(19) INTRO

30 11 2
                                    

Enjoy to story'!!

Yap, keadaan sekarang sudah lebih dari kata aman dan sejahtera. Aerlyn pun sekarang sudah mau mengembangkan senyum manisnya kepada semua orang melihat keadaan sang ayah yang semakin lama semakin membaik.

Hahah! Itu cuma sebentar!!~~(author jahat ihhh:')

.
.
Pulang dari makan malam yang menyenangkan memang suatu momen yang jarang terjadi pada sebuah keluarga. Disana kita semua bisa bercanda lepas dan juga bertukar argumen. Suatu anugerah terindah bagi Aerlyn.

Sepanjang malam, Aerlyn tak henti-hentinya menceritakan apa saja yang dia lakukan diluar tadi kepada Laily. Sempat menangis, tapi tangisan ini adalah tangisan dalam artian lain.

"Gue dukung Lo Lyn! Yodahh tidur lagi! Kita musti sekolah besok!!" Decak Laily dalam teleponnya

"Makasi ya! Assalamualaikum!" Kata Aerlyn dengan semangat

"Yap! Waa'laikumsalam!" Telepon yang mulanya berada ditelinga Laily berubah posisi

Pagi hari yang lambok(¿?) agak mendung, hampir mau hujan, langkah Aerlyn lebih dipercepat. Bisa-bisa nanti dijalan hujan turun dan bajunya basah karena guyuran hujan. Semangat membara dihati Aerlyn. Tanpa adanya alasan manapun yang bisa menggoyahkan semangatnya.

"Hai Ly!!!" Sapanya dengan tersenyum

"Widihhh..semangat amat! Abis kebentur ya, pala Lo?" Cibir Laily

"Ya,,hampir bener!!" Gelak Aerlyn

Dion datang dengan senyum manis seperti biasa. Tapi nampaknya senyuman yang ia berikan sedikit berbeda dari biasanya. Lebih seperti senyuman dengan maksud tertentu.

"Napa gitu sih tampang Lo? Masi minum obat-obat aneh itu ya??!" Tanya Laily sedikit tegas

"Yah,, dikit sih! Masi gue minum!" Dion mengusap tengkuknya

"Kan udah gue bilang! Jangan minum kek gituan lagi! Lo mau masuk rumah sakit??" Cetus Aerlyn

"Yah, abisnya gue musti nunggu seseorang! Lah..kiranya yang ditungguin gak dateng! Sia-sia aja gue begadang malam ini! Mana gue ngantuk lagi!!" Dion berjalan ditempat duduknya

Dion berjalan sempoyongan, menguap dengan mulut terbuka lebar dan mata yang sedikit memerah. Aerlyn terdiam, ia tahu kalau orang yang ditunggu Dion adalah dia sendiri. Laily tak banyak bicara, dari tampang, cara bicara bahkan mimik suara sudah Laily rasakan. Dugaannya dengan Dion semakin ia rasakan.

Kelas saat itu sangat hening, entah apa dan mengapa peristiwa unik itu menyinggahi kelas Aerlyn. Lima menit kemudian mulai ricuh. Pengumuman mendadak mampu membuat penghuni dikelas mengeluh.

"Woi!! Semua! Dengerin gue!! Pulang sekolah nanti, gak ada yang pulang! Kita, harus bersih ruang olahraga! Siapa yang berani pulang sebelum tugas selesai, gue bakal buat perhitungan!!" Anya datang dengan pengumuman mendadak

Sebagian besar orang disana berkeluh kesah karena ini sangat mendadak. Bagaimana lagi, ini adalah perintah sekolah. Harus ditaati siapapun.

"Siapa sih yang bikin peraturan kek gini?"

"Gak adil nih! Jatahnya kan bukan kelas kita!"

"Au ahhh...gue mah cabut aja!"

"Mudah-mudahan gue samperin rumah dengan selamat:(("

"Kepala sekolahnya auto sleding!"

Yah...lebih kurang seperti itu. Cuitan kecil netizen yang memenuhi kelas kala pagi menjelang siang itu.

"Lo juga Aerlyn! Awas kalo pulang duluan!" Ancam Anya

Aerlyn hanya memutar bola matanya dengan malas. Tak mengindahkan kata-kata Anya sama sekali. Ia hanya diam dengan diam yang berarti.

Hold Me [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang