Dara udah sampai di rumah sakit bahkan udah di depan pintu UGD ditemenin Dinda istrinya Lay yang emang dokter kepala di UGD bahkan katanya Dio juga yang Direktur rumah sakit lagi turun mau nyamperin Dara tapi udah hampir setengah jam belum ada kabar apa-apa dari Kino sampai gak lama kemudian malah telfon dari sekolahnya Woojin.
"Halo? Anak saya yang pertama udah datang?" tanya Dara
"Maaf bu Woojin kami bawa dengan kendaraan guru disini, sampai sekarang anak ibu belum datang nanti bisa dikasih tau kalau Woojin sedang dalam perjalanan kami khawatir sama kondisinya" Dara cuma bisa ngegigit bibirnya panik separah itu kondisi Woojin sampai gurunya ikutan panik, setelah Dara ngejawab Dara nutup telfonnya dan ngeliat ke arah Dinda.
"Gimana teh?" tanya Dinda
"Dibawa sama mobil guru kesini katanya" jawab Dara, Dinda ngelus punggung Dara "gapapa ko kita bantu disini." Dara cuma ngangguk, Dio udah disana ko cuma gak ikut ngomong aja.
"PASIEN KLL seorang pemuda berusia 19 tahun mengalami robeknya pembuluh darah arteri pada leher dan pendarahan dalam pada perut. 112 TIBA SEBENTAR LAGI PETUGAS MEDIS HARAP BERSIAP!"
Intruksi dari UGD mau gak mau ngebuat Dio juga Dinda yang kebetulan ada di situ ikut siaga dan nunggu ambulan 112 yang nganter pasien yang tadi disebut.
"Teh sebentar yah," Dinda udah mau lari ke arah mobil 112 yang berhenti tepat di pintu UGD kalau gak Dio yang lari duluan "kamu temenin Dara, biar saya" team medis lain sempet kaget juga sebenernya direktur rumah sakit sampai turun tangan langsung sekarang tapi pasien prioritas mereka dengan aba-aba mulai pindahin pasien ke brankar rumah sakit.
"Keadaan berangsur drop, TD 110/60, Nadi 80, GCS 10, diagnosa sementara robeknya pembulu darah arteri di leher sudah kami upayakan di balut dengan perban dan kasa untuk menghentikan pendarahan, lalu di duga adanya pembengkakan hati dan pendarahan dalam karna adanya memar di perut akibat terbanting ke arah daskbor kiri mobil." lapor petugas 112
Dio mulai mengecek dari awal dan tanda vital lalu melihat ke arah leher dimana terjadinya luka yang menyebabkan robeknya arteri "cari dimana arteri yang robek dan tahan dengan tangan" suruh Dio ke dokter residen yang ikut membantu
"Dek? Ini ada dimana?" Dio coba mengetes kesadaran dari pasien
"Om" ucapnya parau, jelas Kino masih hapal wajah Dio walau samar karna rasanya terlalu bising untuk mendengar jelas dan pandangannya yang menjadi kabur perlahan-lahan.
Dio diam sebentar akan ucapan Kino dan melihat jelas ke arah wajah Kino "Kino?" ucap Dio gak yakin, lalu melirik ke arah Dinda yang masih berdiri disamping Dara.
Saat Dio melirik ke arah Dinda jelas Dara ikut melihat pasien yang di dorong menuju ruang UGD dan firasat seorang ibu gak bisa ditipu, Kino pake salah satu jam tangan pemberian Dara dan Dara hafal betul jam tangan itu.
"KINO!!" Teriak Dara lalu berusaha lari ke arah para team medis kalau saja Dinda tidak cepat menahan Dara dari belakang "teh tenang dulu"
"Itu Kino, Din! Lepasin!" Dara mulai histeris, jujur Dinda juga shock saat Dio kasih kode kalau itu Kino kaya habis jatuh tertimpa tangga pula gak cukup Woojin, lagi-lagi harus Kino juga.
"Iya, Iya kita percaya sama Mas Dio yah?" Dara ngegeleng cepet dan langsung lari ke arah UGD. "Yaampun teh!" susul Dinda
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.