(34) SEJARAH TERKUAK

26 12 2
                                    


Happy reading guys!!

.

Pagi yang cukup cerah, disana Surya duduk bersama putrinya dan mulai bercerita dari awal perjalanannya sampai sekarang.
.

Hari itu....

Hari ketika semuanya berubah drastis. Seandainya hari itu bisa diubah, semuanya tidak akan berakhir separah ini.

Ayah lihat, keduanya meregang nyawa. Kami dulu hidup aman dan tentram bahkan sama sekali tidak ada timbul masalah. Tapi, mereka hampir mati, darah bercucuran tanpa henti dan beberapakali menyebut-nyebut nama ayah dengan napas tinggal satu satu.

Ayah lihat lagi, disana ada penjahat, garang, ganas dan nampak bejat dengan samurai yang ia genggam. Ayah kala itu kecil, tidak mengerti apa yang terjadi dan apa yang harus ayah lakukan. Disana penjahat itu bersiap menyerang ayah, disana hanya ada vas bunga, itu pun ukurannya kecil.

Ayah lihat kakek yang sekarat memberi isyarat dengan menunjuk vas bunga disamping ayah. Amarah ayah memuncak bagai gunung Moon Everest, ayah mengambil dan melemparkan vas itu ke kepala bajingan itu. Ayah sadar ketika ia tergeletak tidak sadarkan diri. Ayah mengambil samurai yang jatuh di lantai dan mulai mengiris-iris tubuh penjahat itu.

Sejak saat itu ayah benar-benar sendirian. Rasa kasihan dan juga tenggang rasa seakan tidak bersatu dengan tubuh ini lagi.

Sejak dulu, ayah sering membunuh orang yang kehilangan nikmat hidup. Dan pernah saat itu, karena ayah tidak sekolah karena kehilangan semuanya, ayah memalsukan identitas dari orang yang mirip dengan ayah dengan mengambil surat-surat berharga didepan mayatnya yang tergantung.

Nama ayah sebenarnya Vassa bukan Surya, tapi panggilan itu serasa menjadi panggilan sehari-hari dan akhirnya menjadi kebiasaan.

Itu, mungkin yang membuat ayah berbeda dari ayah-ayah yang kau kenal. Maafkan ayah yang cacat mental ini, dan ayah mohon untuk setiap usaha dan doa.

Ayah yakin dan percaya kehadiran kamu dan ibu bisa memulihkan kondisi ayah. Kamu janjikan akan bikin ayah sembuh?

.

Sudah jelas, Surya menceritakan semuanya didepan anaknya. Kini Aerlyn mengerti, dan mulai sekarang ia berjanji dengan segenap hati ingin membuat ayahnya sembuh.

"Ya ayah! Aerlyn akan berusaha!" Aerlyn memeluk erat tubuh ayahnya

"Terimakasih nak!" Surya menangis

.

"Akhirnya terkuak! Huft, ini kecelakaan jadi gue harus bisa maksimal buat kesembuhan ayah!"

Aerlyn dan Surya yang mulanya duduk menatapi sungai didepannya akhirnya beranjak pergi karena hari semakin lama semakin larut.

Ada rasa melegakan di hati Aerlyn, entah ini akan membuka jalan yang lebih baik untuk ayahnya kedepan. Yang jelas usaha!

.

"Udah jelas kan? Gue minta tolong jangan lapor ke polisi dulu ya! Ayah janji bakal nyerahin diri ke polisi tapi saat kondisinya pulih!" Aerlyn tertunduk saat menceritakan semuanya

"Lo tau kan, sejak dulu gue udah berurusan sama yang namanya kriminalitas! Tenang aja, gue disini bakal tolongin Lo kapan pun!" Dion memegang tangan Aerlyn

"Ini nih! Adek bejat Lo! Udah jelek aja sejak sama Aerlyn!" Laily mengganggu mereka berdua dengan duduk diantara mereka sembari vc-an bersama Arka

Dion menyipitkan matanya, menggelengkan kepalanya melihat perilaku Laily yang kadang ga bisa di-rem.

"Asem! Mentang-mentang LDR-an jangan ganggu kita yang deketan dong!" Sahut Dion

"Yee, gue disini bertugas sebagai penengah tau! Kalo ada orang yang berdua-duaan pasti yang ketiganya setan!" Balas Laily

Hold Me [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang