LCRG 21 : Air Terjun

1.4K 101 3
                                    

Happy reading!!

"Tumben lama." Clay sudah berdiri di depan pintu panti asuhan menyambut kedatangan Milly.

"Iya, sorry. Tadi ada nenek lampir di rumah gue."

"Lhah?"

"Lupain aja."

"Eh, Pak Adi nggak diajak masuk itu?" tanya Clay melihat Pak Adi yang masih ada di dalam mobil.

"Nggak usah katanya. Gue juga cuma mau mampir bentar doang, kangen sama ibu panti," jelas Milly membuat Clay mengangguk-angguk.

Hampir satu jam berlalu. Milly dan ibu panti bercakap-cakap, sedangkan Clay hanya memperhatikan dan sesekali ikut dalam pembicaraan mereka kalau paham akan topiknya.

"Ya sudah, Milly pamit dulu, Bu."

Saat gadis itu hendak melenggang pergi, Clay menahan tangan Milly. "Nggak mau ngobrol sama gue?" tanya Clay.

Milly terkikik. "Udah bosen, tiap hari juga liat lo di sekolah."

"Ibu yang pergi kalau gitu. Kalian ngobrol aja," ucap ibu panti lalu pergi meninggalkan Clay dan Milly.

Gadis itu kembali duduk. "Mau ngobrolin apa? Nggak ada yang penting juga."

Clay terlihat sedikit kikuk. "Habis ini ada acara?"

Milly memutar bolanya malas. Dia menyandarkan tubuhnya ke punggung sofa seraya menyilangkan kedua tangan di depan dada. "Nggak ada. Mau langsung pulang, tidur."

"Em ... kalau gue ajak ke suatu tempat, mau nggak?" tanya Clay seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Gadis itu menegakkan duduknya. "Ke mana?"

"Mau nggak?" balas Clay kembali dengan pertanyaan.

"Boleh-boleh. Kalau pulang males juga ketemu sama nenek lampir."

"Nggak izin dulu?"

Milly menggeleng. "Nggak. Mama sama Papa nggak di rumah, ceritanya gue dititipin sama Tante Hannah, si nenek lampir."

Clay hanya mengangguk-angguk. "Naik motor gue aja, ya?"

Dahi gadis itu berkerut. "Kenapa? Pak Adi ada di depan, tuh."

"Biar romantis," ucap Clay jahil.

Milly meninju lengan lelaki itu cukup kuat. "Basi! Sama Pak Adi ajalah. Nanti lo macem-macem lagi sama gue."

"Aw!" pekik Clay. Dia mengusap-ucap lengan kirinya. "Terserah lo aja, Mil."

"Okey."

"Tapi kalau dipikir-pikir, bukan gue yang bakal ngapa-ngapain lo, malah lo yang ngapa-ngapain gue!" tukas Clay hingga kembali mendapat pukulan Milly.

∆ Milly Oswald ∆

"Itu, Pak. Ada plangnya!" tunjuk Clay.

Milly membaca tulisan di plang itu. "Air Terjun Sewu Rasa."

Clay yang duduk di sampingnya mengangguk. "Iya, bagus parah pemandangannya. Lo pasti suka."

"Gue belum pernah ke air terjun," ungkap Milly membuat lelaki itu terkikik.

"Beneran?"

Milly hanya mengangguk. "Iya."

"Gue jamin, kunjungan pertama lo kali ini bakal jadi yang terbaik, yang paling berkesan, deh," ucap Clay percaya diri.

Setelah mobil hitam itu belok ke kanan mengikuti petunjuk yang ada, guncangan-guncangan semakin terasa. Jalanan di sini bukan lagi aspal, melainkan makadam dan juga tanah-tanah basah.

Lost Control (Rebel Girl)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang