Author's
Sudah terhitung 10 bulan semenjak kepulangan hyunjin, ael, dan keluarga mereka dari new york. Sudah terhitung 10 bulan juga ael dan hyunjin menjadi sepasang kekasih. Bicara bagaimana mereka bisa bertahan selama ini, mungkin dewasa menjadi alasan yang dominan. Keduanya mengerti harus apa dan bagaimana jika terjadi sesuatu.
Dengan waktu yang tidak singkat itu, siapa yang tau salah satu dari mereka menyimpan luka. Sendirian, tanpa berbagi. Memilih berdiam diri, menutup mulut dan terkadang menangis dalam diam. Seperti sekarang, seorang gadis tengah menatap mentari yang sebentar lagi terbenam di rooftop rumahnya. Ditemani mata yang sudah menampung sedikit air yang siap untuk menetes. Entah apa penyebabnya, mungkin sama seperti terakhir kali. Lelakinya lagi.
Aerilyn's
jadi am i yours hyunjin?
atau is she yours?Serentetan pertanyaan mengusik ketenangan yang baru kurang dari setengah jam yang lalu gue dapatkan. Penyebabnya masih sama, satu hal. Sejak memutuskan menjadi kekasih hyunjin, satu hal yang selalu membuat ketenangan gue terusik. Merasa dinomor duakan, merasa seperti bukan miliknya sering gue rasakan. Mungkin memang gue yang kekanakan, sehingga berfikiran seperti itu.
Tapi, gue ingin bertanya dan meminta pendapat. Kalau cowo lo tiba tiba 'yang aku mau jalan dulu sama siitu ya' yang notabenenya perempuan, lo semua akan bagaimana? Lalu selanjutnya 'yang kita jalannya bertiga ya, aku ada janji mau traktir dia soalnya' lo akan diam aja tanpa merasakan sakit kah? Gue yakin, mayoritas akan sakit, setidaknya sedikit.
Mungkin memang salah gue yang ga pernah memutuskan untuk terbuka dengan hyunjin perihal masalah tersebut. Tapi memang gue bukan tipikal seperti itu. Dulu, ketika gue dan hyunjin baru seumur jagung ada kali hyunjin jalan dengan hye setidaknya minimal dua minggu sekali. Pernah juga gue jalan bertiga, hyunjin auto senangnya dalam hati tapi gue auto gedek dalam hati. Sebelum gue tiba tiba berubah sikap, tiba tiba bertanya 'hyunjin kalau kita temenan lagi bisa ga ya?'
Dia pergi, tanpa menjawab pertanyaan gue. Selanjutnya dia ke rumah menemui gue membicarakan yang barusan gue lontarkan, bertanya salah dia dimana. Tapi ga gue jawab, gue ingin dia menyadari salahnya sendiri. Beruntung semenjak itu dia lebih banyak menghabiskan waktu bersama gue, ga tau kalau di belakang gue hehe.
Sebelum hye benar benar membutuhkan hyunjin, dia anemia kronis. Penyemangat hidupnya hyunjin, gue bisa lihat jelas dari sorot matanya tepat 2 hari yang lalu. Ketika hyunjin tiba tiba menarik tangan gue paksa ke dalam mobil dan melajukan mobil dengan sangat cepat, dilatar belakangi gue yang hanya diam ketika bertemu dia. Seperti biasa, hyunjin ikut diam berfikir dimana salahnya. Beruntung lagi dia menyadari, sebulan terakhir jarang komunikasi tanpa alasan yang jelas membuat gue muak dengan hyunjin.
Tetap mengantar dan menjemput gue sekolah, tapi setelahnya dia pamit. Terlihat buru buru, satu bulan terakhir dia selalu seperti itu. Gue pernah menanyakan bagaimana hye dimata dia, jawabannya hanya berharga sama seperti kamu tapi dia tidak ingin aku miliki seperti berhargaku yang ini. Gue bercerita ke bunda, tapi malah gue yang dimarahi katanya kamu overprotectif banget sih. Padahal gue hanya ingin menjaga milik gue, agar tidak hilang atau diambil orang.
Hyunjin juga kebutuhan untuk gue, tapi sayang hye lebih membutuhkan hyunjin dibandingkan gue. Kalau memang gue serahkan saja hyunjin untuk hye apa gue akan baik baik saja?
KAMU SEDANG MEMBACA
MANTAN ❌ Hwang Hyunjin [akhirnya, TAMAT].
Fanfictugas gue selesai sampai disini el, lo harus bahagia atau gue ga maafin diri gue sendiri #8-ex 08 jul 18 #4-straykids 02 des 18 #6-hwanghyunjin 02 des 18 #4-hwanghyunjin 09 des 18 #3-hwanghyunjin 10 des 18 #3-hyunjin 03 mar 19 #2-hyunjin 08 mar 19 #...