(OST. Steve Aoki, Tommorowland 2019)
•••
Mengenal Lebih
•••
Adit masih memperhatikan Gesna yang terlihat antusias menjajarkan gelas-gelas plastik kosong berukuran sedang. Cewek itu menuang beberapa sendok cat putih dalam setiap gelas, lantas menambahkan beberapa tetes warna biru, merah dan kuning. Mengaduk satu per satu gelas sehingga menjadikan warna lebih muda dari pigmennya.
Setelah jadi dan disisihkan, Gesna menuang cat putih lagi ke dalam tiga gelas kosong. Kali ini untuk membuat warna sekunder, yang merupakan campuran dari dua warna primer. Gelas keempat ditetesi warna biru dan kuning yang ketika diaduk menghasilkan warna hijau. Lalu gelas kelima berisi tetesan biru dan merah yang menghasilkan warna ungu. Gelas keenam berupa warna jingga hasil penyatuan merah dan kuning.
Belakangan, Gesna selalu mengeluh bosan di rumah. Cewek itu juga mengungkapkan keinginan untuk dugem. Sehingga hari ini, Adit berinisiatif membantu Gesna menyelesaikan mural yang belum selesai. Dia sudah membeli kebutuhan-kebutuhan cat yang habis, tambahan kuas juga hal-hal penting yang nanti akan membantu Gesna untuk menghilangkan bosan.
Dalam diam, Adit menatap garis sketsa di dinding kamar Gesna, sedang cewek itu sudah berdiri di atas kursi. Mengoleskan cat berwarna jingga pada gambar matahari yang dia buat, menambahkan sedikit merah di inti matahari juga bias-bias kuning di ujung pancaran cahaya. Langitnya dibikin seperti gelombang laut. Gambar Gesna terlihat kontras satu sama lain. Bagaimana tidak, cewek itu menaruh kereta api di langit, ikan di udara dan burung menggantung terbalik di pohon seperti kelelawar.
Dengan kuas kecil, Gesna mengisi warna bergantian. Setelah memakai gradasi jingga kemerahan, kali ini, cewek itu memakai gradasi biru dan turunannya untuk warna ikan-ikan sehingga berwarna biru keunguan. Adit masih diam, mengamati bagaimana Gesna sedang sibuk dengan dunianya sendiri.
"Keramean nggak, sih?" Gesna mulai menoleh ke arah Adit yang sedari tadi duduk bersila di belakang.
"Enggak, kok."
Gesna berhenti sejenak. "Keramean kayaknya." Cewek itu turun dan mundur menuju sebelah Adit, memandang beberapa gambar yang sudah diwarnai. "Iya, nggak, sih?"
Adit menggeleng-geleng. "Enggak. Bagus, kok. Kalau mural kan bagus warna-warni gitu."
"Kayak enggak terkonsep," decak Gesna sebal dan menaruh gelas plastik di samping. Pasti cewek itu terbersit ingin menghapus gambar.
"Anggap aja konsep kamu ini freestyle. Hajar! Bagus, kok. Beneran." Adit sampai menaikkan jempol untuk meyakinkan cewek itu sekali lagi. Memang gambar dan warna yang Gesna torehkan bagus. Sayang, cewek itu tidak percaya diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
MATAHARI API
Teen FictionHidup Gesna berubah. Dia yang biasanya petakilan dan tertawa membahana, mendadak galak dan jutek kalau ketemu Adit. Pasalnya cowok yang diam-diam menyeramkan itu juga aneh, berubah jadi receh dan sok akrab ke Gesna. Keanehan lainnya adalah Guntur, s...