38

1.5K 170 32
                                    

Tak ada penyesalan kali ini, mau tidak mau, suka tidak suka, apa yang mestinya dilepaskan memang harus dilepaskan. Entah seberat apa nantinya jika bicara tentang melupakan, tapi laki laki yang baru saja harus melupakan ini hanya mendoktrin dirinya untuk mengikhlaskan apa yang harus diikhlaskan, melepaskan apa yang harus dilepaskan.

Hyunjin's

Setelah dari rumah ael, gue sempat mampir dulu ke sederet tempat yang dulu pernah gue kunjungi bersama dia. Gue akan pindah ke tanah pasundan, dengan lingkungan yang baru gue berharap bisa melepaskan semua perasaan gue yang dirasakan di kota metropolitan ini.

Kenangannya biarkan tetap mengembara di ingatan gue, tapi rasa sayangnya ga bisa selamanya selalu disini. Dimanapun, kapanpun, siapapun, tentang menyayangi sendirian itu sesakit itu. Ya gitu gue ga bisa jelaskan bagaimana sakitnya, mungkin nanti kalian akan merasakan. Tapi gue tidak mendoakan.

Gue gatau sampai kapan gue bertahan dengan harapan gue dan ael akan seperti dulu lagi, mungkin sampai diri gue sendiri merasa cukup. Tapi gue harap kali ini hati gue tidak lagi labil dalam menentukan pilihan, tidak lagi berpindah dari A ke B.

Semua gue jajahi, dari mulai cafe sampai terakhir di rumah pohon. Gue sudah seperti anak ga punya rumah, beres dari tempat ini ke tempat itu dan terus seperti itu di empat hari terakhir ini. Begitulah cerita perjuangan gue, berusaha menemukan yang seharusnya tidak lagi gue cari.

Saat ini gue memutuskan, meninggalkan metropolitan dengan setumpuk kenangan. Berpindah ke pasundan dengan halaman baru, tetap dengan perasaan yang masih sama. Secepatnya akan gue lepaskan, tapi bolehkah gue mendoakan dari jauh dan berharap yang terbaik untuk kita yang dulu pernah ada?

Sampai di rumah gue mulai mempersiapkan apa yang seharusnya menyibukan diri gue belakangan ini, bukan tentang mencari seorang gadis tapi mempersiapkan segala hal tentang pendidikan gue yang akan gue lanjutkan. Sekali lagi, gue tidak menyesal selama tiga hari memutari beberapa jalan dan mengunjungi beberapa tempat, justru dengan itu gue puas. Puas mencari, puas berjuang yang tidak menghasilkan.

"Kaa, ada temennya" kata mama yang tiba tiba memasuki kamar gue.

"Suruh masuk aja" demi tuhan gue berharap ini ael.

"Hyunjin" suara cewe ini, tapi gue ga berani nengok.

Sampai akhirnya pundak gue ditepuk.
"Hyunjin, ini gue hye" wah jauh dari ekspektasi ya.

"Ah iya, kenapa?" kata gue datar.

"Gue mau bicara, lo lagi sibuk?" katanya.
padahal bisa liat sendiri ya gue lagi kerja, beberes sih.

"Engga, asal ga lama ayo tapi disini aja"

"Oke jadi" kata katanya terputus, dia terlihat berfikir harus mulai darimana.

"Kenapa? Lo mau minta maaf karena sewaktu terakhir gue mengunjungi lo di rumah sakit lo meminta ael untuk meninggalkan gue?" kata gue bersungut.

"Gue gatau kalau ternyata lo ga benar benar pergi menjauh membiarkan privasi gue dan ael, tapi inti dari pembicaraan gue masih satu hal dengan itu mungkin berbeda peristiwanya, gue ga lagi membicarakan yang dulu" katanya santai, tanpa dosa.

"Langsung aja" jawab gue.

"Oke, jadi gue tau lo lusa ke bandung"
"ITB kan?"
"Gue gaakan lagi ganggu lo, ga lagi lagi akan di sebelah lo"
"Mungkin terlambat, tapi sekarang gue sadar diri gue gabisa memaksakan apa yang gue mau"
"Seperti lo, gue mau lo tapi memang ga mampu gue gapai"
"Terhitung sejak pembicaraan gue dengan ael di rumah sakit itu gue memantau kalian, dan gue selalu menghubungi ael"
"Gue ga berniat seperti seorang pshyco, tapi mungkin ketika membaca setiap kalimat yang gue kirim itu tidak jauh dari pshyco"
"Gue tau kalian dimana dan lagi apa tiap saatnya"
"Gue kira, gue akan cepat mendapatkan lo dengan begitu tapi nyatanya ga gitu"
"Sampai ael terus mengulur waktu dan sekarang benar benar melepas lo, gue ga bisa menggapai lo"
"Gatau kenapa setelah melihat gimana berantakannya lo belakangan ini membuat gue merasa bersalah sama lo, terutama ael juga"
"Gue ga akan mendengar jawaban lo yang pastinya umpatan, tapi gue hanya minta maaf pernah mendesak ael melepas lo dan sampai membuat dia melepas lo beneran"
"Gue pergi jin, gue pamit, gue minta maaf, makasih"

MANTAN ❌ Hwang Hyunjin [akhirnya, TAMAT].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang