Warning!!
Cerita ini mengandung racun-racun yang membuat kalian semua candu. Jadi hati-hati dengan LCRG 😁Happy reading!!
"Hai, Mam," sapa Milly yang baru saja memasuki rumah dan mencium punggung tangan Diandra.
Diandra mencium kening Milly. "Hai, sayang. Gimana tugasnya udah selesai?" tanya wanita itu dengan raut khawatir.
"Udah, Ma. Tadi Ervan nggak paham-paham sama tugasnya, jadi aku harus jelasin ulang dan pulang kemaleman," jelas Milly dengan begitu meyakinkan.
Diandra mengangguk-angguk memaklumi tanpa menaruh curiga sedikitpun. "Iya ... mama paham, kok. Cepetan ganti baju, terus makan malam."
"Iya, Mama, sayang." Milly mencium pipi kanan Diandra sekilas dan langsung melenggang ke kamarnya.
Sampai di kamar, Milly melemparkan tasnya sembarangan dan langsung merebahkan diri di atas ranjang. Menutup mata sejenak sebelum berganti pakaian dan turun untuk makan malam.
Gadis itu mendudukkan diri, menatap bayangan dirinya dalam pantulan cermin dan menyeringai puas.
∆ Milly Oswald ∆
"Selamat pagi," sapa Bu Yuni yang baru saja memasuki kelas.
"Pagi, Bu," balas para siswa serentak.
"Oh, iya. Pasti kalian kepo, dong, sama cowok ganteng di samping saya ini?" goda Bu Yuni dengan senyum merekah.
Para siswa berbisik-bisik sana-sini sampai salah seorang dari mereka berceletuk, "Ya ampun, Bu. Bukan ganteng lagi ini mah, tapi malaikat."
"Gantengan juga kakek saya, Bu." Salah seorang lagi menanggapi.
"Huuuuuuu!!"
"Jangan ganjen, Kar. Dia punya gue!" sanggah siswi dengan rambut sebahu.
"Dih, jangan sirik, Gina si tiang listrik!" balas Karla tidak terima.
Keduanya berdiri dari tempat duduk dan saling menghadap.
"Bisa bego gue kalau sirik sama lo!"
"Heh! Enak aja ngomong gitu!"
"Hey! Kalian diam atau saya suruh bersihkan toilet!" bentak Bu Yuni membuat satu kelas langsung hening.
Karla dan Gina yang tadi ribut juga ikut menyimpan suara dan duduk kembali.
"Baiklah ... udah selesai berantemnya?"
Karla dan Gina menunduk. "U-udah, Bu."
"Kalau gitu, silakan perkenalan. Sebut nama sama alamat saja," pinta Bu Yuni mendapat anggukan kepala dari murid baru itu.
"Hai," ucapnya tergugup. "Perkenalkan, nama Clay Ladarian. Alamat di Perumahan Jati Hanum, Jalan Semanggi, Nomor 17. Mohon bantuannya!"
"Eh ... tetangga gue!" celetuk salah seorang siswa dengan tampang pas-pasan. "Gue Robby."
Clay hanya tersenyum menanggapi.
"Silakan kalian kenalan dulu sama Clay, biar tambah akrab. Saya mau ke ruang kepala sekolah, lima belas menit," ucap guru itu membuat seluruh kelas bersorak.
"Siap, Bu."
"Kalau mau lama-lama juga boleh, Bu Yuni."
Bu Yuni tidak lagi menghiraukan kata-kata muridnya dan langsung keluar kelas menuju ruang kepala sekolah.
Clay yang masih berdiri di depan kelas langsung dikerumuni oleh para siswi. Diwawancarai tentang status atau dimintai nomor telepon, juga tidak lupa pertanyaan-pertanyaan basi lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Control (Rebel Girl)
Mystery / Thriller[COMPLETE] Manik mata hitam dan sorot mata tajam yang begitu memesona. Tatapannya yang lekat dan dalam bisa membuat siapapun yang memperhatikannya merinding ketakutan, jangan lupakan juga sebuah gunting yang selalu terselip di saku rok seragamnya. G...