23. Sebelah Tangan

985 122 90
                                    

(OST

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(OST. Girls Like You - Maroon 5. Cover by. Boyce Avenue)

•••

Sebelah Tangan

•••

Tepuk tangan Naraya terdengar paling kencang ketika Adit selesai menyanyi. Mata cewek itu juga berbinar-binar bahagia. "Wah, jarang gue nemuin band yang bisa bawain Toxicity jernih begini."

Gesna kembali menoleh ke panggung. Di sana ada Adit, Miko dan Bara. Benar sih kata Naraya, band Adit tadi membawakan lagu metal dengan akustik dan tetap bagus.  Dia kemudian melirik Riko. "Bang Miko nampil di sini?"

Riko menaruh jus alpukatnya sambil mengangguk. "Iya, gue ngajakin ke sini biar kalian nonton mereka tampil. Udah sebulanan gitu sih mereka ngisi di sini setiap Sabtu."

Yang lain mengangguk mengerti. Naraya membisikkan sesuatu ke Asri lalu mereka berdua tertawa. 

"Heh, kalau lagi ngumpul ramean nggak boleh bisik-bisik berdua," komentar Riko.

Naraya lalu mencondongkan badan dan membisiki Riko. Ada hawa-hawa tidak enak yang Gesna dapat rasakan. Sepertinya ini mengenai dirinya. Gesna meraih ponsel, coba menghubungi Guntur. Cowok itu biasa ada sebagai penyelamatnya dari semua mara bahaya.

"Lo udah siap belum?" tanya Riko sambil tersenyum misterius.

Gesna meletakkan ponsel. Teleponnya tidak juga dijawab Guntur. "Ya udah, siap. Apaan?"

"Nyanyi!" Riko menunjuk panggung. "Di panggung."

Gesna terkesiap. "Huanjer!"

Riko lalu berjalan menuju belakang panggung untuk menemui MC. Gesna gelagapan. Wah, kalau disuruh ke panggung sih nggak apa-apa. Tapi kalau ada Adit, dia lebih baik tewas di tempat saja.

"Harakiri aja gue," bisiknya ke Naraya. "Ide lo ini, 'kan?"

"Kagak." Naraya bergeleng sambil tersimpul.

"Ketebak, Nay. Yang tega-tega gini sih pasti ulah lo!" Gesna mulai melotot. Kalau ide-ide mengerjai orang dengan buruk, anak-anak kantin Pespel adalah rajanya.

"Memang kenapa, sih? Biasa aja kali." Asri ikut nimbrung di pembicaraan mereka. "Atau ... lo mulai grogi dekat Kepala Suku?"

"Sok cantik aja, Ci. Jangan sok tahu!" Berulang-ulang Gesna mengumpat. Umpatan kecil yang hanya bisa didengar Naraya dan Asri. Bukannya merasa bersalah, mereka berdua semakin tergelak.

"Selamat malam, pengunjung kafe. Apa kabarnya malam minggu?" sapa Adit. "Apa ada yang lagi jatuh cinta? Kayaknya banyak nih, ya. Itu mukanya semringah semua."

Cowok itu duduk di bangku bulat sambil menerima sodoran kertas dari sang MC. Adit terdiam sesaat, tak lama bibirnya tersimpul geli. "Wah, bener kan kata gue? Banyak banget yang request lagu cinta. Ini pada mau nembak gebetannya?" tanya Adit kepada meja-meja yang diisi sepasang muda-mudi.

MATAHARI APITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang