Saat ini Taehyung sedang berjalan santai mendorong keranjang belanjaan sambil senyum-senyum sendiri melihat Jungkook yang berjalan di depannya sedang asik memilih-milih belanjaan. Seperti calon istri idaman, siap di persunting pikirnya.
"Kak stroberi di kulkasmu masih ada?"
"Sudah habis sejak 2 hari yang lalu."
Jungkook berhenti di tempat buah berwarna merah kesukaan pacarnya itu kemudian memilih-milih mana yang menurutnya lebih segar.
"Lalu kenapa tidak beli lagi? Saking sibuknya hm?"
"Karena ingin belinya dengan Jungkookie."
Jungkook melirik Taehyung sekilas sambil menaruh buah stroberi ke dalam troli kemudian melanjutkan jalannya memilih-milih buah lain yang akan dia beli untuk persediaan di kulkas Taehyung.
"Kenapa ingin beli denganku?"
"Rasanya jadi lebih enak kalau di pilihkan calon istri, hehe."
Jungkook pura-pura tidak mendengar saja padahal kedua pipinya sudah memerah, semerah buah stroberi yang ia pilih nanti. Taehyung anteng saja berjalan santai mengikuti Jungkook sambil bersenandung kecil.
Setelah mereka selesai berbelanja, Jungkook berjalan duluan menuju kasir sedangkan Taehyung masih berdiri di depan lemari minuman dingin sambil cemberut. Ia ingin cola lebih banyak tapi Jungkook melarangnya, sedih sekali.
Tatapan mata Taehyung berpencar mencari Jungkook namun mata tajamnya berhenti dan terpaku saat melihat seseorang yang sangat familiar untuknya. Taehyung tanpa sadar meremas pinggiran troli yang sedari tadi ia pegang.
Taehyung membuang mukanya kemudian pergi dari sana saat Jungkook memanggilnya karena sudah giliran mereka untuk membayar. Jungkook yang melihat perubahan raut wajah Taehyung yang menjadi lebih muram merasa heran.
"Kak kamu kenapa?"
Taehyung hanya menggelengkan kepalanya pelan dan itu malah membuat si manis Jungkook semakin heran dan penasaran. Raut wajah Taehyung mudah sekali di baca, apalagi oleh Jungkook yang memang sudah cukup lama mengenal Taehyung.
"Kak? Kamu baik-baik aja kan?"
"Emangnya aku kenapa hm? Bayar tuh.. Oh iya mba ini ada rasa pisang ya ternyata, ini berapa mba?"
Selanjutnya terdengar suara geplakan cukup nyaring di ikuti ringisan pedih. Itu Jungkook yang baru saja memukul kepala Taehyung yang asik memilah-milih beberapa bungkus 'benda' di dekat kasir. Jungkook kan sebal, di tambah lagi dengan pipi si mba kasir yang memerah.
•••
Taehyung sekarang sedang duduk di kursi meja makan sambil cemberut maksimal. Gimana tidak? Dia di abaikan oleh bunda dan Jungkook, mereka berdua sibuk memasak. Parahnya lagi saat Taehyung mau bantu dia malah di marahi dan di suruh diam saja.
Taehyung berdiri dan pergi dari sana karena bosan, dia pergi ke ruang tv lalu menyalakan tv disana. Bukannya menonton tv tapi pikiran Taehyung malah kembali memikirkan orang yang tadi dia lihat di supermarket.
Orang itu, orang yang tadi ia lihat adalah orang yang ia benci dan rindukan di saat bersamaan. Memikirkannya membuat kedua mata tajam Taehyung berkaca-kaca, hatinya mendadak sesak sekali.
"Taehyungie kamu menangis?!!"
Taehyunh langsung membuang muka dan mengusap kedua matanya kasar menggunakan punggung tangannya saat Jungkook tiba-tiba datang kemudian menjerit tepat di depan wajahnya.
"Taehyungie, kamu kenapa? Jangan buat aku khawatir."
"Aku mencintaimu."
Taehyung mencuri kecupan di bibir Jungkook kemudian kabur menuju ruang makan saat sang bunda meneriaki mereka menyuruh mereka untuk makan. Jungkook terdiam, ada sesuatu yang aneh pikirnya.
Tidak ingin berpikir yang tidak-tidak, Jungkook langsung menyusul Taehyung menuju ruang makan. Jungkook duduk di samping Taehyung yang duduk berhadapan dengan bunda.
"Kenapa mata kamu merah begitu Tae?"
"Gatal bun, tadi aku menguceknya jadi merah begini."
"Jangan mengucek matamu, itu bahaya. Kamu pakai saja obat tetes mata yang pernah bunda berikan pada kamu. Kamu masih simpan kan?"
"Iya ada bun, nanti aku pakai."
Bunda, Taehyung dan juga Jungkook memakan makan siang mereka dengan khidmat. Makanan yang di buat Bunda memang tidak pernah gagal, apalagi Jungkook ikut membantu. Sempurna, pikir Taehyung.
"Jungkookie kamu tau tidak?"
"Tau apa bun?"
"Taehyungie itu saat masih kecil cengeng sekali loh."
"Benarkah bun?"
Bunda mengangguk sambil tersenyum menjawab pertanyaan Jungkook yang sedang menatap bunda penuh minat seakan meminta cerita lebih lanjut. Taehyung yang di bicarakan mengerang kesal merasa tidak terima.
"Ayolah bun, kenapa harus membeberkan aibku seperti itu?"
"Itu bukan aib sayang, wajar saat itu kamu cengeng karena masih kecil. Tapi sekarang kamu menjadi kuat dan tegarkan?"
"Keadaan yang membuatku harus seperti itu kan bun?"
Bunda tidak menjawab dan malah menunduk kembali memakan makanannya begitu juga dengan Taehyung. Jungkook terdiam bingung sambil menatap bunda dan Taehyung berganti.
Ada yang Jungkook tidak tahu dan dia yakin itu bukan sesuatu yang baik.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Pallete
Short StoryPallete itu tempat nyimpen banyak warna yang manis. Jadi ya ini isinya yang manis-manis aja, semoga aja. ©seumulset, 2018.