11

983 105 76
                                    

"Kris jangan terlalu keras gitu ah sama anak" Kris gak ke kantor dan lebih milih nyelesain semua tugasnya diruang kerjanya dia di rumah.

Asli kalau Kris kaya gini yang kena imbas satu rumah gak terkecuali Yara juga lah biasa tidur peluk-pelukan Kris kaya gini yang ada malah punggung-punggungan udah irit ngomong tambah kaya gini yaudah lah makin seperti dunia harus diem aja kalau Kris gini.

"Hey, kenapa? Ko disini?" Kris dengan tanpa rasa bersalahnya natap Yara yang baru masuk ruang kerjanya, padahal Yara udah susah payah buat pulang dulu dan ngajak Kris makan siang bareng, sekalian mau bicarain masalah Wooseok kemarin.

"Gak seneng? Yaudah." Yara malah ngancam Kris, mulai jalan lagi ke arah pintu Kris keliatan ragu buat nahan Yara antara gengsi tapi butuh Yara juga. "Gausah" kata Kris ngebuat Yara ngebalik dan naikin satu halisnya.

"Disini" Kris jalan ke arah sofa setelah sebelumnya nyimpan semua alat gambarnya.

"Kamu belum makan" Yara sekarang lebih milih ngasihin Kris makanannya dulu masalah Wooseok bisa udah ini, Yara juga setengah gak tega liat Kris apalagi Wooseok serba salah posisi Mommy Yara itu.

Dan sebenarnya kalau harus bilang Mommy Yara gak terlalu sepaham sama Kris, apa yang anak mau ya itu yang bakal jadi prioritas Yara tapi namanya Kris, Kris cuma takut gagal ngedidik anak dia gamau anaknya malah ngulangin kesalahan dia dulu cukup simple tapi penyampaian Kris yang salah ke Wooseok.

"Enak?" Kris ngangguk, "Aku simpen yang Wooseok di meja makan dia gaada dirumah, punya Guanlin aku anterin ke sekolah" Kris yang ngedenger kata-kata Yara nyimpen sendok yang dia pegang dan milih untuk minum satu dua teguk.

"Sementara aku sita semua fasilitas Wooseok, kartu kredit, atm, mobil. Kecuali atm pribadi dari penghasilan dia" Kris berujar santai tapi gak buat Yara dia langsung melotot kaget dan natap Kris gak percaya.

"Kamu apa-apaan sih?!" bentak Yara "Bukannya bikin anak nurut sama kamu Wooseok malah makin berontak dan pengen lepas dari zona amannya dia!"

Kris ngeliat Yara gak percaya, satu-satunya yang dia pikir bakal ngebantuin dia dan bilang ke Kris semua hal untuk bikin Wooseok setuju apa yang dia mau malah kaya gini.

"Ay please, gak kamu juga!" kata Kris frustasi, Yara ngusap wajahnya kasar dia masih gak percaya Kris ngelakuin sejauh ini, semarahnya Yara gabakal dia nyabut semua fasilitas anak-anak.

Karna bagi Yara apa yang udah ada di tangan anak-anaknya itu mutlak punya mereka gak ada campur tangan Kris atau Yara.

"Balikin semuanya ke Wooseok"

"Ay"

"Gak kaya gini Kris!"

"TERUS KAYA GIMANA?!" Bentak Kris keras, bahkan Kris naikin suara dia ngebuat Yara malah makin shock sama apa yang Kris lakuin tadi, Yara mundur perlahan dari duduknya, dia takut sebentar lagi Kris bakal lebih jauh dari ini.

"Ay sorry, aku gak stabil sekarang" Kris ngehela nafasnya panjang sebelum nutup kedua wajahnya dengan tangan.

"Aku takut kalau kamu kaya gitu, apalagi Wooseok apa yang bakal dia pikir tentang daddy nya. Please Kris gak kaya gini." perlahan Yara narik tangan Kris yang tadi nutupin wajahnya, genggaman tangan Yara cukup lama.

"Gak kaya gini, bicarain lagi semuanya sekali lagi dan aku bakal ada disana buat kalian, ya?" bujuk Yara, Kris memilih diam dan sekali lagi menghela nafasnya panjang.

"Gak kaya gini, bicarain lagi semuanya sekali lagi dan aku bakal ada disana buat kalian, ya?" bujuk Yara, Kris memilih diam dan sekali lagi menghela nafasnya panjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[1] Pengkolan 12 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang