35. Sial Amat

467 79 34
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Sial Amat

•••

Tujuan luhur Gesna sekolah hari ini adalah untuk menemui Ester. Pelajaran? Enggak usah ditanya, semua lewat saja di kepalanya. Beruntung, Asri masih di Madinah, sehingga dia tidak memiliki kewajiban untuk datang ke kantin Pespel. Naraya juga tidak sekolah, izin dispensasi Pelatnas. Terserah cewek itu saja, dia dan Naraya masih perang dingin.

Ester datang saat melihat lambaian Gesna di udara. Mereka menepi di sudut kantin depan, yang cukup aman dari cewek-cewek.

"Ter," bisiknya sambil berusaha memastikan tidak ada satu pun yang mendengar pembicaraan mereka. "Yang kemarin, rahasia kita berdua aja. Enggak ada yang tahu. Jadi kalau bocor, gue pastiin itu dari mulut lo."

Gesna tentu ingat bagaimana Ester membocorkan kepada guru piket kalau Naraya sering melompati dinding belakang sekolah untuk cabut. Dia tidak mau kejadian keceplosan cewek itu akan berakibat fatal untuk kesejahteraan hidupnya di sekolah.

"Lo tahu kan dia siapa?" tambah Gesna dengan nada sedikit mengancam.

"Iya, enggak, kok. Gue pikir lo pacaran sama Guntur. Gue lihat lo pelukan sama dia," gumam Ester tertunduk.

"Ye... Dia sahabat gue. Semua salam lo juga gue sampaikan kok ke dia." Gesna merengut. Tidak perlu banyak orang tahu bagaimana sesungguhnya perasaan dia dan juga meskipun dia menyayangi Guntur, bukan berarti setiap salam yang dititipkan cewek-cewek untuk Guntur melalui dia, tidak disampaikan.

Ester mengangguk sambil menyeruput teh botol. "Ya, kalaupun akhirnya kalian jadian, nggak apa-apa juga. Gue malah setujunya Guntur sama lo, daripada sama Joceline itu."

Gesna membuang pandangan, mencoba tidak besar kepala. Guntur sudah memilih Joceline dan dia bukanlah pemenang. "Gila lo. Mereka udah jadian, jangan diutak-atik," desis Gesna memelotot.

Cewek di samping tertawa pelan sambil menoleh. "Kok bisa sih kalian berdua jadian? Dari mana awalnya? Nggak sangka lho gue."

"Mau tahu aja lo kayak rubrik gosip." Gesna mulai menyesap minumannya. Enggak akan ada yang percaya jika pertemuan Gesna dengan Adit pertama kali di parkiran motor, dengan keadaan dia menantang Kepala Suku.

Ester masih tertawa, memberi tahu Gesna satu info penting. "Cewek-cewek di sini, banyak juga yang suka sama dia. Lo tahu ajalah. Orang tuh semakin misterius semakin keren. Dia kan tipe-tipe ganteng-ganteng cool gitu."

Gesna menaikkan sebelah alis atas perumpamaan barusan. Ganteng-ganteng cool?

"Masa sih lo nggak sadar? Coba lo sekali-kali lihat dari jauh kalau dia lagi jalan sendiri di koridor." Ester cengengesan. "Anak kelas gue suka ngintip-ngintip kalau dia lewat."

MATAHARI APITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang