjawab, Lea menunjukkan tangan kirinya dan jari manisnya terdapat cincin pertunangan nya. "Taadaa!" seru Lea. "The heck?" ucap Dylan. "Kok lo ga bilang-bilang sih Le?" tanya Jessica yang masih tidak percaya. "Jadi gini, waktu lo koma, Dillon ngajakin gue ke pantai kan. Gue pikir mau main-main doang, ya udah gue temenin. Eh, gatau nya dia ngelamar gue. Yang ga dateng cuma lo sama Dylan, karena kan Dylan jagain lo." jelas Lea.

"Wah gila, gila. Sini dong!" ucap Jessica sambil merentangkan kedua tangannya untuk memeluk sahabatnya itu. "Selamat yaaa." ucap Jessica. "Makasih Jes." balas Lea. "Carsten juga mau peluk auntie?" tanya Dylan. "Mau dong. Sini ah." ucap Lea kemudian memeluk Dylan dan Carsten. "Seru juga kali ya kalo kita jodohin Eleanor-James sama Jenna-Harvey." ucap Jessica. "Iya tuh. Pas lo mabok kan si Ele juga ngaku suka si James." balas Lea.

The Baby ProjectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang