16

2.3K 273 41
                                    

400 readers ya gusti gue meleleh ini teh senang pisan, 500 aing guling guling kali.

"Hyunjin" kata gue mengintrupsi hyunjin.

"Kenapa?" Katanya sambil menatap gue.

"Di sebrang" kata gue sambil menunjuk kedai ice cream dengan dagu.

Hyunjin mengikuti arah yang gue maksud, mengerutkan kening, lalu gue bisa melihat jelas sudut bibirnya tertarik ke pinggir.

"Ael, kalo gue minta kesempatan kesekian lo kasih ga sih?" Kata hyunjin sambil mengalihkan pandangannya ke gue, menatap lekat mata gue.

Gue teliti di matanya, mencoba mencari kebohongan. Gue masih takut untuk memulai. Gue tidak siap jika harus kehilangan lagi. Gue sudah sering kehilangan.

Sebelum hyunjin datang dengan segala perbuatannya yang berpotensi membuat perasaan gue melunak, gue sering ditinggalkan. Karena gue tidak pernah bisa meninggalkan.

Kadang sesuatu yang sering, bukan membuat terbiasa. Tapi membuat enggan mengalaminya lagi, entah karena lelah, takut dan lain sebagainya.

Gue diam, membalas tatapan hyunjin. Tidak kalah tajam. Sampai hyunjin menjentikan jarinya di depan wajah gue.

"Ael gue perlu jawaban kali ini"

"Gue ga bisa jawab sekarang hyunjin"

Karena memang ini terlalu singkat untuk gue benar benar yakin sama hyunjin. Baru 2 hari, walaupun memang itu penuh dengan tindakan bukan ucapan atau serentetan kalimat yang memang gue ga suka.

"Gue ngerti, ini terlalu cepat" kata hyunjin meraih kedua tangan gue, mengelusnya pelan dengan kedua ibu jarinya.

"Tapi gue harap, gue masih punya kesempatan" kata hyunjin lagi yang semakin mengeratkan genggamannya.

Gue hanya membalas dua kalimat dari hyunjin dengan senyuman. Gue masih bingung ingin menjawab bagaimana. Gue munafik kalau gue bilang gue belum bisa buka hati, sudah gue buka dari awal. Tapi hati gue belum membiarkan hyunjin benar benar masuk. Gue masih ragu.

"Hyunjin hujannya berhenti, ayo pulang" kata gue yang melihat langit berhenti menurunkan butiran-butiran air yang membuat gue dan hyunjin berhenti disini dan memulai pembicaraan yang gue ga begitu suka.

"Ah iya, ayo" kata hyunjin sambil melepaskan genggamannya di tangan gue.

Kita menaiki lagi motor sport hitam milik hyunjin. Menikmati angin malam. Menikmati wangi hyunjin yang gue hirup dari pundaknya, karena kali ini hidung gue yang sedang diam di pundaknya. Baru sebentar, gue tidak sedang mengelapkan sesuatu apapun ko gue benar benar ingin menghirup aroma yang dua hari ini selalu gue hirup dengan jelas oleh indra penciuman gue.

Kali ini bukan kedua tangan gue yang di depan perut hyunjin, tapi tangan gue dan hyunjin. Yang sedari tadi tidak berhenti hyunjin eratkan. Gue nyaman sama posisi ini. Gue mohon biarkan gue bisa merasakan seperti ini lagi. Jangan biarkan hyunjin meninggalkan gue lagi.

Gue tau ini baru dua hari, tapi apa salah kalau gue mulai nyaman? Gue juga baperan, sama seperti perempuan di luar sana.

Kenapa ya gue dan hyunjin kalau diatas motor ga pernah ada pembicaraan? Hanya seolah saling menikmati. Hanya. Gue gatau apa hyunjin semenikmati gue. Gue hanya mengira. Pernah deng dulu hyunjin manggil gue tapi gue ga nengok nengok karena ga kedengeran. Ya tau sendiri motornya berisik. Berakhir turun dari motor dia ngambek ga gue tanggepin. Akhirnya sampai saat ini gue dan hyunjin ga pernah ada pembicaraan di atas motor. Banyak yang ganggu.

Sampailah gue dan hyunjin di rumah gue. Ini jam berapa ya? Jam setengah 8 kali ada lah. Gue ga ngantuk tapi, kan tadi tidur lama. Biasanya jam segini gue udah nguap sekali dua kali.

"Ael, kunci" kata hyunjin begitu kita sampai di depan pintu.

"Eh iya, nih" kata gue sambil memberikan kunci rumah, hyunjin yang buka.

Beneran deh gue berasa pasutri sama hyunjin. Apa nanti ada cerita mantan tapi menikah ya? Haha ga deng.

Gue langsung menjatuhkan diri di sofa depan tv, lalu menyalakan tv. Gue streaming film gitu. Badmood sih pengen leyeh leyeh. Mau tau hyunjin dimana? Ini tiduran di samping gue. Ikut nonton film, karena ini film action. Gue sama hyunjin suka film action.

Kita khusyu banget sama film dan cemilan yang memang selalu tersedia di meja depan sofa yang gue dudukin. Masing masing pegang satu toples. Kita nonton black panther. Gue memang ga sempet nonton di bioskop waktu itu, eh kayanya hyunjin juga engga. Soalnya dia serius banget ini nontonnya. Gue ga merhatiin hyunjin ko, kelihatan aja.Sampai film abis, dan kita nguap barengan haha. Udah pada ngantuk.

"Bobo yu el" ajak hyunjin

"Lo di kamar kak millard ah" kata gue

"Iya lah serah, ngantuk gue"

Gue pun langsung beranjak dan menaiki tangga, yang diikuti hyunjin. Kita masuk ke kamar yang berbeda. Gue gamau satu kamar sama hyunjin ah, takut. Takut baper, ini gue udah baper soalnya.

Tidur gue adem ayem sampai gue terbangun karena gue mimpi. Gue mimpi gue kejebak gitu di hutan, ada setan ada macan ah pokonya maju mundur kanan kiri gue kena lah. Gue bangun dalam keadaan keringetan banyak banget. Dan gue takut bukan main. Gaada pilihan, gue harus ke kamar yang ditempatin hyunjin.

Gue ga mikir dua kali untuk menghampiri hyunjin. Memang gatau mimpinya nyata banget.

"Hyunjin gue tidur disini ya gue takut" kata gue sambil menggoyang goyangkan tubuh hyunjin.

"Hmm" katanya

Ga babibu gue naik ke kasur dan tidur di sebelah hyunjin. Gue bodo amat sekarang sama wajah teduh hyunjin kalau tidur. Gue takut, tapi ngantuk. Jadi gue langsung tidur. Belum sepenuhnya gue tidur gue sudah merasakan tangan melingkar di pinggang gue, gue hafal lah ini tangan hyunjin. Gaakan gue tolak, gue memang butuh teman ko.

Berakhirlah gue yang tidur dalam pelukan hyunjin. Dan bangun tanpa melihat wajah teduh hyunjin ketika tidur. Kali ini yang gue lihat ketika bangun adalah hyunjin dengan senyum lebarnya dan sapaan selamat paginya untuk gue.

"Morn aerilyn"

"Hmm morn too" jawab gue yang masih setengah sadar.

"Bangun, cuci muka, sikat gigi, sarapan udah gue siapin di bawah" kata hyunjin sembari menarik tangan gue menyuruh gue bangun.

Gue menuruti perintah hyunjin tadi. Satu per satu sudah gue lakukan. Terakhir, disini gue di depan hyunjin yang sedang mengoleskan selai ke roti. Hari hari gue didominasi oleh hyunjin. Kak millard belum pulang gatau kemana. Jadi gue masih berdua sama hyunjin.

Kita sarapan. Lima belas menit, selesai. Bibi dengan sigap membereskan bekas sarapan gue dan hyunjin.

"Lari yu" ajak hyunjin.

"Lagi?" Tanya gue.

"Yaudah, gym aja deh"

"Nah kuy"

Gue pun ganti baju dengan setelan olahraga. Ga yang terbuka, standar lah. Gue dan hyunjin naik motor ke gym, aga jauh soalnya. Baru gue sama hyunjin sampai gym, mau masuk. Eh ketemu hyeyeon. Dan kali ini hyunjin narik tangan gue lagi ditambah ngajak gue naik motornya lagi dan kita cabut.

Gue gatau mereka ada masalah apa. Gue juga belum berani nanya ke hyunjin, takut disangka terlalu ngurusin atau gimana. Berakhir otak gue sibuk perang mengemukakan berbagai pendapat. Jadi ada apa antara hyunjin dan hyeyeon? Kenapa gue ga ingat apa apa?

MAAP YA SEMALEM AKU KETIDURAN PADAHAL TINGGAL PUB BANGET ITU TEH
GENK, VISUAL AERILYN COCOK GA SIH SAMA HYUNJIN?

jel
100718

MANTAN ❌ Hwang Hyunjin [akhirnya, TAMAT].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang