(16) SUARA LAMA TERDENGAR LAGI

38 13 1
                                    

Up!!

Hari yang baik untuk Dion. Ia bisa tidur seharian dimobil Arka apalagi tidur dipeluk Aerlyn. Ah..bagi Dion ini adalah suatu yang sangat membuatnya nyaman.

Malam ketika ia bersiap menuju bar. Ponselnya mengeluarkan bunyi memekak dan dilayar tertera nomor tak dikenal. Dion mengangkat telepon dari nomor itu.

"Hallo?" sapa Dion

"Hello Dambi! How are you doing?" cetusnya dengan nada bersemangat

Dion langsung tersenyum gembira ketika mengetahui pemilik suara ini. Paman tersayang yang sudah lama tidak ia jumpai.

"Paman! Oh! Aku senang mendengar paman! Aku sangat merindukan paman!" Dion mengusap matanya yang berair

"Dambi!! Wait for me!" Suara cempreng anak kecil tambah membuat Dion semakin gembira. Theresia adik sepupunya

"Certaily whiz me!!" Dion tertawa kecil

"Dambi, tunggu paman ya! Ini juga sudah menuju Indonesia! Besok pagi mungkin paman akan sampai!" Kata sang paman

"Aku akan menunggu paman! Datanglah cepat!" Dion terharu mendengar semuanya

"I will come soon! Dagh Dambi!" Theresia segera menutup teleponnya

"Haha.. Dambi, nama itu selalu menjadi kenangan manis! Akhirnya paman mau pulang ke Indonesia! Setelah lima tahun pasca orang tua dan kakak ku menghilang!" Dion mengecek galeri dan mengenang kembali masa kecilnya bersama sang paman

Dion langsung berpikir untuk tidak sekolah esok hari, karena bertemu dengan paman harus bisa dirayakan.

"Robert! Hari ini suruh Naina jaga bar! Aku ingin istirahat sekarang!" Kata Dion

"Baik tuan! Akan saya hubungi!" Balas Robert

Malam yang panjang dirasakan Dion, bagaimana tidak? Untuk sekarang, ia hanya duduk dirumah dan tidak melakukan aktivitas apapun.
.
.
.
Sampai pagi tiba, Dion menelpon Aerlyn agar bisa menyampaikan izinnya kepada guru yang mengajar. Sebab, sekarang Dion sedang menunggu paman tersayangnya.

"Kenapa gak dateng?" Tanya Aerlyn sedikit sedih

"Gue musti temenin paman gue dari Amerika! Katain aja kalo gue demam ya!" Cetus Dion

"Oh yaudah! Tapi besok lo kesekolah lagi kan? Sehari ini aja kan?" Sahut Aerlyn

"Iya! Jangan terlalu kangen ya, sama gue!" Celoteh Dion

"Gak laa" Balas Aerlyn

"Yodah! Makasi ya!"

Dion mematikan ponselnya. Terus menatap jam dan sesekali memandang keluar pintu dan membayangkan kedatangan paman dan juga adiknya yang sudah lama tidak bertemu.

Sebuah taksi biru datang, dengan sigap Dion keluar karena taksi itu dari bandara. Memang benar sang paman yang datang. Dion langsung memeluk pamannya dan membawakan koper miliknya.

"Dambi! Aku merindukanmu!" Theresia langsung memeluk Dion

Dion menggendong gadis kecil usia tujuh tahun itu dengan gemas beberapa kali mencium pipi chubby nya.

"Dambi juga! Dan Dambi mau, Theresia tinggal disini!" Dion menyentuh hidung mancung sepupunya

"Hey! Hey! Kau sudah besar ya Dambi! Dan..tampan!" Cetus paman Peter

"Ah paman! Jangan ngomong gitu dong!" Dion sedikit malu

Mereka masuk kedalam rumah megah itu. Peter langsung duduk di sofa karena perjalannya sedikit melelahkan. Sedangkan Theresia, langsung bercerita banyak soal kesehariannya di Amerika.

Cemilan kecil dan secangkir teh hangat yang dibawakan Robert nampaknya bisa menghilangkan letih.

"Hey Robert! Nampaknya kau mengurus rumah ini dengan baik seperti janjimu dulu!" Sahut Peter

"Sepertinya begitu..." Robert mengusap tengkuknya

"Duduklah disini! Dan ceritakan apa saja yang kau lakukan sampai rumah ini bisa kau jaga dengan baik sekali!" Kata Peter

"Robert memang orang yang teratur paman! Bahkan bisa menggantikan posisi paman disini!" Celoteh Dion

"Jangan begitu tuan! Nanti Peter tidak mau datang kesini!" Robert juga berceloteh

"Hmm..dimana Theresia?" Dion menyadari ketidakhadiran Theresia

Dion memeriksa keberadaan Theresia. Ternyata gadis chubby itu tertidur pulas di ranjang Dion dengan wajah manisnya. Dion yang melihat adiknya tidur hanya bisa tersenyum kecil melihat wajahnya yang lucu itu.

"Theresia tidur paman! Dia bagaikan malaikat! Ku rasa dia kelelahan! Tapi, kalau paman juga capek, paman bisa tidur saja dulu!" Kata Dion

"Haha..buat apa paman jauh-jauh menemuimu hanya untuk tidur disini?" Sahut Peter

"Kalau begitu maukah paman mampir ke bar malam ini? Kebetulan, Naina juga berjaga malam ini!" Kata Dion

"Boleh!" Cetus Peter

Malam hari datang dengan dengan cepat. Theresia sengaja ditinggal karena bar bukan arena untuk anak-anak. Peter menyalami Naina. Kenalan sejak kecil sekaligus penanggung jawab bar ini.

"Apa kabar Peter?" Sapanya

"Baik! Hm..kau tambah tua saja! Kau banyak minum ya?" Tanya Peter

"Haha..minum disini sudah menjadi kebiasaan ku! Biarkan saja orang menganggap ku sudah tua!" Jawab Naina

"Hm..kau ada melihat seorang gadis sebaya denganku tidak? Dia menggunakan kontak lensa biru dan rambutnya sepanjang bahu!" Tanya Dion

"Tidak..ku rasa dia tak datang malam ini!" Kata Naina

Mereka berbincang sampai fajar hampir tiba. Dion bahkan lupa kalau sekarang dia harus sekolah. Tepat jam empat pagi seperti biasa. Lagi-lagi Dion mengkonsumsi Tabmax dalam dosis yang banyak.

"Kau minum itu?" Tanya Peter

"Apa lagi yang harus aku lakukan paman? Menjaga bar dan paginya harus sekolah!" Dion memegangi kepalanya yang terasa sangat sakit

"Paman tidak tahu kalau kau nekat seperti ini Dambi! Sebaiknya kau istirahat dulu dikamar!" Peter membawa Dion untuk istirahat dikamarnya

Dion tidur selama beberapa jam. Sampai jam tujuh, Dion bangun dengan segar kembali. Bersiap menuju sekolah yang tidak terlalu jauh itu.

"Paman! Theresia belum bangun! Aku pergi dulu kesekolah ya! Katakan ke Theresia saat dia bangun!" Dion melambai kearah sang paman

"Baiklah! Hati-hati Dambi!" Balas sang paman

Tiba dikelas, Dion merasakan hal yang berbeda. Kepalanya terasa sangat sakit setalah dia duduk di bangkunya.

"Dion! Lo gak papa?" Tanya Aerlyn

"Akhh! Kepala gue sakit banget!" Titahnya

"Kenapa Lo sekolah kalo sakit? Gue anterin ke UKS ya?" Kata Aerlyn

"Dion kenapa?" Laily datang dengan sedikit cemas

"Gak tau! Kepalanya sakit banget katanya!" Aerlyn juga mulai cemas

Laily mencoba mencari jalan lain dengan memanggil petugas UKS kekelas tanpa memberitahu Aerlyn.

Dion bangkit dan berusaha berjalan menuju UKS dibantu oleh Aerlyn.

"BRUKKK!" Dion langsung pingsan saat beberapa langkah keluar meja. Untung saja Aerlyn cepat menangkap Dion sebelum ia benar-benar jatuh kebawah

"Dion! Bangun! Bangun dong!" Aerlyn beberapa kali menepuk kecil pipinya dengan cemas supaya Dion bangun

Semua yang dikelas bahkan terkejut saat melihat Dion pingsan secara tiba-tiba. Semua orang mengerubungi Dion yang tak sadarkan diri itu. Dan lima menit setelah itu petugas UKS datang dan mencoba
menangani Dion supaya bisa sadar kembali. Aerlyn juga ikut menuju UKS agar bisa menemani Dion.

***

Tbc
.
.
Thx

Hold Me [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang