(repost) for my beloved; Yuto 2

488 58 6
                                    

Tentu ada yang berubah ketika gue sama dia sepakat untuk bikin hubungan gue sama dia jadi sebuah kata 'kita' akan ada susu ultra milk plain kemasan 250gram setiap paginya di atas meja gue dengan dia yang selalu fokus pada layar handphone juga headset yang kayanya hal wajib untuk Yuto bawa kesekolah.

Yuto
Buang aja kalo lo gamau

"HEH MAKSUD LO APAAN SIH?!" Yuto meringis saat headset yang ada di kuping sebelah kirinya gue tarik paksa. "Apa masih kurang?" tangannya masuk kedalam tas yang dia simpan di atas meja, ngeluarin satu bungkus roti bantal lalu setengah dilempar ke arah gue.

"Udah gih sana sarapan" usir Yuto tapi masih ngebuat gue tetep diam disamping dia, suasana kelas juga mulai rame dan Kino juga gatau kemana dia tiba-tiba ilang pas gue datang buat narik headset nya Yuto. "Ngapain sih lo? Iya nanti istirahat gue temenin makan di kantin. Sana lo!"

Kemudian, akan ada Yuto yang setiap jam istirahat pertama selalu sama gue -karna di jam istirahat kedua Yuto dan kedua kembarannya akan hilang entah kemana. Awalnya cuma ada pop ice dan cemilan lain kemudian kita akan saling diam sampai jam istirahat habis. Lalu akan ada kata terserah disaat gue tanya apa yang Yuto mau. Terakhir tatapan tajam karna baru pertama kalinya seorang Yuto bisa duduk cuma berdua dengan seorang perempuan.

"Mau apa?"

"Terserah"

"Pop ice taro? Coca cola?"

"Pepsi" gue mendengus apa susahnya untuk bilang dia mau pepsi dari awal "yang diblender kasih bubble sama keju" lanjutnya

"Dengan senang hati paduka" saat itu gue pikir harusnya gue jadiin Yuto cuma sebagai partner atau fwb'an tanpa harus pacar yang notabene nya gue keiket sama dia toh tujuan awalnya sama kan bikin Minhyun pikir kalau gue bisa dengan gampang cari yang lain lagi.

"Tunggu" Yuto narik baju seragam gue yang otomatis ngebuat gue mundur "nih pake uang gue pesenan lo juga terserah deh lo mau apaan"

"Lo pikir gue miskin apa?" gue ngeliatin dia dan uang yang dia keluarin gantian "Ini uang hasil kerja gue sendiri, udah lah lo pake aja"

"Gaya amat bahasa lo kerja cuma diem belakang kamera di jepret jepret doang" tapi ujungnya gue ambil uang Yuto dan jalan ke berbagai stan di kantin.

Kok gue? Yuto gak akan mau kaya cowok lainnya dengan dia yang susah-susah pesen, sekalinya dia pesen pasti lama orang kelakuannya cuma diem, diem-diem ngutuk orang.

Hal lain yang berubah ketika gue akhirnya jadi pacar dia. Yuto akan selalu ngejaga apa yang udah jadi milik dia. Meskipun awalnya gue tau i'm nothing saat itu gue cuma kaya benalu yang tiba-tiba bilang kalau Yuto harus jadiin gue pacarnya.

"DEMI APAPUN JUGA HEH CABE ITU COWOK LO BERANTEM SAMA SI KETUA OSIS!" teriak Somi, adek gue yang saat gue kelas 11 dia ada di kelas 10 dan lokasi kelas 10 yang emang ada dilantai bawah.

"No pic hoax" balas gue

"Demi anjir! Lo liat kekawanan cowok lo ada kagak? Enggak kan yaiya lah sekarang masih aduh bacot di lapangan indoor bentar lagi juga adu jotos!" gue natep adek gue pake pandangan nyalang, enteng bener dia ngomong. "Gausah ngada-ngada si Yuto gabakal ngebela gue sejauh itu"

"Halah banyak drama malu-malu kucing hidup lo! Biasanya juga malu-maluin ayo ikut gue!" Somi narik gue paksa ke arah lapangan indoor yang emang ada di lantai satu.

"Lo itu cuma jadiin dia MAINAN LO!" Minhyun maju selangkah ngebuat Yuto otomatis mundur dan nampilin smirk ke arah Minhyun.

Awalnya ini cuma rapat OSIS tentang gimana kampanye para kandidat calon ketua OSIS sampai akhirnya Minhyun sama Yuto yang terus beradu argumen dan akhirnya saling hadap-hadapan.

[1] Pengkolan 12 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang