(OST. Nadir - Fiersa Besari)
•••
Sahabat Itu Obat
•••
"Lo ngapain?" Adit memandang Naraya yang tak berkutik. "Anak OSIS kok ngajarin orang cabut."
Naraya menelan ludah, melirik ke arah Asri yang tidak memberi tahu dia ada Adit di sana. Yang dilirik, hanya semakin menunduk. "Bantuin teman. Gege lagi perlu bantuan," tukasnya datar dan berjalan membelah ilalang.
"Gesna itu dengkulnya lagi sakit, lompat setinggi itu bakal makin sakit nanti." Adit memperhatikan gerak Naraya dengan kedua tangan di kantong celana.
Cewek itu berdengkus kecil, melewati Adit untuk merapat ke Asri. "Bokapnya Guntur meninggal, Gesna perlu datang ke sana secepatnya. Lo juga bakal gitu kalau di posisi gue."
Benar saja, setelah istirahat, kabar tersebut diumumkan ke kelas-kelas. Adit, Bara dan Miko juga orang-orang yang mengenal Guntur ikut melayat.
Di depan rumah Guntur sudah terpasang tarup dan juga bendera kuning. Adit bersama teman-temannya memilih duduk di luar karena pelayat berdesakkan di ruang tamu.
Di sebelah Adit, ada beberapa orang berpeci yang sedang berdiskusi. Menanyakan kapan waktu jenazah disalatkan dan dimakamkan. Dalam diam, Adit mendengarkan secara saksama.
"Ko, bukannya Guntur itu Kristen?" bisik Adit kepada Miko. Dia heran mengapa orang-orang itu sibuk membicarakan salat jenazah.
Miko yang masih menyapa beberapa siswa yang dikenal lantas menjawab, "Bokapnya Guntur kan Islam."
Adit memutar bangku plastik yang didudukinya. "Serius lo?"
Bara yang mendengar dua orang itu juga ikut nimbrung. "Iya, kok bisa? Beda agama?"
"Ya, bisa aja sih. Nyatanya mereka bisa? Kan nyokapnya Guntur itu Kristen Advent, mirip-mirip juga kayak Islam," jelas Miko yang mengetahui semua ini dari Riko.
Bara yang juga beragama Kristen lalu mengerutkan alis. "Oh, Guntur ini Adventist?"
Miko mengangguk sambil memperhatikan kembali keadaan di dalam rumah. "Kuy, masuk. Udah nggak ramai lagi."
Saat mereka berdiri, mereka tidak jadi masuk. Pelayat sedang membawa jenazah di dalam keranda, dan akan dibawa ke masjid terdekat. Di situlah, Adit melihat Gesna. Cewek itu terus berdampingan dengan Pelangi sementara Guntur selalu memapah sang ibu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MATAHARI API
Teen FictionHidup Gesna berubah. Dia yang biasanya petakilan dan tertawa membahana, mendadak galak dan jutek kalau ketemu Adit. Pasalnya cowok yang diam-diam menyeramkan itu juga aneh, berubah jadi receh dan sok akrab ke Gesna. Keanehan lainnya adalah Guntur, s...