42. Hanya Mimpi

777 127 75
                                    

(OST

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(OST. Bruno Mars - Just The Way You Are. Cover by.  Anthem Lights)

•••

Hanya Mimpi

••

Tidak perlu penjelasan ekstra, Adit dapat menangkap senyum malu-malu yang Gesna suguhkan. Entahlah. Perubahan Gesna tadi semakin membuat Adit percaya kalau perasaan orang memang tidak bisa ditebak. Harapan yang dia pikir hanya angan-angan, makin terarah ke kenyataan.

Malam ini, Gesna mengucapkan 'terima kasih' dan 'hati-hati'. Bagi sebagian orang itu tidak istimewa, tapi untuk Adit yang terbiasa menghadapi sikap ngegasnya Gesna, diucapkan 'terima kasih' itu seperti memenangkan jackpot di mesin permainan Timezone.

Langka.

Dia sampai membuka kaca dan berteriak gembira di tengah mobil-mobil yang masih padat pada pukul sebelas malam. Biar saja orang bilang dia gila. Gesna memang berhasil membuatnya gila. Ini saja, muka Adit tidak berhenti tersenyum. Ya ampun, kampungan sekali dia.

Jadi seperti ini rasanya gayung bersambut?

Dari awal mendekati Gesna, dia tahu kalau cewek itu akan menolak dia. Dari pesan yang tidak pernah dibalas dan cara bicara yang tidak ada manis-manisnya, sudah menunjukkan kalau cewek itu tidak welcome dengan Adit. Memang kemudian Adit berharap Gesna bisa melihat kesungguhannya, dan ketika batu yang ditetesi air itu mulai retak, Adit merasa kerja kerasnya mulai memperlihatkan hasil. Adit yakin, Gesna mulai terbiasa dan mulai membuka diri akan kehadiran dia. Meski belum hasil sempurna, meski belum sesuai dengan keinginan, setidaknya ada pergerakan. Pergerakan menandakan reaksi.

Dalam hidup, Adit tahu kalau segala sesuatu tidak bisa didapat dengan mudah. Jika mau nilai bagus, ya belajar. Mau sehat, berarti harus berolahraga. Mau lancar bermain gitar, tentu saja dia mesti berlatih. Begitu juga untuk mendapatkan hati Gesna, Adit percaya dia bisa jika berusaha keras.

Dia berseru lagi sambil mengepalkan tangan. Seolah telah mendapat piala kedua pada hari yang sama. Gila, dia beruntung sekali. Apalagi perjumpaannya ditutup dengan sebuah senyum manis nan tulus dari Gesna. Lengkap sudah indah hari ini.

Macet di hadapan bukan konflik berarti, celana basah karena tertumpah minuman bukan masalah, digunjingkan orang juga tidak ada artinya, Adit bahkan melupakan ketidakterimaan karena Gesna cukup peduli dengan Guntur perkara udang.

Senyum itu masih terkembang saat Adit sampai ke rumah. Sekuat ini efek Gesna untuk dirinya. Dia lalu mengabari Gesna kalau sudah sampai di rumah.

Mr. A: Aku udah di rumah

Gesna tidak membaca pesan, mungkin sudah tidur.

Mr. A: Udah tidur?

Mr. A: Good nite, sweetheart. 🤗

MATAHARI APITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang