Hari itu, percakapan gue dan ael sampai disitu. Gue telepon lagi malamnya, nomornya ga aktif. Snapgram juga gaada, padahal biasanya dia kalau pergi pergi kemana ngesnapgram. Eh ralat, waktu pergi sama gue engga hehe. Kenapa? Ya gue juga gatau. Nanti gue tanya ya kalau ingat.
Ini sudah hari ketiga, gue membujuk papa dan mama untuk mengizinkan gue ke New York menyusul ael. Tapi selalu sama jawaban yang gue terima, bareng papa mama aja deh ka nanti papa cek dulu bisa cutinya hari apa . Padahal kan gue sudah bisa menjaga diri. Gue juga sudah bosen nanya tiap papa pulang pa jadi gimana tanggal berapa?, gaada hasilnya. Selalu, bentar dong ka papa cape ini baru pulang juga. Mau chat bunda, yang terakhir aja ga di read gimana gue mau chat lagi. Memang lagi pada fokus menikmati liburan kali ya.
Dan suara mobil yang memasuki pekarangan rumah gue mengintrupsi, biasanya gue akan buru buru ke bawah untuk sekedar bertanya jadinya tanggal berapa? Tapi kali ini gue akan diam aja, cape gue diphpin papa sendiri. Belum lima menit, papa tiba tiba ada di depan pintu kamar gue. Lalu memandangi gue dari kanan ke kiri sampai depan ke belakang.
"Heh bucin, prepare sana malam ini kita berangkat"
"Paa please bercandanya yang bener" kata gue yang makin malas sama papa.
"Sebelum papa berubah fikiran"
"Oh serius, yaudah caw susul aelku ea"
"Papa inget inget perasaan mama kamu ga pernah ngidam aneh aneh kenapa bebentukan kamu gini ya nak?"
"Ku rasa ku sedang dimabuk" kata gue nyanyi, ku ingin mereceh ini tuh.
"Cinta" kata papa tiba tiba menyauti.
"Dimabuk ael yey" kata gue.
Papa hanya mengedikan bahu lalu berlalu dari kamar gue. Rejeki nih, atas kesabaran gue akhirnya as finally ku susul cintaku ke new york. Anjir bucin banget gue kenapa ya? Gatau sih gue juga, udah dibilang gue sedang dimabuk ael. Sebenarnya gue sudah packing dari sejak telepon gue dan ael terputus kala itu. Karena ekspektasi gue ya gue akan diizinkan dan langsung berangkat aja, tapi ya gitu ekspektasi itu ga seindah realita. Boro boro indah deng.
Gue daritadi bolak balik kamar papamama dan kamar gue. Ini sudah satu jam masa iya packing lama bener ya tuhan. Biasanya aja 15 menit beres, niat bikin adik apa ya buat gue agar panggilan kakanya resmi. Halah. Sampai udah cape gue bolak balik kaya setrikaan, akhirnya mama papa keluar juga. Tapi ketika gue lihat ko bibirnya, euu. Gue sudah mengerti sih mereka habis ngapain. Fix ini balik dari new york gue punya adik.
"Yu ka, menyusul cintamu?" Kata mama.
"Alay mama" kata gue.
"Kamu juga bucin"
"Daripada nakal mending bucin kan?"
"Iya juga sih"
"Udahan, kuy caw" kata papa menggaet tangan gue dan mama. Kopernya dibawakan supir.
Di mobil, gue berasa lagi interview mau kerja gitu loh. Ditanya mulu. Padahal gue juga bingung mau jawab apa.
"Ka emang kamu tuh pacaran sama ael?" Papa.
"Engga" kata gue.
"Oh lagi berusaha?" Masih papa.
"Gitu deh" kata gue.
"Tapi ya ka, jodoh mah gaada yang tau loh" papa lagi.
"Mama aja sama papa ya, papa pacaran sama sahabat mama eh malah nikah sama mama" kata papa meneruskan omongannya dengan jeda tadi."Jangan pacaran, kalau laki mah lamar ka" kata mama tiba tiba.
"Iya ya ma, kaya papa?" Kata papa.
"Apaan orang papa mah simami yang dateng ke rumah mama" mami tuh nenek gue ya. Ibunya papa.
"Yaudah kalau gitu aku juga mama aja ke rumah ael ya ga?" Kata gue sambil nyengir.
"Sekolah dulu yang bener" kata papa sambil menoyor halus kepala gue.
"Nah, kalau sekarang ael mau kamu kasih makan apa?" Kata mama.
"Masakan mama lah" jawab gue yakin.
"Ka sumpah deh mama tuh ga ngidam aneh aneh pas hamil kamu" papa.
"Kamu pintar nak" kata mama sambil tersenyum sangat lebar.
Ga terasa ini mobil sudah berhenti di parkiran airport. Kita pun menyudahi perbincangan random tadi dan langsung mendorong koper masing masing lalu berjalan memasuki airport. Gue daritadi berasa nyamuk, mama dan papa gue gandengan di depan gue. Gue juga gandengan, sama koper. Untung gue tabah ya karena mau ketemu ael.
Gue ga ngabarin tapi, biar suprise aja. Gue tau ko dia nginep dimana, gue sudah tanya bunda ketika ael memutuskan telepon dengan gue. Ya finalnya bunda tidak lagi membalas chat gue, terakhir gue bertanya bunda ael sudah di hotel belum?. Dan gaada jawaban. Yasudah gue mengerti, gue kan memang pengertian.
Duduk sendirian, ditemani lagu nothing just like us yang langsung terputar ketika gue menekan tombol power. Gue tiba tiba membayangkan, bagaimana kalau sikap ael yang seperti ini ke gue akan berlangsung lama dan bersamaan dengan perasaan gue yang sudah mulai lelah untuk berusaha. Apa gue akan tetap berusaha mendapatkan ael lagi atau justru gue menyerah?
Gue buru buru membuang fikiran gue itu lalu memutuskan menonton film, ant man. Gue menikmati filmnya, itung itung merefresh otak gue yang dipenuhi negative thinking. Sampai gue memutuskan menarik selimut dan tertidur, berharap bertemu wanita gue di dalam mimpi. Tiga hari tidak bertatap muka membuat gue rindu.
Gue terbangun karena mama menggoyang goyangkan tubuh gue.
"Kaa sudah sampai ini""Hmm" kata gue sembari mengucek mata.
Lalu gue menuruni tangga pesawat dan menuju aitport dan ke bagian bagasi untuk mengambil barang barang gue. Dan setelahnya langsung menaiki mobil yang sudah dipersiapkan papa sepertinya. Karena begitu gue keluar airport sudah ada mobil ini.
Kita sudah sepakat menginap di hotel yang sama dengan ael. Supirnya sudah tau dimana letak hotel itu. Ga butuh waktu lama, sudah sampai. Begitu gue turun, ya jodoh pasti bertemu. Sayangnya sijodoh dengan orang lain.
Ael di depan mata gue sekarang, sedang bersama dengan seorang lelaki yang ga gue kenali. Mereka tertawa sedari tadi, sepertinya ael mengantarnya pulang. Karena baru saja gue lihat mereka saling melambaikan tangan dam lelaki itu meninggalkan ael.
"Ael" sapa gue sambil tersernyum.
Dia mengerutkan dahi, gue dekati dan matanya membulat sempurna. Kemudian ketika jarak kita tinggal beberapa langkagt, gue bisa melihat jelas senyumnya yang ga bisa gue artikan. Tapi tak lama senyumannya berganti benar benar manis, lalu dia berjalan mendekati gue. Gue sudah ancang acang merentangkan tangan. Eh ditepis dan dia melanjutkan jalannya. Ketika gue lihat ke belakang, eh menyapa mama dan papa. Gue gapapa gue tabah.
Akhirnya gue memutuskan memasuki hotel sendirian, kembali lagi ke realita tidak seindah ekspektasi. Gue ternyata hanya rindu sendiri, rindu gue tidak berbalas. Gue gapapa tapi, benar benar gapapa. Gue hanya takut peribahasa batu yang lama lama ditetesi air akan hancur juga memiliki arti sikap ael yang terus terusan begini ke gue finalnya menghancurkan perasaan gue. Yang selama lima tahun ini selalu ada, atau mungkin justru sejak tujuh tahun yang lalu. Ketika gue dan ael pertama kali dekat.
KU MENUNGGU 1K READERS HEUHEU
SEBELUMNYA TERIMAKASIH DULU DARI AKU UNTUK YANG SUDAH MAU MEMBACA SEKEDAR 2 CHAPT DARI FF INI HUAAA TAPI GUE MENGHARAPKAN SEKALI KALIAN SEMUA BACA SAMPAI TAMAT WKWK
KAMU SEDANG MEMBACA
MANTAN ❌ Hwang Hyunjin [akhirnya, TAMAT].
Fanfictiontugas gue selesai sampai disini el, lo harus bahagia atau gue ga maafin diri gue sendiri #8-ex 08 jul 18 #4-straykids 02 des 18 #6-hwanghyunjin 02 des 18 #4-hwanghyunjin 09 des 18 #3-hwanghyunjin 10 des 18 #3-hyunjin 03 mar 19 #2-hyunjin 08 mar 19 #...