43. Words from Jessica

5.2K 79 2
                                    

Jessica's POV

Hai! Gue Chanelle Jessica Alison Robertson. Gue anaknya George Robertson dan Tori Cole. Orang-orang mengenal gue sebagai anak baik, tapi mereka ga tau sisi lain gue, hahaha. For the record, I drink. Itu aja. I played music, actually. Tapi emang jarang main sih hehe. Di umur gue yang masih cukup muda—dua puluh dua tahun, gue ga menyangka gue akan menikah secepet itu. Semuanya berawal dari sebuah projek bayi, yang awalnya gue kira gue bikin anak sama pasangan projek gue. Dumb, I know. Jadi, laki-laki ini namanya Dylan Warren, sejujurnya? Dia.. tampan. Tapi sebagian orang mengingatkan gue kalo dia ga baik. Gue ada di antara percaya dan ga percaya. Ya, tanpa pikir panjang gue jalanin aja 'kehidupan baru' gue. Seiring waktu berjalan, harus gue akuin kalo di diri gue perlahan ada perasaan buat Dylan. Tapi gue selalu menyangkal perasaan gue sampe hari dimana gue bangun dari koma dan Dylan melamar gue. Selama gue koma, gue selalu denger suara tangisan laki-laki, dan sejujurnya bukan isakan dad gue atau pun Elliot. Jujur, kecewa sih gue. Dia, Dylan. Yang nangisin gue setiap hari. Dari koma itulah gue yakin.. Dylan punya perasaan yang tulus buat gue.

Harus gue akui hari dimana gue bangun dari koma dan dilamar Dylan itu cukup mengesankan buat gue. Waktu berjalan cukup cepet, dan hari dimana Carsten pulang ke orangtua kandungnya itu adalah hari paling sakit buat gue. Walaupun satu tahun waktu yang entah cepet atau lama, Carsten berarti banget buat gue, tapi gue tau Carsten itu anak orang lain. Kalo gue jadi Violet dan Darren, gue ga akan pernah titipin anak gue ke orang lain sampe satu tahun begini. Moving on, pernikahan gue semakin deket. Masih ga percaya sih gue akan menikah, apalagi menikah nya sama Dylan Warren, orang yang bahkan gue ga tau hidup atau enggak sebelomnya. Lucu ya? Sebelom menikah, Dylan sempet kena 'musibah' lagi dan berakhir gue pergi ke Brazil. Di saat itu, Dylan ga mau terbuka sama gue jadi gue juga ga tau mau bantu gimana. Dylan lebih memilih buat merahasiakan itu dari gue. Mungkin kekanak-kanakan, tapi gue mau dihargain, posisi gue sebagai tunangan dia. Kalo saat tunangan aja dia tertutup, bagaimana dengan kehidupan rumah tangga kami nanti? Dylan pun ga menyerah, dia nyusul gue ke Brazil dengan harapan gue mau ikut pulang ke Amerika.

Gue pun mau, karena gimana pun juga gue sayang sama Dylan. Everything was fine 'till the wedding day and the baby factory is open! Hahaha. Kami bulan madu ke Maldives dan babymoon ke Bora Bora saat kandungan gue empat bulan. Lima bulan kemudian pun Alison dan Alexander lahir. Harus gue akui, perjuangan melahirkan anak kembar itu jauh lebih keras. Walaupun selisih Alison dan Alexander enam menit, rasanya gue cuma punya waktu sepuluh detik buat nafas. Hahaha. Sampe hari ini, gue masih ga nyangka punya Alison dan Alexander, dan tentunya papa mereka, Dylan. Kayaknya gue orang yang cukup beruntung, hehe. Dylan, Ali, Alex, I love each of you so much!!

🍼🍼🍼

The Baby ProjectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang