"Sandara please!" Kai nutup buku bacaannya kemudian melepas kacamata bacanya "China Wedding yang kamu kemarin mau aja ngabisin uang yang gak sedikit, sekarang apa? Party Kino, nyewa club? Bar?"
"Gaada salahnya kan?"
Kai nyandarin duduknya ke kursi kerjanya, semaleman dia gak tidur karna kerjaan dan pagi-pagi malah disuruh debat sama istrinya sendiri sama hal yang menurut Kai gak penting.
"Mau jadi apa Kino kalau kamu didik dia kaya gini? Jadi anak yang bisanya cuma foya-foya ngabisin uang orang tuanya? Yang akhirnya gaakan bisa mandiri!"
"Dia anak kamu Kai!"
"Dan aku gak pernah mau anak aku di didik pake cara kaya gini!" Kai berucap serius yang malah ngebuat Dara senyum remeh.
"Aku yang udah ngedidik semua anak aku! Aku yang tau gimana mereka belajar, aku yang nemenin mereka ngerjain semua tugas mereka, aku yang tau ketika mereka butuh les privat dimana dan sekarang kamu bilang cara yang kaya gini?"
"Ra please aku gamau bahas semuanya sekarang!" Kai bicara dengan nada pelan kemudian menutup wajahnya lelah.
"JAWAB AKU KAI!"
"STOP DARA STOP! AKU CAPE DAN KAMU MALAH BIKIN AKU MUAK SEKARANG!" Bentakan Kai cukup buat Dara kaku dan ngeliat Kai takut, jarang bahkan hampir gak pernah buat Kai ngebentak Dara sekeras itu, Kai bahkan ngegebrak mejanya dan berdiri sekarang menatap Dara cukup marah.
"Oke. I understand, you don't even love me anymore." Dara berucap pelan lalu segera keluar dari ruangan kerja Kai.
"Mam..." belum sempat Kino bicara, Dara lebih dulu pergi dari hadapan anak sulungnya.
Iya, Kino denger semuanya bahkan dari pembicaraan awal mereka Kino ada di balik pintu ruangan kerja Kai dan Kino juga cukup paham sekarang his family is truly changing now, it won't be the same again.
Kino sakit hati? Mungkin. Padahal Kino juga gak pernah minta semua fasilitas yang dikasih orangtuanya liburan mewah, barang branded, kredit card, atm selama ini itu Kino anggap hadiah, karna semua prestasi juga pencapaian dia tapi apa foya-foya? Ngabisin uang orangtua? Kino bahkan punya penghasilan sekarang walau gak sebesar penghasilan Kai jelas.
Bahkan niat Kino keruangan Kai untuk minta ijin kalau dia bakal buat party nya sendiri dengan uang dia sendiri.
Gaada alasan lagi Kino untuk ada di depan ruangan Kai, bahkan bicara sama Papinya aja Kino terlalu males, Kino turun ke dapur dan ngebuka kulkas ada cake kecil dengan tulisan happy birthday di atasnya, Kino senyum kecut.
"Palsu" ucapnya tapi tetep Kino ambil satu potongan sebelum meletakannya lagi di kulkas "Otw nih? Adek gue udah berangkat dari jam 7" telfon Kino ke Yuto
"Lo mobil sendiri?" Tanya Yuto
"Yoi, ini malem juga kayanya gue gaakan balik" balas Kino sambil berjalan ke arah luar rumah menuju mobilnya.
"Your party? Kaya punya cewe aja lo bangsat" ledek Kino
"Ikut kagak?" Tawar Kino
"Aturlah, gue juga mobil sendiri tau si ucok" jawab Kino
"YO!" Sapa Wooseok, Kino hanya melambaikan tangannya kilas.
"Bareng gue ni bocahnya depan gue"
"Oke, ketemu di sekolah" jawab Yuto, Kino langsung menutup telfonnya dan menyerahkan kunci ke Wooseok
"Lo yang nyetir bos"
"Yakin nih pake yang ini?"
"Yakin lah gue bawa kuncinya ini mobil" Kino lebih dulu masuk ke mobil dengan merk ferrari itu jelasnya type 458 mobilnya Kino sejak 4 bulan lalu, dikasih Kai katanya ngeganti mobil dia yang waktu itu ancur karna kecelakaan.