19. Dalam Gelap

1K 110 39
                                    

(Ost

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Ost. Fix You - Coldplay , Hearts & Colour Cover)

•••

Dalam Gelap

•••

Hujan yang mereka pandangi semakin deras. Kaki-kakinya seperti anak panah yang menungkik hendak merobek bumi. Gemuruh sesekali terdengar dan langit berselubung gelap. Tidak ada tanda-tanda akan reda. Hujan merata di seluruh Jakarta.

Guntur yang sedari tadi gelisah, ingin sekali pulang ke rumah. Di rumah, dia akan coba menelepon Gesna kembali.

"Kayaknya bakal lama nih hujannya," gumam Naraya sembari menoleh kepada yang lain. Cewek itu beberapa kali melihat arloji, sama resahnya seperti Guntur.

"Iya, awet kayaknya." Guntur berdiri. Sia-sia kalau menunggu hujan selesai, apalagi tidak tahu kapan berakhir. Sampai rumah secepat mungkin adalah tujuannya sekarang. "Gue balik aja, deh. Nggak apa-apa ujan-ujanan. Lo gimana, Ling?"

Joceline terdiam. Mukanya terlihat bingung. Mungkin cewek itu tidak mau hujan-hujanan, tetapi terserang rasa sungkan. "Ya udah, gue ikut. Nggak apa-apa basah juga."

"Balik ya, woy," pamit Guntur kepada Renard dan Naraya yang masih duduk di restoran tersebut.

Dia bersama Joceline menuju ke parkiran motor. "Sori, ya, Ling. Gue pengin cepat pulang."

"Iya." Joceline mengangguk. "Gue juga pengin pulang."

Motor Guntur mulai jalan kembali. Dia membiarkan badannya disiram hujan dan dingin meresap ke dalam. Panas di hatinya perlu diredakan dan sudut kepercayaannya ingin diyakinkan. Guntur ingin mendengar dari Gesna langsung.

Memang ini salahnya. Kemarin, dia bingung dengan perasaannya sehingga kerap mendiamkan pesan Gesna. Apa karena itu Gesna jadi pergi dengan Adit?

Kendaraan itu terus melintas di jalan sepi. Beberapa titik jalan bahkan digenangi air. Seluruh seragam dan sepatu mereka pun basah. Tapi peduli apa? Besok kan libur.

"Thanks, ya, Tur," kata Joceline ketika motor Guntur berhenti di depan rumahnya. "Lo nggak mau mampir dulu?"

Guntur menggeleng. Joceline lalu turun. Cewek itu terlihat menggigil saat berjalan menuju pintu rumah. Mukanya pucat dan bibirnya sudah membiru.

Baru saja Guntur hendak mengingatkan Joceline, cewek itu sudah jatuh pingsan di depan pintu rumah. Guntur buru-buru memarkirkan motor dan berlari menghampiri Joceline. Dia juga mengetuk dan membunyikan bel bertubi-tubi.

MATAHARI APITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang