Los Angeles, USA
18.50"Wow udah hampir jam tujuh malem." ucap Dylan. "Mau pulang sekarang? Kalo mau pulang sekarang ayo." tanggap Jessica. Dylan melihat Carsten yang berada pada gendongan Jessica yang tubuhnya menghadap ke arah tubuh Jessica. Bayi itu sudah terlelap. "Carsten kok tidurnya cepet banget." ucap Dylan.
"Ya namanya juga anak bayi." balas Jessica. "Habis ini deh, gue mau beli sepatu dulu." ucap Dylan kemudian merangkul Jessica tanpa canggung. Jessica pun juga tidak berkomentar. "Oke." balas Jessica.
🍼
"Ini keluaran terbarunya ya?" tanya Dylan pada salah satu pelayan toko sepatu Under Armour. "Iya. Yang disana itu yang limited edition, sisa produk tahun lalu." jelas pelayan toko itu. Dylan mengangguk-angguk dan kemudian mulai mencari sepatu pilihannya.
Carsten terbangun disaat dia dan Jessica menunggu Dylan membeli sepatu. "Carsten udah bangun? Hi sweet toothless." ucap Jessica pada Carsten sambil mencium-cium wajah anak bayi itu. Jessica sadar, semakin bayi itu bertumbuh, semakin sering juga Carsten banyak tersenyum.
Dan ya, bayi itu tersenyum lagi pada Jessica. "Ahh lucu banget sih kamuuu." ucap Jessica dengan gemas kemudian mencium wajah anak bayi itu. Jessica juga mengeluarkan Carsten dari gendongan nya, dan mengajak bayi berusia lima bulan itu bercanda.
Jessica membuat Carsten geli karena semburan bibirnya. Carsten pun tidak bisa berhenti tertawa. Andai saja Carsten sudah bisa berbicara, pasti bayi itu sudah meminta Jessica untuk berhenti melakukan itu.
"Jes, gue galau nih. Mendingan yang ini, atau yang ini?" tanya Dylan yang datang tiba-tiba. "Gue sih suka yang ini. Bagus warna biru nya." jawab Jessica. "Tapi gue juga mau yang abu-abu." balas Dylan. Jessica pun berdiri dan memegang pipi Dylan. "Kalau bisa beli dua-duanya, kenapa enggak Dyl?" tanya Jessica.
Laki-laki itu tersenyum. "Oke." Dan tanpa sepengetahuan Jessica, Dylan juga membelikan sepatu baru untuk Jessica. Sudah Dylan prediksi kalau Jessica akan protes akan hal itu.
"Yuk." ajak Dylan setelah dia membayar sepatu-sepatu yang dia beli. "Ayo." ucap Jessica setelah dia menaruh Carsten kembali di gendongan nya.
Los Angeles, USA
20.30Sesampainya di penthouse, Jessica langsung menggantikan pakaian Carsten dengan piyama nya, kemudian kembali menidurkan anak bayi itu. Beruntung Carsten terlelap dengan cepat. Setelah si bayi tidur, Jessica pun bisa mandi.
Selesai mandi, Jessica mengenakan baju tidurnya berupa oversized t-shirt and shorts. Selesai berpakaian, Jessica memiliih untuk pergi ke balkon kamar tamu untuk menghirup udara Los Angeles pada malam hari. Dirinya kembali terpikir tentang Mandy yang sangat membencinya.
"Kenapa Mandy benci banget ya sama gue? Padahal gue ga ada niat buat ngejatohin dia." ucap Jessica pada dirinya sendiri. "Dulu Harvey, sekarang Dylan. Gue harus apa?" tanya Jessica pada dirinya sendiri.
Tanpa Jessica sadari, Dylan berada di belakang Jessica sambil bersender pada pintu geser balkon itu.
"Apa gue harus jauhin Dylan?" tanya Jessica.
"Jangan." jawab Dylan.
"Dylan? Sejak kapan lo disitu?" tanya Jessica setelah menghadap pada Dylan.
"Dua menit yang lalu." jawab Dylan. Laki-laki itu maju menghampiri Jessica, dan memegang kedua pundak gadis itu. "Lo ga harus jauhin gue Jes. Jangan." ucap Dylan. "I would love to. Tapi gue semakin kepikiran Mandy, Dyl." balas Jessica.
"Gue akan bantu lo. Gue janji." ucap Dylan. "Tapi gue mohon jangan tinggalin gue, Jes." sambungnya. "Mungkin buat sekarang enggak, tapi setelah projek ini selesai?" balas Jessica.
"Jes, don't. Just don't." ucap Dylan. "I'll be here and there for you. I promise." lanjutnya.
Jessica mengangguk dan di luar dugaan Dylan, gadis itu memeluk Dylan. "Thank you." ucap Jessica. "You're so welcome." balas Dylan sambil mengeratkan pelukan mereka.
🍼🍼🍼
KAMU SEDANG MEMBACA
The Baby Project
Romance"Aku harus bikin anak sama Dylan?" "Jes, gue cinta sama lo." What would happen between these two awkward creatures? Follow Dylan's and Jessica's journey in this story. Happy reading❤️