(39) LENTERA TERMAKAN GELAP

16 9 4
                                    

"Untuk hubungan yang harus dipisahkan oleh jarak, kita memang tak sedekat pantai dan lautan, tapi hati kita melekat bagai lebah dan madu"

Pesta smoke bomb tinggal hitungan hari lagi, yey..ini yang ditunggu-tunggu. Persiapan kerap dilakukan, mengatur formasi, penghafalan jargon dan yel-yel hampir mendekati sempurna. Yang ditunggu adalah saat itu tiba.

"Gue masi ga mau ninggalin sekolah Lyn!" Ucap Laily suram

"Ya gimana lagi, kita kan cuma singgah disini, perjalanan masi jauh lho!!" Jawab Aerlyn santai

"Bener juga si, tapi disini gue jadi lebih dewasa, jadi banyak perasaan yang tumpah di masa-masa ini, sampai akhirnya gue jadian sama Arka, cowok yang buat gue klepek-klepek liat mukanya, yah gue nginget dia lagi kan!!" Ekspresi Laily bercampur sedih dan kesal

"Haha, ini nih, kalo udah kelewatan kangen jadi kesel sendiri!!" Goda Aerlyn

"Dia masih inget gue ga sih? Atau dia punya selingkuhan sekarang? Dia, cuma janji bakal balik, tapi entah kapan itu!" Laily tertunduk menatap pemandangan dari lantai dua

"Arka setia kok!" Sahut seseorang dari belakang

Aerlyn tidak menoleh, dia tau itu siapa. Orang yang buat dia jadi sesak napas kemaren.

"Lo adeknya pasti belain dia dong!!" Ujar Laily dengan kesal

"Kalo ga percaya dia setia ama elo, ngapain jalin hubungan sama dia?! Dasar ogeb!" Dion menyentil kening Laily dengan agak keras barangkali

Laily meringis, spontan ia mencubit lengan Dion ingin balas dendam.

Aerlyn hanya menatap sembari tersenyum, karena memang pada dasarnya dia emang tidak suka banyak omong.

Dion beralih pandang kearah Aerlyn yang sedari tadi memerhatikannya. Aerlyn spontan buang muka karena mengingat kejadian kemarin.

"Mau lagi ya?" Ucapnya sumringah

"Eh, ga!!!" Aerlyn bertingkah dengan terengah-engah

"Lagi...maksudnya?" Laily menyaut

Dion memberi kode rahasia kearah Laily, dan itu pun hanya bisa dimengerti orang-orang tertentu.

"OHHH!!!! PAHAM GUE!!"

Laily berteriak girang, memang sudah kebiasaannya seperti itu. Ia terus menerus memuji-muji Aerlyn seakan dia menang debat capres tahun ini.

"Udah ah!" Pipi Aerlyn merah padam menyala

Gadis manis disamping Aerlyn terus tertawa, entah kenapa syndrom 'LOL' itu menggerogoti tubuhnya.

"Okok, kalem! Ga nyangka gue Lyn!" Sahutnya sembari menyeka air mata yang keluar karena obesitas ketawa

Aerlyn membalikkan bola matanya, ia salfok lagi ketika Dion tersenyum lagi kearahnya. Ya ampun..ini udah kayak baru di comblangin lho.

"Sans, gimana kalo kita makan aja?" Ajak Dion

"Setuju! Buat rayain kelulusan kita!! Lo yang trakterrr!" Laily bersorak

Hold Me [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang