(OST. Love Story - Taylor Swift)
•••
Lagi Rindu
•••
Gesna melirik, lama-lama dia risi sama tatapan menelisik Guntur setiap kali mereka bertemu. Seperti saat ini, ketika mereka duduk di pinggir lapangan seusai latihan basket, tatapan Guntur tajamnya setara dengan tatapan guru BK yang lagi sidak di kelas kalau jam kosong.
"Kenapa, sih?" tegur Gesna sambil mengamati diri sendiri. Enggak ada yang aneh kok dari dirinya.
"Enggak apa-apa." Guntur mengedikkan bahu sambil mengusap muka dengan handuk, membuang pandangan kembali ke lapangan basket yang sudah sepi.
"Apanya yang enggak kenapa-kenapa, lo lihatnya kayak apa aja." Gesna meneguk air hingga habis. Yang lain sudah pulang satu per satu karena langit mulai mendung. "Gue merasa mata lo kayak ngulitin gue," ujarnya sambil memasukkan botol kembali ke tas.
"Perasaan lo aja. Jangan banyak-banyak pakai perasaan," tandas Guntur sambil berdiri. Namun, cowok itu tetap melirik dari belakang saat melewatinya.
Gesna melengos. Jelas, ini bukan sekadar perasaan saja. Semenjak perkataan Guntur tentang melihat apa yang seharusnya tidak dilihat, cowok itu selalu memandangnya dengan sorot ganjil. Seolah-olah sedang mencari-cari jejak lagi di lehernya, seolah Gesna melakukan hal itu setiap hari. Padahal, ya, cuma itu saja. Enggak ada lagi. Adit juga bukan angsa leher panjang yang kerjanya menyosor saja. Anggaplah saat itu mereka agak khilaf, tapi cuma saat itu saja. Gesna berani sumpah kalau tidak terjadi lagi.
Lagi pula, entah kenapa, Jody masih belum pulang padahal sudah hampir tiga hari di Jakarta. Biasanya, sang papa hanya sehari dua hari saja, lebih betah di Balikpapan. Tumben, kali ini lama sekali. Gesna merasa langkahnya terpenjara karena Jody. Kalau pulang sore sedikit, selalu ditanya sedang di mana. Lebih parahnya, Guntur tidak bisa diajak kompak lagi. Cowok itu kalau ditelepon Jody pasti berkata sedang tidak bersama Gesna, dan Jody langsung berkali-kali menelepon Gesna, mencecarnya agar segera pulang. Lelaki itu bertingkah seperti papa yang baik. Mengesalkan sekali memang.
Bukan Gesna tidak mau mengenalkan Adit. Dia sudah akan mengenalkan cowok itu ketika Adit pernah mengantar pulang tetapi Jody tidak ada di rumah. Kalau pulang, papanya hanya di kamar. Bagaimana bisa Gesna memperkenalkan cowok itu kalau Jody-nya saja tidak ada. Dan sebelum Gesna menemukan waktu yang tepat, malam ini, Jody lebih dahulu mengetahui kabar itu.
"Papa dengar, Gesna punya pacar, ya?" tanya Jody. Mereka bertiga sedang di meja makan. Gustav hadir sekaligus berpamitan akan pergi magang ke Bandung.
Belum sempat Gesna menjawab, lelaki itu malah menoleh ke Gustav dengan tatapan tidak suka. "Kok kamu kasih, Bang?"
Gustav mendengung, terlihat mencari jawaban tepat. "Saya pikir biar Gesna ada temannya, Pa. Saya juga enggak bisa temani Gesna terus. Lagi pula, Adit baik kok, bisa temani Gesna."
KAMU SEDANG MEMBACA
MATAHARI API
Teen FictionHidup Gesna berubah. Dia yang biasanya petakilan dan tertawa membahana, mendadak galak dan jutek kalau ketemu Adit. Pasalnya cowok yang diam-diam menyeramkan itu juga aneh, berubah jadi receh dan sok akrab ke Gesna. Keanehan lainnya adalah Guntur, s...