6. Permainan

1.3K 136 35
                                    

Permainan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Permainan

•••

"Dit... Putri Salju lo, Dit!" canda Miko sambil terkekeh. Untuk seorang Adit yang hampir tidak pernah berinterasi dengan makhluk yang bernama perempuan, tentu saja kejadian di depan koperasi sampai ke telinga Miko dengan cepat.

Bara yang duduk di sebelah Miko memutar badan. Cowok yang menjadi bassis itu merasa heran dengan perilaku Adit belakangan. "Kok gue ngerasa aneh, ya?" ujarnya kepada Miko. "Tumben yang namanya Adit iseng sama cewek."

"Yoai. Ngeri nggak, sih? Biasanya dingin banget sama cewek. Sekalinya ngedeketin tipenya begini. Hati-hati, Dit! Salah-salah dibikin three point shoot nanti," sela Miko.

Adit hanya menanggapi ledekan itu dengan tersenyum santai.

"Woh! Lihat nggak lo, Bar? Ketua kita senyum, woy! Gilaaa. Gilaaa." Miko cengir-cengir penuh kode.

"Gaspol, Ketua! Gaspol, jangan injek rem lagi, ngeeeeng!" tambah Bara, Tak lama dua orang itu terbahak sambil balas menoyor kepala satu dengan yang lainnya.

Sosok yang dimaksud Miko mendekat dan Adit mulai memainkan gitarnya. Begitu Gesna berjarak dua meter dari mereka, Adit lalu bersenandung. "Sayangku..."

Bara dan Miko yang mengerti bahwa Kepala Suku mereka sedang memainkan lagu milik Iwan Fals lalu menjawab, "Wooo... Ooo...."

"Dengarkanlah isi hatiku. Cintaku..." gumam Adit menyanyikan lagu Izinkan Aku Menyayangimu yang kemudian dijawab kembali oleh Bara dan Miko sembari mengayunkan tangan di udara. Seperti sedang menonton konser.

"Wooo... Ooo...."

"Dengarkanlah isi hatiku...."

Adit menoleh ke arah tangga teras. Namun, Gesna cuek menapaki tangga dan lewat seolah tidak mendengar apa pun. Kode keras yang dibuat Adit dengan mudah dihalau cewek itu. Tanpa reaksi, Gesna mengeloyor masuk.

Bara yang menganga tidak menyangka, lebih dahulu berkomentar, "Dedemit kali kita, nggak dianggap gitu."

"Pahit, Bro. Baru ini gue dicuekin cewek," tandas Miko menyengir.

Adit kembali tersenyum kecil. Lagunya sudah berhenti dan jari Adit kembali menyetel senar gitar. Mereka baru kembali dari on air di sebuah stasiun radio anak muda. Karena malas naik ke atas, juga angin sore yang terasa sejuk, mereka bertiga memilih duduk di teras.

Semenjak peristiwa apel yang lalu, Gesna seperti berusaha menghindar. Kalau biasanya mereka berpapasan di basecamp dengan santai, sekarang terasa berbeda. Ada ekspresi terpaksa di wajah cewek itu. Seakan-akan kalau bisa menghilang, Gesna akan lebih memilih menghilang daripada berpapasan dengan dia.

"Ketua ...," panggilan Miko terhenti sesaat, memikirkan kalimat lanjutan. "Lo beneran suka atau iseng aja sama Gesna?"

"Lucu dia," jawab Adit datar. Pandangannya masih ke senar.

MATAHARI APITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang