59. Mau Kencan

598 81 34
                                    

(OST

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(OST. Semoga, Ya - Nosstress)

•••

Mau Kencan

•••

Cukup lama juga Gesna mengerjakan gambar di gitar Adit. Meski gitar itu akan diberikan ke orang lain, Gesna tetap tidak suka kalau hasil gambarnya terlihat kurang pantas. Rasanya, ada saja yang kurang sehingga dia terus menambahi gurat dan warna di sana sampai merasa puas.

"Serius banget sih, Non. Lapar enggak?" tanya Adit menghampiri sambil menjawil dagunya, Gesna melengos sebagai jawaban. "Mau makan apa, Non? Biar dipesanin."

Setengah hari ini, Adit membiarkan Gesna sibuk dengan gitar yang digambar. Dia sendiri menyibukkan diri dengan menonton film atau bermain gitar selagi menunggui cewek itu tenggelam dalam aktivitas kesukaannya.

"Terserah," sahut Gesna. Tatapan dan tangannya masih terpaku ke badan gitar. "Nggak masak?" tanyanya kemudian.

Adit menggeleng. "Aku bisanya cuma masak yang instan-instan aja, enggak sepandai si Mbak. Nanti kamu enggak suka."

"Biasa yang masak buat kamu siapa, Nyo?"

Cowok itu menarik segaris senyum. "Aku kan jarang makan di rumah. Sering makan di basecamp, di dekat sekolah, malah belakangan makannya di rumah kamu."

Gesna tertegun sesaat. "Anggaplah makan malam. Kalau enggak di rumah aku, kamu makan malamnya gimana?"

"Beli." Senyum Adit terlepas sambil memandang matanya. "Baju kamu udah kucuci dan jemur, kayaknya udah kering. Gosok dulu sana biar bisa dipakai. Segan aku mau gosok barang penting."

Tahu apa yang dibicarakan Adit, mata Gesna berotasi. Dia bangkit menuju belakang dapur, mengambil pakaiannya dan menuju meja gosok yang ada di sekitar situ. Pasti Adit secara tidak langsung menyuruhnya untuk mandi, mentang-mentang sudah mandi duluan. Apa jangan-jangan dia sudah bau? Gesna langsung mengendus tubuh sendiri. Tidak, dia tidak bau.

Rumah Adit ini tidak terlalu besar, lebih kurang sama dengan rumahnya. Namun, Gesna tidak melihat keberadaan orang lain selain Adit. Hampir seperti basecamp, barang-barang di rumah ini tidak banyak, menunjukkan kalau penghuninya adalah seorang cowok. Di ruang tamu hanya ada satu set kursi kayu jati yang kaku. Di ruang tengah, ada sofa, majalah atau koran Bola, gitar-gitar dan televisi. Gesna tidak melihat pajangan kristal, piring-piring antik atau bunga di meja. Sehingga, rumah ini terlihat luas, dengan segala keminimalisannya.

Selesai menggosok baju dan celana, Gesna memilih masuk ke kamar mandi untuk mandi selekas dia bisa. Matahari sudah tinggi. Dia juga sudah kepanasan. Biarlah hari ini dia membolos dulu. Waktu sering kali diperlukan guna menenangkan diri. Datang ke sekolah dengan sisa-sisa mata bengkak juga akan menimbulkan banyak perhatian.

MATAHARI APITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang