Dua Puluh Enam~

14 1 0
                                    

Sudah berhari-hari Fey berlatih paskibra, suaranya juga semakin bagus karna sering dilatih. Tiga hari lagi ia akan melaksanakan lombanya. Malam hari itu, notif yang "bejibun" membuat Fey segera membuka hpnya.

Line.

Aldyyy :: Fey, kapan lomba paskibnya??
Fefey :: tanggal 20.
Aldyyy :: tiga hari lagi ya, pas Minggu. Aku bakal nonton pas kamu tampil :)
Fefey :: okk.

Fey hanya menghela nafas, sebelum menutup hpnya line baru dari kontak lain masuk membuatnya melihat siapa orang itu.

Line.

Reynald :: tiga hari lagi lomba kan? Gue dateng ok.
Fefey :: tau drmn?
Reynald :: ketos tau segalanya haha
Fefey :: terserah.

Fey menutup hpnya tanpa melihat balasan dari Rey.

Keesokan harinya, saat istirahat tiba. Fey yang harusnya beristirahat harus menuju ke lapangan basket, melakukan pemantapan untuk persiapan lombanya. Saat tiba disana, 30 menit latihan terasa sangat melelahkan. Ditambah cuaca panas yang tak bersahabat, membuat siapa saja ingin cepat berlari kekantin untuk membeli es. Tapi tidak untuk Fey dan pasukannya.

Dari awal latihan sampai lomba nanti, mereka dilarang minum es atau sesuatu yang dingin. Itu menjadi larangan keras bagi Fey karna ia dantonnya. Semua bergantung pada suara.

30 menit dilewati, Fey mengistirahatkan badan, duduk dibawah pohon agar merasa dingin walau hanya sedikit.

Reynald yang melihatnya dari kejauhan pun langsung berlari membawa dua minuman. Satu dingin dan satu tidak. Ia memanggil Fey agar Fey tak beranjak pergi. Fey hanya menoleh dan menarik nafas panjang.

" Fey, nih gue bawain minum. " Rey memberi minuman dingin pada Fey. Fey hanya menoleh sebentar lalu memalingkan wajah. Rey sudah biasa dengan sikap dingin itu. Tapi ia bingung mengapa Fey tak menerima minuman dinginnya. Rey menduduki tempat kosong disebelah Fey. " Fey, nih minum dulu. " sekali lagi Rey mencobanya. Fey hanya menggelengkan kepala tak menjawab, mungkin karna terlalu lelah.

Seakan ingat sesuatu, Rey memukul dahinya. " Oh iya! gue lupa. Minum yang ga dingin aja. Nih. " katanya baru ingat bahwa Fey tak boleh minum dingin. Fey langsung menoleh dan menerimanya. " Makasih. " dengan senyum hambar tak terlihat semangat.

Rey tersenyum melihat Fey meminum air itu. Sangat cepat ia meminumnya. " Haus banget ya? Hahaha " ejek Rey sambil tertawa. Fey hanya tersipu malu dan memalingkan wajah.

" Fey mana sih, dikantin gaada. " gumam Aldy sambil berjalan, sesekali memutari pandangan mencari Fey. Saat dekat lapangan basket, Aldy melihat Fey dan Rey sangat dekat duduk bersama. Dengan sigap Aldy melompat dan berlari mendekati mereka.

" Wah wah, nyolong start dia. " batin Aldy tak terima.

Saat sampai, Aldy langsung duduk disebelah Fey. Seperti waktu itu, Fey dihimpit dua cowok berbadan tegap yang membuatnya (sedikit) tak bisa bergerak.

" Latihan terus, kapan istirahatnya? " tanya Aldy sedikit sewot. Wajar saja, latihan futsal tak sekeras paskibra Fey. Jika dihitung, waktu istirahat mereka sepadan dengan waktu latihan. Berbeda dengan paskibra yang benar-benar memakai waktu untuk berlatih, kapanpun, dimanapun. " Bentar lagi gue lomba, harus totalitas! " jawab Fey sambil mengepalkan tangan. Aldy dan Rey yang melihatnya hanya tertawa.

Bel masuk sudah berbunyi, latihan Fey selesai. Rey dan Aldy pun sudah memasuki kelasnya duluan. Fey ingin mencuci tangan dan mukanya yang sudah kotor terkena debu pasir saat latihan. Ia pun menuju toilet dan membersihkan wajahnya. Dena dan Rena juga ada disana, sedang membersihkan make up diwajahnya karna kena omel guru BK.

" Eh, elo. Seneng banget ya bisa deket-deket Rey dan Aldy. Nyabe lo?! " sambar Dena yang langsung melihat Fey. Rena lari menuju pintu toilet untuk mengunci pintu agar tak ada orang yang bisa masuk. " Gue latihan kak. " jawab Fey sambil membuka kran wastafel. " Berapa kali sih harus dibilangin? Lo gaboleh deket-deket sama pacar kita!! " balas Rena ngegas. " Sejak kapan pacaran? Geer banget. " jawab Fey sedikit sewot. Dena yang sudah emosi pun langsung menarik tangan Fey, menonjok bahu Fey dan menarik rambutnya. " GUE UDAH SABAR NGADEPIN LO!!! JANGAN BIKIN GUE NAIK DARAH!! " emosi Dena meluap.

Rena hanya melihat Fey yang kesakitan dan tertawa. Fey yang kesakitan langsung melepaskan tangan Dena dari rambutnya. Memutar tangan Dena kebelakang badannya, membuat Dena tak bisa bergerak. Rena yang merasa temannya disakiti langsung menyambar muka Fey, mencakarnya dan membuat bekas di pipi kiri Fey. Fey mengaduh dan melepaskan tangannya dari Dena. " Kak, gue bisa nyakitin lo lebih dari ini! Jangan ganggi gue! " katanya emosi, sambil menunjuk mereka berdua. Fey pun berjalan keluar, meninggalkan mereka.

Keduanya menggeram kesal. " Awas aja lo bilang ini ke Aldy atau Rey. Mereka bakal gue sakitin karna gue tau lo gabakal tega ke mereka!! " katanya dengan ancaman baru. Fey kaget dengan ancaman Dena barusan. Sejahat-jahatnya Fey, ia tak akan rela temannya disakiti. Fey hanya menoleh dan menatap mereka tajam, lalu melanjutkan perjalanan ke kelasnya.

Live, Food, and Football. Lil Bit Love.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang