Pelajaran berjalan seperti biasanya, Fey ingin cepat-cepat pulang lalu merebahkan badan dikasur tercintanya. Tapi ternyata, saat ia menyusuri koridor sekolah, seseorang menariknya dengan kasar. Dua orang memakai topi, masker, dan kacamata. Wajahnya tak terlihat. Fey bingung mengapa mereka menariknya kebelakang sekolah. Dengan wajah bingung ia mengikuti mereka. " Eh, apa-apaan narik-narik gue!! Gue mau pulang!! " teriak Fey kepada mereka. " Berisik! " jawab mereka sambil terus menarik.
Saat sampai di belakang sekolah, mereka membuka maskernya. Ternyata itu Dena dan Rena. Mereka membawa botol besar seperti berisi air. Awalnya Fey biasa saja, sampai akhirnya air itu disiram ke tangan Fey, air panas. " ARGHH!! " teriak Fey karna terlalu panas, tangannya berubah berwarna merah. Dengan semangat Dena dan Rena terus berusaha menyiram air tersebut pada Fey.
Dengan sigap, Fey langsung menarik botol tersebut. Dibuangnya ketempat yang jauh. Selanjutnya Fey memegang baju Dena dibagian kerah nya dengan tangan kanan, juga memegang baju Rena dengan tangan kiri. Emosinya meluap. Fey sedikit mengangkat baju mereka. " SALAH APA SIH GUE SAMA KALIAN?! TOH BUKAN GUE YANG DEKETIN ALDY ATAU KAK REY!! GUE GAMAU NYARI MASALAH SAMA PEREMPUAN!! TOLONG JANGAN BUAT GUE NONJOK KALIAN YA! " emosi Fey panjang lebar.
Wajah mereka seketika berubah ketakutan. Fey membulatkan mata, tersadar dengan yang ia lakukan. Secepatnya ia melepas tangannya dari baju Dena dan Rena. " Jangan berani-berani nyakitin temen-temen gue! " ancam Fey dengan suara sedikit bergetar. Kemudian Fey mendorong mereka berdua sampai terjatuh lalu meninggalkannya.
" YaAllah!!! Tangan gue sakittt " batinnya sambil menuju kamar mandi. Sesampainya, ia mencuci atas pergelangan tangannya yang terkena air panas tadi, terlihat sangat merah dan ada bekas luka bakar. Setelah ia membersihkan, ia membalutnya dengan perban kain putih daruratnya. Memang dari SMP, Fey selalu membawa obat-obatan didalam tasnya. Katanya untuk berjaga-jaga.
Ia pun keluar dan beranjak pergi untuk pulang.
Sesampainya dirumah, ia membersihkan badannya dan membalut lagi lukanya dengan perban yang baru. " Untung aja pak Den sama ibu gatau " batinnya lalu beranjak tidur.
Keesokannya, beberapa teman disekolah melihat Fey dengan pandangan ada-yang-berubah-dari-lo-njir. Maklum saja, seragam Fey dibagian tangan, selalu dilipat sampai bawah bahu. Tapi karna kejadian kemarin, ia tak melipat seragamnya. Lengannya benar-benar tertutup oleh seragam yang sudah dikancing rapi. Banyak yang bertanya-tanya, tapi Fey tak menggubrisnya.
Saat Fey duduk, tiba-tiba Aldy menarik lengan tangannya. " Aww! " keluh Fey. Aldy segera melepas tangannya. " Eh maaf " katanya. Fey hanya mengangguk. Selanjutnya Aldy menarik nafas panjang, " Hmm, Fey. Nih aku bawain coklat " katanya sambil memberikan coklat tersebut. Fey menoleh dengan semangat, mengambil coklat tersebut lalu memakannya.
Selanjutnya saat istirahat, seseorang berteriak didepan pintu kelas 10 IPA 1. " Fefey!! Ayo kekantinn " katanya dengan semangat. " Kak Rey, sehari gausa teriak gabisa? Sumpek gue " omel Fey saat didepan pintu. Rey tak mendengarkan, ia langsung menarik tangan Fey. Sekali lagi Fey menjerit, " Aww! Sakitt " katanya. Rey yang mengira cengkeramannya terlalu kuat pun langsung melepas tangannya.
" Ehh, maaf. Gue ga sengaja. " katanya berhati-hati. Aldy pun mendekat lalu mendorong bahu Fey pelan. " Udah, bareng aku aja kekantinnya. Gausa sama dia " katanya lalu beranjak pergi. Fey yang terdorong hanya pasrah.
Seperti biasa, kantin selalu ramai. Tapi untuk kedua " Most Wanted " SMA Indonesia Merdeka, tetap ada tempat duduk untuk mereka. Setelah mendapat tempat duduk, mereka memesan makanan lalu memakannya. Fey merasa kesusahan karna tangannya masih sakit.
" Ishh, susah banget. " gumamnya sambil terus mencoba menyuapkan makanan.
Rey yang melihat Fey pun langsung menarik sendok dan garpu ditangan Fey. Rey mengambil piring nasi goreng Fey, lalu menyuapkan sesendok nasi gorengnya pada Fey. " Nih, susah banget makan nasi goreng doang. " katanya. Fey menolak, ditambah lagi Aldy yang langsung memakan nasi tersebut. " Buat gue aja hahahahha " katanya sambil mengunyah nasi goreng tersebut. " Orang pengen sweet dikit malah gajadi anjir, sialan lo Dy " batin Rey sambil mengumpat dalam hati.
Fey mengambil lagi piringnya, ia tetap berusaha makan sendiri walau tangannya sakit. Aldy dan Rey tak berani bertanya, mereka menduga tangannya terkilir setelah lomba paskib, atau semacamnya.
Bagaimana mau bertanya, raut wajah Fey sangat mengerikan saat Aldy atau Rey menunjuk lengan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Live, Food, and Football. Lil Bit Love.
Novela JuvenilFeliyah Mei. Biasa dipanggil Fey agar terlihat "keren" Cewek tomboy yang menjadikan Real Madrid sebagai prioritasnya. Cewek ga peka, dingin, dan cuek, tapi ia sangat menghargai perempuan, entah kalau laki-laki. Menemui seorang Ketos ter-pede semasa...