37 : Wedding Day

3.5K 105 2
                                    

Los Angeles, USA
07.00

Hari ini adalah hari pernikahan Dylan dan Jessica. Setelah sekian lama ditunggu oleh pasangan tersebut, hari bahagia mereka pun tiba. Kini, Jessica sedang dirias dari satu jam yang lalu untuk pemberkatan pernikahan mereka di salah satu gereja di Los Angeles. Riasan yang dipoles ke wajah Jessica tentu tidak berlebihan dan tidak kurang. Kalau menurut Dylan, perfect.

"Don't be nervous." ucap perias yang merias wajah Jessica. Gadis itu tersenyum. "Nikmatilah hari ini." lanjut perias itu yang bernama Analisa. "Thank you." balas Jessica. "Aku yakin calon suami kamu akan pangling sama kamu. Kamu terlalu cantik." ucap Analisa. "Ah, jangan begitu." balas Jessica. "Yaa, itu kenyataan nya." ucap Analisa kemudian tersenyum. "Tutup mata kamu sebentar ya." pinta Analisa karena dia akan memakaikan eye shadow di kelopak mata Jessica.

"Apa kamu udah menikah?" tanya Jessica. "Belum. Aku masih tunangan." jawab Analisa. "Oh ya? Kapan rencana mau menikah?" tanya Jessica masih dengan kedua mata yang terpejam. "Puji Tuhan tahun depan." jawab Analisa. "Semoga lancar ya." ucap Jessica. "Iya, terima kasih." balas Analisa. Jessica kemudian membuka kedua matanya untuk melihat kedua matanya yang telah diberi warna sedemikian rupa.

"I love it." ucap Jessica yang membuat Analisa tersenyum lega. Analisa lalu melanjutkan tugasnya dibantu asisten nya untuk menyelesaikan riasan pada wajah Jessica. Gadis yang akan melepas status lajangnya itu kembali terpikir dengan hari-hari sebelumnya. Pikirannya terpacu pada hari disaat dia dan Dylan melakukan gladi resik pernikahan mereka.

Baginya, hari itu adalah hari paling lucu. Disaat ada bagian mencium, Dylan bisa-bisanya menggunakan kesempatan itu untuk mencium Jessica lebih dari apa yang panitia inginkan. Kalau ditanya mengapa, jawaban Dylan pasti "biar semua orang tau Jessica Robertson itu punya gue".

Lucunya, Jessica tidak terpikirkan kalau hari ini adalah hari pernikahannya dengan seorang Dylan Warren, laki-laki yang bahkan dia tidak tau hidup atau tidak sebelumnya. Tapi tidak akan lama lagi, di depan altar Tuhan Dylan dan Jessica akan mengucapkan janji suci mereka.

"Hai." sapa Diana yang masuk setelah mengetuk pintu ruang rias Jessica. "Hai Di." balas Jessica. "Lo cantik banget." ucap Diana. "Bisa aja lo. Padahal belom selesai riasan gue." balas Jessica. "Ck, lo ga make up aja tuh udah cantik, Jes!" ucap Diana. "Makanya Dylan tergila-gila ya?" tanya Analisa. "Nah iya tuh!" jawab Diana sambil mengajak Analisa high five.

"Asli gue seneng banget lo jadi kakak ipar gue, Jes." ucap Diana. "Gue juga seneng lo jadi adek ipar gue, Di." balas Jessica. "Oh ya, Mandy.. jadi dateng?" tanya Diana. "Enggak, Di. Hari ini papanya ulang tahun, jadi ya ga mungkin juga kalo dia mau nyusul ke LA." jawab Jessica. "Lo tau? Gue rasa lo bukan manusia." ucap Diana yang membuat Jessica terkejut.

"Lo kayak seorang malaikat, Jes." ucap Diana melanjutkan kalimatnya. "Bagi gue dan Dylan, Mandy is a killer. Dan lo bisa-bisanya maafin dia setulus dan semudah itu." sambungnya. Jessica mengangguk. "Iya gue ngerti maksud lo, Di. Percayalah gue juga bingung kenapa gue bisa segampang itu maafin Mandy." balas Jessica.

"Tapi ya.. gapapa. Berarti lo orang baik." ucap Diana sambil menepuk pundak Jessica. Jessica tersenyum. "Well, see you at the altar, sist." ucap Diana sambil memeluk Jessica. "Thank you." balas Jessica. "Good luck, Jes." ucap Analisa. "Thank you." balas Jessica.

Los Angeles, USA
09.10

Dylan menunggu kedatangan Jessica di depan altar. Laki-laki itu jauh lebih gugup daripada Jessica. Saat dia menatap ke arah Darren yang memberikan semangat, tiba-tiba iringan lagu Marry Your Daughter atas permintaan khusus dari Dylan terdengar.

The Baby ProjectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang