Los Angeles, USA
21.00"Permisi, pasien Jessica Robertson?" tanya Dylan pada salah satu pekerja di bagian receptionist. "Pasien Jessica Robertson sudah masuk ruang operasi. Jadwal operasi akan dimulai jam sembilan lewat sepuluh malam ini juga." jawab pekerja itu. "Oke, makasih." balas Dylan kemudian langsung menemui keluarganya di ruangan VIP.
"Dylan." panggil Christina. Memiliki hubungan yang tidak terlalu dekat dengan mamanya tidak membuat Dylan malu untuk berpelukan dengan Christina. Karena bagaimana pun juga, Christina adalah mamanya.
"Mom." ucap Dylan sambil menangis. "She'll be okay. I promise." ucap Christina. "Mau liat bayi kami?" tanya Dylan. Ternyata, Dylan menggunakan baby carrier, hanya saja posisinya di punggung.
"How precious." ucap Christina sambil menggendong Carsten. "Iya Mom." balas Dylan sambil tersenyum. "Kamu temuin keluarga Jessica dulu aja. Nanti Carsten Mom yang jagain." ucap Christina. "Oke." balas Dylan kemudian meninggalkan Christina dan Carsten dan berjalan menuju tempat duduk keluarganya Jessica.
"George, Tori, maafin Dylan. Maaf Dylan ga bisa jagain Jessica." ucap Dylan di hadapan Tori dan George sambil berlutut.
George memegang pundak Dylan. "Bukan salah kamu Dyl." ucap George. "Dylan udah berusaha buat ngelarang Jessica pergi tapi.. dia tetep mau pergi." ucap Dylan. "Maksud kamu?" tanya George.
"Mandy Hamilton. Dia yang ngajak Jessica pergi. Dari awal Dylan udah punya perasaan buruk." jawab Dylan. "Mandy.. dia emang ga pernah suka sama putri kami." ucap Tori. "Kalian boleh salahin Dylan. Mandy benci Jessica karena Dylan." balas Dylan. "Dylan, enggak harus begitu." ucap Tori.
Dylan kemudian berdiri berbarengan dengan Tori dan George. Kedua orang tua itu memeluk Dylan seperti anaknya sendiri. "Ini kedua kalinya Jessica ngelewatin masa-masa itu. Jessica lebih kuat, kamu percaya 'kan sama Jessica?" ucap George. "Dylan percaya banget sama Jessica." jawab Dylan. "Lebih baik kita berdoa ya?" tanya Tori yang disetujui oleh Dylan.
🍼
Dylan berdiri dari tempat duduknya saat Harvey, James, dan Dillon datang. Dan satu buah tonjokkan pun Harvey hadiahi untuk wajah Dylan. "Slow down, men. Slow down." ucap Dillon pada Harvey. "Gue pikir gue bisa percaya sama lo buat jagain Jessica." ucap Harvey dengan penekanan.
"Jadi lo pikir gue yang celakain Jessica? Sorry. Gue bukan lo yang pernah celakain Jessica." balas Dylan yang tubuhnya ditahan oleh James agar tidak memicu pertengakaran.
"Brengsek lo!" ucap Harvey dan akan segera menghajar Dylan namun dirinya ditahan oleh Dillon. "Heh kalian ini! Gue tau kalian sama-sama sayang sama Jessica! Tapi kalo begini caranya, ga akan bantu Jessica buat pulih!" ucap Dillon yang sudah kesal dengan sikap kedua sahabatnya. Dylan dan Harvey sama-sama melepas James dan Dillon secara paksa.
"Ini semua karena Mandy, kalo lo mau tau." ucap Dylan sambil menujuk-nunjuk Harvey. "Mandy?" tanya Harvey.
"Dia yang bawa Jessica. Bukan gue." jawab Dylan. "Maksud lo?" tanya James.
"Polisi bilang Mandy nyetir diatas 140km/jam dan dia ilang kendali. Air bag Mandy keluar, sedangkan Jessica ga pake safety belt dan air bag nya ga keluar. Jessica mungkin pikir Mandy ga akan ngebut dan dia salah. Kepala Jessica—". Dylan menangis. Tidak kuat membayangkan hal tragis itu. "Kepala Jessica ngehantam kaca bagian depan." lanjutnya sambil menangis.
Harvey duduk dengan lemas.
"Kenapa harus terulang lagi?" tanya Harvey. "Kecelakaan nya persis sama tiga tahun yang lalu. She hit the front glass." ucap Harvey. "Sekarang Jessica dimana?" tanya Dillon. "Ruang operasi." jawab Dylan. "Mandy?" tanya Harvey. "Ruang rawat inap. Dia cuma pingsan." jawab Dylan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Baby Project
Romance"Aku harus bikin anak sama Dylan?" "Jes, gue cinta sama lo." What would happen between these two awkward creatures? Follow Dylan's and Jessica's journey in this story. Happy reading❤️