(OST. Kucinta Kau Apa Adanya - Once)
•••
Percakapan Tangga
•••
"Jadi ... si Adji suka sama Naraya?" tanya Adit ketika mereka berdua meninggalkan kantin kelas dua belas.
Gesna menoleh kaget. "Cepat amat tahunya."
"Kelihatan dari gestur Adji waktu kamu sebut nama Naraya," tutur Adit mengantongi kedua tangan di kantong. Mereka berjalan melewati lorong yang menjembatani antar kantin di belakang bangunan sekolah.
"Tapi sayang, ditolak," ujar Gesna sambil memperhatikan lapangan basket sekilas. Mata itu seperti mencari-cari sesuatu.
"Kenapa ditolak?" Adit yang menyadari gerak Gesna langsung menatapnya.
Gesna langsung membuang pandangan dari lapangan basket dan mengedikkan bahu acuh tak acuh. "Ya, berarti Nay nggak suka sama dia. Cewek nolak cowok kan pasti karena nggak suka," balasnya sambil mempercepat langkah. Lorong sudah mulai sepi, bel masuk sudah berbunyi dari tadi.
Adit mengangguk, menyejajari Gesna dengan satu gerakan. Mereka berbelok untuk naik ke undakan tangga yang ada di kiri dan kanan gedung. Gesna memilih tangga sebelah kiri yang jarang dilewati murid karena jaraknya jauh dari kantin.
"Nggak sangka orang kayak Adji, ada yang nolak juga," gumam Adit terkekeh. "Berarti kamu terima aku karena suka sama aku, dong?"
Cewek itu melengos dan berbisik, "Jangan bahas gituan di sini. Entar didengar orang." Gesna lantas melanjutkan berbicara. "Kalau tentang Kak Adji, tadi sih udah gue bilang. Apa salahnya buka hati sama cewek lain? Asal jangan si Nenek Lampir. Enek gue lihat cewek gatal."
"Bukan hak kamu ngatur dia pacaran sama siapa, Non."
Kaki Gesna berhenti di anak tangga kedua dan dia melirik Adit dengan sudut mata garang. "Pacar orang-orang dekat gue berarti jadi teman gue juga. Masalahnya gue sih ogah berteman sama cewek kayak gitu. Udah, deh. Kenapa jadi ngomongin mereka, sih?"
"Soalnya aku sempat baca kabar tentang mereka juga di BOS. Kamu kan teman Naraya, pasti lebih tahu."
BOS yang dimaksud Adit adalah Buletin Online Sekolah, ekskul jurnalistik yang makin tenar semenjak memuat berita tentang calon-calon ketua OSIS, bulan lalu.
"Jadi, lo kepo gitu?" Kali ini, Gesna meliriknya dengan pandangan mengejek. "Suka konsumsi gosip juga, ternyata."
"Enggak, cuma mau dengar dari sisi lain orang terdekat aja. Yang namanya berita itu perlu klarifikasi."
"Bakat mau tahu lo tinggi banget kayaknya," cela Gesna dengan pandangan tidak suka.
Mereka sudah sampai di ujung lantai dua, di belakang Adit ada tangga selanjutnya yang mengarah ke lantai tiga, tempat di mana kelas dua belas berada. Namun, Adit memilih mengikuti langkah Gesna menuju kelas sebelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
MATAHARI API
JugendliteraturHidup Gesna berubah. Dia yang biasanya petakilan dan tertawa membahana, mendadak galak dan jutek kalau ketemu Adit. Pasalnya cowok yang diam-diam menyeramkan itu juga aneh, berubah jadi receh dan sok akrab ke Gesna. Keanehan lainnya adalah Guntur, s...