Selamat membaca!!"Hm..dia gila! Gue bisa liat gimana caranya dia ngomong kegue tadi! Lebih mirip kayak si Dora ngomong!" Tatapnya didepan cermin.
"Laily! Aerlyn nungguin tuh." Teriak Anita, ibu Laily.
"Ya ma! Aku datang!" Laily mulai memasang sepatunya.
"Tunggu sebentar ya." Cetus Anita kepada Aerlyn.
"Ya tante."
Aerlyn menunggu dengan sabar sahabatnya disofa. Ia menatap keseluruh penjuru apartemen milik Laily dengan saksama dan..rasanya sama saja.
Aerlyn tersenyum sendiri saat mengenang masa-masa kecil bersama Laily. Yang seketika membuat pikirannya tertuju pada satu permasalahan yang menurutnya tidak adil. Berbagi ayah!
"Aerlyn? Nungguin Laily ya?" Tanya seorang pria dengan tersenyum ramah padanya, dia ayah kandung Aerlyn, tapi sayang itu dulu.
"Ah..iya pa, lagi nungguin Laily." Jawab Aerlyn.
"Bagaimana sekolahmu? Lancar-lancar aja kan?" Tanya Andrew lagi.
"Hm..lancar-lancar aja kok pa." Jawab Aerlyn lagi.
"Papa senang mendengarnya, dan tetap tersenyum ya! Soalnya senyummu berpengaruh besar untuk orang-orang yang kau sayangi." Kata Andrew.
Aerlyn menghela napas panjang, "Huft..entahlah pa! Ada berbagai hal yang buat Aerlyn berhenti tersenyum. Tapi Aerlyn usahakan."
"Papa ngerti kok, Tapi kau harus tetap tegar ya! Akan ada masanya kau akan bahagia." Kata Andrew.
"Hei! Serius kali ngobrolnya, Ayo! Udah telat nih." Celoteh Laily yang baru datang.
"Huh..lama banget sih. " Gerutu Aerlyn bersiap-siap untuk berangkat.
"Ya udah pa, kami pergi dulu ya." Lambai mereka.
"Hati-hati ya." Balas Andrew.
Sampai disekolah tepatnya dikelas, Anya dkk terlihat lebih tenang sekarang. Tapi itu bukan berarti mereka kalah. Karena itukah sifat Anya yang paling menonjol, tidak pernah mengakui kekalahan.
Jam istirahat, semua siswa berbondong-bondong menuju kantin. Begitu juga dengan Aerlyn dan Laily. Tak mau menunggu antrian lama mereka langsung mencarter tempat duduk bagian pojok kantin. Kursi yang lumayan panjang pas untuk 6 orang.
Dengan lahap Laily memakan nasi goreng double chiken with mozzarella cheese miliknya. Aerlyn hanya menyantap beberapa gorengan diatas meja dengan segelas jus alpukat.
"Lo udah siap belum makannya?" Tanya Aerlyn.
"Belum, emang napa?" Tanya nya balik.
"Gue mau ke perpus dulu nih! Mau minjem buku." Jawab Aerlyn.
"Oh yaudah."
Aerlyn langsung menuju perpustakaan, meninggalkan Laily bersama makanannya dan...sebuah hp yang melekat terus ditangannya.
Laily sibuk mengotak atik ponsel sampai tak menyadari siapa yang duduk disampingnya, Arka.
"Sibuk sendiri aja." Kejutnya.
"Eh..lo! Ngapain disini?" Tanya Laily dengan mata mengawasi sekitar.
"Yah..mau deket sama lo lah." Jawabnya.
"Ha? Jadi kemaren itu serius?" Tanya Laily lagi.
"Hah, elo!" Arka menjitak kening Laily.
"Ya serius lah!" Terus terangnya.
"Hm..pacaran yuk?" Kata Arka langsung.
Laily langsung diam. "dia tembak gue? Gak beres nih anak!." Gumamnya.
"Lo seriusan nih? Gue sih mau-mau aja." Kata Laily.
"Jadi lo nerima gue nih? Makasih ya! Sebagai imbalannya gue traktir deh lo." Kata Arka.
"Gak perlu juga kali...gue bisa bayar sendiri, tapi Arka, Jangan kasi tau siapa-siapa ya! Apalagi sama temen deket gue, Si Aerlyn." Kata Laily.
Diluar dugaan, gadis yang dibicarakan itu ternyata sudah ada disini, mendengar percakapan intensif antara Laily dan seorang kakak kelas, apalagi pasal pacaran, hal itu seketika membuat Aerlyn kaget bukan main.
"BRUKK!!" Suara ketukan meja mengejutkan mereka.
"Lo ditembak?" Aerlyn tiba-tiba muncul dengan tatapan elang miliknya.
"Eh..ng-" Kata Laily terputus.
"Ya! Gue nembak dia! Lo Aerlyn kan? Katain ke satu kelas kalo Laily jadi pacar gue sekarang." Arka menatap penuh kemenangan kearah Laily dirangkulannya.
"Apa sih Arka? Baru juga gue bilang, malah dibeber sama Aerlyn." Gerutu Laily.
"Haha...selamet ya! Tenang aja, gak akan gue umbarin kok! Gue penjaga rahasi, Tapi pajak jangan lupa!" Tatapnya kembali sinis.
" O..oke!" Laily canggung
Dalam hati Laily rasakan bahagia yang sesungguhnya, semudah inikah mendapatkan hati seorang pemuda?
***
Tbc
Hm..udah author pacarin😂😂
.
.
.
Woi! Voment woi! Diam2 ae
Voment napa..Thx😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold Me [End]✓
Teen Fiction(CERITA BELUM DIREVISI) Cek n enjoy to story'😋 Yang jelas takdir gue buruk, bertemu dengan pria cacat mental dan bahkan gue harus menyebutnya sebagai ayah, yang benar saja? Hidup gue dulu berjalan baik bagai sebuah dongeng, tapi sekarang semua tera...