Selesai ngampus Taehyung langsung nganter Jungkook pulang, kasihan anak orang nunggu lama. Jungkook pulang lebih awal tapi kepalanya keras sekali ngotot mau nunggu Taehyung.
Nunggu hampir 3 jam untung Jungkook ga pundung, mungkin dia nyadar dia yang maksa sendiri. Udah dalam mobil nyalain mesin mobil siap pergi, Jungkook buka pembicaraan.
"Kakak nanti langsung pulang atau kemana?"
"Aku mau ke tempat Bogum dulu, kenapa hm?"
Jungkook cuman geleng-geleng lucu aja, Taehyung mulai tancap gas dan mereka siap membelah jalanan cielah. Taehyung lirik Jungkook sekilas dan ngernyit heran saat liat si manis ngelamun.
"Ada apa sayang?"
"Hm? Eh?"
Jungkook yang sedari tadi liat ke luar jendela noleh kearah Taehyung. Taehyung senyum tipis dan sebelah tangannya genggam lembut tangan pacarnya sementara tangan satunya sibuk nyetir.
"Kamu kenapa ngelamun? Ada yang di pikirin?"
"Engga kok kak, hehe."
"Hehe? Kamu yakin?"
"Iya yakin kak."
Jungkook-nya bohong dan jelas Taehyung tahu. Jungkook itu tipe orang yang gabisa bohong, mau bohongpun gampang sekali ketebak kalo dia lagi bohong.
"Kalau ada apa-apa langsung cerita sama aku aja oke?"
Jungkook ngangguk, mainin jari-jari panjang Taehyung yang tadinya genggam tangan dia. Jungkook tarik nafas pelan dan kembali tatap Taehyung yang fokus nyetir dan liat kedepan.
"Kak kamu mau ngapain ke tempat kak Bogum emang?"
"Dia minta bantuan, kenapa hm?"
"Bantuan apa? Kok minta bantuan sama kamu?"
"Dia mau nyatain perasaan ke Irene katanya, dia mau tanya-tanya soal tembak menembak, karena aku berpengalaman mungkin?"
Jungkook ngedecih dan hempasin tangan Taehyung kasar. Geserin diri sendiri ke deket pintu sedikit menjauh dari pacarnya. Jungkook naikin kakinya keatas jok mobil dan dia peluk lututnya sendiri.
"Iyadeh yang mantannya banyak, aku tau."
"Haha ga banyak kok sayang, cuman beberapa."
"Ngeselin! Kakak punya mantan kok aku enggak?"
Taehyung lirik Jungkook yang lagi cemberut lucu terus ketawa kecil. Parkirin mobilnya di depan gerbang keluarga Jeon dan matiin mesin mobilnya. Miringin posisi ngadep Jeon Jungkook yang masih manyun.
"Kenapa ngeselin?"
"Ga rela ah, masa kamu yang pertama buat aku tapi aku bukan. Mantan kamu pasti cantik-cantik, terus--"
"Mereka masalaluku dan kamu masa depanku oke? Terserah gimana perasaan aku ke mereka dulu karena yang penting itu perasaan aku ke kamu sekarang gimana. Pertama atau bukan itu bukan sesuatu yang penting, yang penting itu di akhirnya kita sama siapa."
Jungkook turunin kakinya posisi awal, nautin tangannya sendiri dan mainin random. Taehyung ngehela nafas dan genggam lagi tangan manisnya, kecup punggung tangannya dan natap Jungkook-nya dalam.
"Maaf kak aku kekanakan ya?"
"Terserah mau kekanakan atau gimanapun kamu aku suka. Yang aku gak suka tuh saat kamu raguin aku sayang. Kamu emang bukan yang pertama buatku tapi mungkin kamu bisa jadi yang terakhir? Aku bahkan udah mikir sejauh itu loh."
"Maaf kak hiks."
Jungkook nangis, cengeng sekali dan ini kenapa Taehyung selalu banyak mikir dulu sebelum bicara atau berbuat. Jungkook-nya itu rapuh sekali, ibaratnya di sentuh dikit aja dia bisa langsung rusak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pallete
Short StoryPallete itu tempat nyimpen banyak warna yang manis. Jadi ya ini isinya yang manis-manis aja, semoga aja. ©seumulset, 2018.