Alika tengah duduk di balkon kamarnya..dingin nya angin malam menusuk kulit tanpa perduli banyak orang yang kedinginan.Raut wajah Alika terlihat cemas,ia terus menatap benda pipih di tangan nya tanpa mengalihkan mata nya sedikit pun,menunggu..Ya kali ini Alika tengah menunggu seseorang yang beberapa minggu ini menghilang bak di telan bumi tak ada kabar sedikitpun yang Alika terima,pesan chat Alika pun tak di balas,entah dimana dan kemana kah Aditya sekarang.
"Bisa gak sih,gak usah bikin cemas gini!"batin Alika.
Kini bulir air mata menetes tanpa bisa di tahan,terisak seperti telah kehilangan untuk selama nya,padahal pada kenyataan nya tidak.Alika hanya takut Aditya meninggalkan nya,Alika tak sanggup jika harus terus merasakan kesepian.
"Seenggaknya kasih kabar meskipun hanya 1 atau 2 menit biar gue gak khawatir kayak sekarang,"batin Alika terus saja melontarkan isi hati yang ingin ia keluarkan.
TERIAK! yaa rasa nya Alika ingin teriak sekencang kencang nya namun bibir nya terasa kelu dan hanya bisa bermonolog dalam hati.
"Gue gak mau kehilangan orang yang gue sayang lagi Dit!lo dimana?lo Ngilang gitu aja tanpa pamit,apa lo disana lagi rindu gue?sama hal nya gue rindu lo?"
"Gue tau kok lo gak mungkin ninggalin gue,gue tau itu..tapi sekarang gue takut dengan lo Ngilang 3 minggu gue takut Dit lo bakal ninggalin gue"batin Alika dada nya sesak , ia terisak semakin keras.
"Setidak nya jangan buat gue cemas kaya gini,sekali ajaaa lo kasih kabar gue Dit.."
Semilir angin lagi-lagi menusuk kulit Alika,rasa nya seperti orang bodoh jika ia terus bermonolog dalam hati,percuma!tak akan ada yang menjawab nya.
🐼🐼🐼
Seperti pagi biasa nya setiap pagi Alika pergi mengunjungi kelas Aditya,mata nya memancarkan harap,berharap Aditya ada di kelas nya hari ini.
"Eh eh misi dong,lo temen sekelasnya Adit kan?"tanya Alika pada seorang siswi.
Gadis itu mengangguk.
"Emm Adit masuk gak hari ini?"
"Enggak dia gak masuk lagi,alasan nya masih sama izin,"kata gadis itu.
"Kalau boleh gue tau,dia izin kenapa ya?"
Gadis itu mengangkat bahu nya,tanda gadis itu tak mengetahui mengapa adit izin.
"Ohh yaudah makasih ya.."
Gadis itu mengangguk,"iya sama sama."
Lagi lagi Alika menghembuskan nafas nya kecewa.
"Where are you?"batin alika..Lagi dan lagi kata itu selalu ia lontarkan dalam hati bertanya pada diri sendiri,berharap mendapat titik terang dimana kah keberadaan Aditya.
Alika berjalan menuju kelas nya wajah nya nampak muram,tersirat rasa kecewa di raut wajah nya..hari hari nya terasa begitu hitam putih tak ada warna warni seperti pelangi lagi,tatapan mata Alika kosong,ia berjalan menunduk tanpa mau mengangkat wajah cantik nya.
"Alika!"panggil seseorang dari belakang.
Tak ada jawaban sedikit pun Alika terus berjalan seperti tak mendengar suara siapa pun.
"Al.."Lelaki bertubuh tinggi berkulit putih menahan langkah Alika,Alika yang sadar ada seseorang yang menarik tangan nya akhir nya pun mengangkat wajah nya menatap seseorang yang menahan nya.
"Revan.."lirih Alika.
"Lo kenapa al?kok murung gitu?lo sakit?kita ke UKS ya?"
"Gue gak papa Van,"
"Lo nyari Adit ya?"
Alika mengangguk samar,air mata yang sedari tadi ia tahan menetes tak bisa di bendung lagi.
"Lo jangan nangis Al.."Revan menghapus air mata Alika menggunakan ibu jari nya.
"Kita ke taman belakang ya?tenangin diri lo gue temenin."Ajak Revan,Alika hanya mengangguk,mungkin sekarang Alika harus menumpahkan semua unek-unek yang ia tahan.
"Lo cerita sama gue apa masalah lo Al?"Ujar Revan saat mereka berdua telah duduk di bangku taman sekolah.
"Lo tau Adit dimana?"tanya Alika,mata nya sembab sebab menangis semalaman.
"Gue gak tau al kalau soal itu..emang dia gak ngasih kabar sama lo?"
Alika menggeleng kan kepala nya.
"Where are you Dit?"lirih alika,entah bertanya pada siapa.
"Gua ngerti perasaan lo sekarang Al."Revan memeluk tubuh Alika menyalurkan kehangatan dan kekuatan pada Alika.
"Gue takut kehilangan Adit Van.."lirih Alika lagi suara nya parau.
"Gue tau itu Al,disini masih ada gue masih ada temen temen lo..Lo gak usah takut lo gak akan kesepian kok.."
"Gue tau itu Van..tapi apa salah gue khawatir sama Adit?3 minggu dia hilang tanpa kabar!gue gak butuh di kabarin setiap saat kok asal dia luangin waktu buat gue 2 menit aja itu udah cukup seenggaknya gak bikin gue cemas kaya gini.."Cerita Alika.
"Gue tau kok adit pasti punya alasan kenapa dia gak bisa kabarin lo,"sanggah revan.
"Mending sekarang lo ke kelas coba berbaur kaya biasa nya biar lo bisa lupain masalah lo ya meskipun cuma sesaat,tapi seenggaknya itu ngilangin rasa khawatir lo,"nasehat Revan.
"Iya van,makasih ya lo udah mau dengerin cerita gue,makasih juga buat nasehatnya,"ucap Alika tersenyum sendu.
Revan mengangguk,"sama sama Al.."
Alika berjalan lebih dulu meninggalkan Revan yang masih setia duduk di bangku taman.
"I'm sorry Alika.."lirih Revan.
🐼🐼🐼
Yey upload lagi!😚😚
Hayoloh apa maksudnya revan minta maap?
Part ini terlalu melow ya hm:'v
Komen'next part' dongg biar aku semangat gitu nulis nya wkwk.
Penasaran apa maksud nya revan? Tunggu aja yaa nanti aku publish..tetep baca yaaa jangan bosen baca cerita aku..gaje sih kadang hehe..pokonya kalau suka jangan lupa vote dan komen yaaaa😚😘
KAMU SEDANG MEMBACA
LONELINESS AND FIRST LOVE [COMPLITED]
Teen Fiction[Follow sebelum membaca] Loneliness and First Love. Satu kalimat empat kata yang mampu mendefinisikan rasa. Luka dan cinta. ------------- #1 in loneliness(28 juli 2018) #65 rekomendasi(19 oktober 2018) #73 firstlove(19 oktober 2018) #135 broken(19 o...