Los Angeles, USA
08.30Setelah beberapa hari berlibur di Brazil, rombongan Dylan dan Jessica harus kembali lagi ke Amerika karena kewajiban mereka yang tidak boleh ditinggal. Terlebih untuk Dylan dan Jessica yang masih menjalani proyek kuliah mereka.
Sedikit cerita, banyak sekali pengalaman-pengalaman baru saat mereka di Brazil. Seperti Dylan yang pada akhirnya memaafkan Mandy walaupun Dylan sendiri tidak yakin. Kemudian ada dimana Dylan kembali melamar Jessica di depan patung raksasa Yesus.
Dan yang turut berbahagia, Adam dan Jenna pun mulai menjalin hubungan. Semuanya berawal dari Adam menyatakan perasaannya untuk Jenna di atas pesawat.
Jessica akhirnya bisa kembali menggendong Carsten. Seperti yang sedang dilakukannya sekarang, gadis itu tengah menjemur bayi yang sekarang sudah berumur delapan setengah bulan. Jessica benar-benar rindu saat-saat dimana dia dan Dylan mengasuh anaknya Violetta dan Darren itu.
"Amm.. mommy." ucap Carsten pada saat dia sedang berjemur di balkon penthouse nya Dylan. "Kenapa Sayang?" tanya Jessica pada Carsten sebelum mencium pipinya. Jessica sadar buat apa dia bertanya padahal bayi itu tidak akan menjawab.
"Jesss." panggil Dylan yang baru saja bangun tidur. "Daddy udah bangun tuh, datengin yuk?" ajak Jessica pada Carsten. "Selamat pagi, Daddy." sapa Jessica setelah dia masuk ke dalam kamarnya Dylan. "Pagi." balas Dylan dengan wajahnya yang masih sangat ngantuk namun dia tersenyum.
Melihat Jessica dan Carsten masuk ke dalam kamarnya tentu membuat Dylan menjadi memiliki semangat di pagi hari. Jessica dan Carsten pun bergabung dengan Dylan di atas ranjang, dan biasanya mereka bercanda dengan bayi tersebut.
Dylan mengecup bibir Jessica terlebih dahulu kemudian baru mencium-cium wajahnya Carsten. "Carsten kapan bilang daddy?" tanya Dylan pada Carsten. "Kapan-kapan ya Daddy." jawab Jessica.
Dylan tersenyum. "Aku jadi mau cepet-cepet punya keluarga sendiri deh, Jes." ucap Dylan.Jessica menatap Dylan tidak percaya. Kemudian dia tersenyum. "Pokoknya setelah kita lulus kuliah kita langsung menikah." ucap Dylan dengan yakin. Jessica tertawa. "Kamu ga sabar menikah atau menikah nih?" ledek Jessica. "Dua-duanya, tapi lebih ga sabar kamu buka baby's factory." jawab Dylan.
Jessica tertawa lagi. "Nanti aku jadi pelanggan pertama dan terakhir kamu. Jadi aku terus yang langganan, laki-laki lain ga boleh." sambung Dylan. Jessica berhenti tertawa. "Ya iya lah! Kamu doang yang boleh, emangnya aku perempuan bayaran?" balas Jessica sambil mencubit pelan lengan Dylan.
"Asikkk." ucap Dylan kemudian memeluk Jessica. "Ahhh, Jessica kamu buat aku gila yaaaa. Aku bilangin mama papa kamu nihhh." lanjutnya. Jessica tertawa lagi. "Pa.. pi." ucap Carsten tiba-tiba. "Papi? Carsten bilang papi?" tanya Dylan dengan panik dan bahagia.
Carsten tertawa seperti meledek Dylan dan Jessica. "Ahhh, anak papiiii." ucap Dylan sambil menggendong Carsten ke atas dan mencium-ciumnya. Carsten tersenyum geli saat Dylan menciumnya karena rambut-rambut halus di sekitar mulut Dylan yang belum dicukur.
"Ah aku seneng bangetttt." ucap Dylan kemudian merangkul Jessica yang tersenyum.
🍼
"Dyl, nanti siang aku pergi ya." ucap Jessica saat mereka sedang bersantai di sofa ruang keluarga. "Ahh, jangannn. Aku ga bisa ditinggalin apa lagi ditinggalin sama kamu." balas Dylan dengan manja sambil memeluk lingkar pinggangnya Jessica.
"Mulai deh lebay nya." ucap Jessica. "Emang kamu mau ke mana sih?" tanya Dylan. "Ada deh." jawab Jessica. "Jangan bilang kamu punya pacar lain ya?" tanya Dylan curiga. "Heh! Enak aja, aku tuh ga suka selingkuh dan mainin perasaan tau!" jawab Jessica setelah memukul pipi Dylan dengan pelan.
"Hahaha. Kamu nyindir aku ya?" balas Dylan. "Aku ga mikir gitu loh, kamu sendiri yang bilang." jawab Jessica. "Ya udah serius kamu mau ke mana, sama siapa, mau ngapain di sana, pulang jam berapa, perlu aku jemput atau enggak pulangnya, hmm?" tanya Dylan. Jessica tersenyum gemas dengan Dylan.
"Aku mau ke butik, sama mom dan mom kamu, mau coba gaun pernikahan, pulangnya aku ga tau jam berapa, ga perlu dijemput karena aku pulang sama dua superwomen itu, oke?" jawab Jessica.
"Ohh, mau fitting. Aku kok ga di ajak?" balas Dylan. "Kata Mom Christina ga boleh, katanya nanti ga surprise." jawab Jessica. "Jangan-jangan gaun kamu seksi banget makanya aku ga boleh liat." balas Dylan. "Hmm, belom tau. Emangnya kamu mau aku pake gaun seksi terus diliatin sama—." "Ga." potong Dylan.
Jessica tau Dylan akan memotong ucapannya dan menjawab "tidak". "Ga. Awas aja kamu pake yang seksi, nanti mata-mata yang liatin kamu aku kasih lada loh." ucap Dylan yang membuat Jessica tertawa ngakak. "Astaga, kejam sekali dirimu." balas Jessica.
"Yang boleh liat badan kamu cuma aku doang. Titik." ucap Dylan. Jessica tertawa lagi, kemudian memegang pipi Dylan. Perlahan, Jessica memajukan wajahnya dan dia mencium laki-lakinya.
"I'm all yours, Dylan." ucap Jessica.
Los Angeles, USA
13.04"Silahkan kamu mau pilih yang mana gaun pengantin nya." ucap Jessie, kerabat dekat Christina dan pemilik butik gaun pernikahan di Los Angeles. "Pilih tiga ya, Jes. Buat pemberkatan, resepsi, dan pesta keluarga." ucap Christina. "Oke." balas Jessica.
Jessica melihat gaun-gaun pengantin yang digantung di sebuah lemari raksasa. Dia harus menemukan tiga gaun yang cocok untuknya. Dalam waktu yang cukup cepat, tiga gaun tersebut pun berhasil memikat hati Jessica.
"Udah?" tanya Jessie. Jessica mengangguk dengan yakin. "Oke, kita ke fitting room ya." balas Jessie.
Fitting room yang dimaksud oleh Jessie bukanlah ruangan kecil yang hanya bisa dimuat oleh tiga orang. Fitting room di butik ini ukurannya jauh lebih besar, lemari dan kaca raksasa pun termasuk di dalamnya. Jessica masuk ke dalam ruangan tersebut, dan Jessie langsung menutup tirainya.
Selang sepuluh menit, Jessie dan asisten nya berhasil memakaikan gaun untuk Jessica. "Siap?" tanya Jessie. Jessica mengangguk. Tirai pun terbuka dan menunjukkan Jessica yang sudah terbalut gaun pertamanya.
Gaun pilihan pertama Jessica berupa off shoulder low back wedding dress. Potongan bagian punggungnya sangat besar, sehingga menampilkan punggung Jessica yang pasti siap dicumbui oleh Dylan. Gaun tersebut akan Jessica pakai pada saat pesta keluarga.
"Astaga, cantik sekali." ucap Tori.
Jessica tersenyum malu. "Bisa gawat nih kalo Dylan liat kamu kayak begini." lanjutnya. "Ah, bisa aja Mom." balas Jessica. "Apa ini ga terlalu terbuka?" tanya Jessica. "Enggak kok kalo untuk ukuran kamu." jawab Jessie. "Baiklah." balas Jessica.
Moving on, kali ini Jessie dan asisten nya membutuhkan waktu dua puluh menit untuk membantu Jessica memakai gaun pernikahan utama nya. Bahkan Jessie sampai dibantu oleh tiga orang asisten.
Lagi, tirai kembali terbuka setelah itu. Dan kedua mama Jessica kembali terpana dengan kharisma anak mereka.
Gaun yang dipakai untuk resepsi bermodel A-line. "Ya ampun, cepet-cepet naik ke pelaminan aja deh Jes." ucap Christina. Jessica tertawa. "Lulus kuliah dulu ya Mom." balas Jessica. "Gimana nih moms?" tanya Jessie. "I was gonna say she's perfect, but no one is perfect. But still, she's perfect in my eyes." jawab Tori. "Aw, thank you Mom." balas Jessica.
"Setelah ini kita ganti gaun buat pemberkatan ya." ucap Jessie. Jessie kembali menutup tirai besar itu. Untuk gaun yang satu ini, dibutuhkan sekitar dua belas menit agar pas di tubuh Jessica.
"Okay, here we go for the last gown." ucap Jessie dan terbukalah tirai itu lagi.Gaun untuk resepsi ini bermodel low back shoulder, namun untuk gaun yang satu ini memiliki lengan yang panjang. Nantinya Jessica juga akan memakai veil di atas kepalanya. "Okay, we are so speechless." ucap Tori dan Christina. Jessica tertawa kemudian tirai kembali tertutup.
"She drives Dylan crazy." ucap Christina.
🍼🍼🍼
KAMU SEDANG MEMBACA
The Baby Project
Romance"Aku harus bikin anak sama Dylan?" "Jes, gue cinta sama lo." What would happen between these two awkward creatures? Follow Dylan's and Jessica's journey in this story. Happy reading❤️