Tiga Puluh Satu~

12 1 0
                                    

" Ayolah Fey, pleasee " rengek Aldy dan Rey bersamaan pada Fey. " Waktu itu kan kita udah nontonin lo paskib, sekarang gantian dong nontonin kita futsal. Eh nontonin gue tepatnya " masih dengan wajah Rey sok memelas ia merengek pada Fey. " ayo dong nonton lomba futsal. Lomba pertama aku, please lah Fey " lanjut Aldy ikut merengek.

Fey hanya mendengus kesal. Sudah dari tadi pagi Aldy terus membujuknya agar ia mau ikut menonton pertandingan futsal pertamanya untuk mewakili sekolah. Rey juga membujuknya dari awal istirahat sampai sekarang. Dikantin, mereka berdua terus merengek pada Fey.

" Okey okeyy. Stop it! " kata Fey. " Okey, gue bakal ikut nonton futsal kalian. " jelas Fey akhirnya mengalah. Mereka langsung berteriak senang sampai menjadi pusat perhatian. Tak peduli dengan orang-orang. " WOHOO!! FEY IKUT GUE NONTON FUTSAL. HAI KAWAN-KAWAN KANTIN QOHH, BAHAGIANYAAA " teriak Rey kencang sambil berdiri menaiki kursi. Ketua OSIS tak punya bermoral, batin Fey. " OK OK AKU SETUJU, SETUJU. NANTI SAMA AKU KALO KEMANA-MANA. Jakarta keras " elak Aldy sambil mengecilkan kalimat terakhirnya. " Diem. Satu syarat! Jangan ngerengek alay lagi! Kalo masih ngerengek ke gue kayak tadi awas aja! GUE, gamau berangkat titik. " ancam Fey selanjutnya. Mereka mengangguk senang, wajahnya menampakkan kebahagiaan.

Saat pulang sekolah, Aldy dan Rey sudah dilapangan futsal, mereka melakukan latihan. Sekarang hari Rabu, memang waktu latihan rutin mereka. Tapi karna akan ada pertandingan, dari hari Senin lalu, mereka sudah berlatih setiap sepulang sekolah. Sebenarnya Fey juga latihan paskibra sore ini, tapi karna pelatih tak bisa datang, latihan mereka ditiadakan. " Yahh, coba aja tadi ngabarin pak Den pas pulang. Kan bisa dijemput. " dengus Fey.

Pak Den sebenarnya bisa menjemput kapan saja, tapi karna Fey bilang akan pulang sore, pak Den memberitahu Fey bahwa ia ingin membenarkan mobil ayahnya, jadi Fey mengiyakan. Tapi kenyataannya berubah, jadi Fey harus menunggu sampai pak Den datang. " Ke lapangan futsal aja kali ya. Mayan nontonin anak futsal sambil ngadem. " batin Fey lalu melanjutkan jalannya menuju lapangan futsal.

Sesampainya disana, terlihat anak futsal sedang beristirahat. Fey memilih tempat duduk yang dekat dengan pohon, agar terasa sejuk. Aldy dan Rey pun mendekati Fey. " Ciee, mau nontonin gue futsal ya " pede Rey sambil sedikit mendorong bahu Fey. Fey hanya melirik tajam. " Kalo mau nontonin aku main, tunggu ya. Abis ini main lagi kok hehe " kata Aldy cengengesan.

Keadaan mulai hening. Kebetulan Fey ingat, ia pun memecah keheningannya. " Hmm, gue bakal kasih hadiah kalo kalian hattrick pas main futsal nanti. " katanya dengan semangat. Rey dan Aldy sontak menoleh pada Fey, tak menyangka Fey akan semanis ini. " Kalo hadiahnya lo jadi pacar gue, 100 gol, 100 dahh " kata Rey semangat dengan gaya sok kerennya. " Gaperlu hadiah, kalo kamu yang minta juga bakal aku turutin. Apapun itu, just for you " lanjut Aldy dengan senyuman yang (sok) manis.

Fey hanya tersenyum. " Gue bakal kasih hadiah yang spesial. Tapi bukan berarti mau jadi pacar kalian njir! " jelasnya sambil menunjuk mereka berdua. Seketika keduanya bertatapan lalu tertawa. Fey hanya diam menatap mereka.

Tiba-tiba, coach futsal membunyikan peluitnya, tanda latihan akan dilanjutkan. Aldy dan Rey berpamitan pada Fey lalu berlari kecil menuju lapangan. Fey menarik nafas berat. " Ada-ada aja " gumamnya.

Fey menonton pertandingan. Tak disangka, semangat Aldy dan Rey bertambah dengan cepat. Mereka mampu mencetak gol dengan baik, permainan mereka juga sangat bagus saat itu.

Beberapa jam Fey menunggu, akhirnya pak Den menelfon, katanya ia sudah didepan gerbang sekolah. Fey pun langsung berlari menuju gerbang sekolahnya tanpa berpamitan pada Rey ataupun Aldy. Ia tak peduli karna fikirannya hanya fokus pada satu hal, yaitu kamar tersayangnya.

Setelah latihan selesai,  Rey menoleh kesana kemari mencari keberadaan Fey yang sudah tak terlihat. Ia memukul pundak seseorang. " Eh, Fey kok ga keliatan ya? " tanya nya sambil menepuk pundak Aldy. Aldy menoleh, " Eh, tadi lo ga lihat? Udah pulang dia bang. " jawab Aldy santai. Btw, Setelah mereka kenal lama, Aldy selalu memanggil Rey dengan sebutan " Abang " itu juga karna permintaan Rey. Katanya agar terlihat lebih kece. " Hm, Dy. Panggil gue abang aja ya, biar kayak keren gitu loh, tau lah maksud gue. " ungkap Rey saat itu sambil menaik turunkan alisnya. Dengan senyum jail juga. "

" Padahal di rumah surabaya, panggilan itu sering dipakai, familiar banget hahahah " batin Aldy saat mendengar ungkapan Rey ingin dipanggil abang. " Ckckck. Panggilan macam apa njer. " lanjutnya sambil bergidik geli. Karna Aldy penurut, ia mengikuti saja keinginan Rey. Hanya panggilan menurutnya, biasa saja.

Live, Food, and Football. Lil Bit Love.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang