Warning!!
Terdapat adegan kekerasan dalam part ini, jika kurang nyaman bisa bijak sendiri, ya, kanHappy reading!!
"Dil, mau aku ajak lagi?" tanya Milly sedikit menolehkan kepalanya ke belakang lalu menatap lurus lagi pada jalanan. Gadis itu mengendarai motor matic biru milik Ervan dengan begitu santai.
Dila mendekatkan diri. "Ke mana?" tanyanya setengah berteriak.
"Ke suatu tempat, pokoknya nggak bakal kamu lupain seumur hidup, deh."
Gadis itu mengangguk antusias. "Mau-mau."
"Okey, pegangan, ya! Aku mau ngebut."
Saat sampai di tempat yang sangat dikenalnya, Milly segera menghentikan motornya.
"Ki-kita mau ngapain di sini?" tanya Dila tergagap dan mendekap lengan Milly.
"Kamu takut?"
Dila melepaskan tautannya lalu menggeleng kuat. "Ada hantu, kah, di dalam sana?"
Milly menampilkan senyuman. "Nggak ada, lah. Ini itu tempat persembunyianku. Enak banget, sunyi, dan jauh dari keramaian."
Dila hanya mengedarkan pandanganya ke sekitar.
"Ayo, masuk!" Gadis itu membuka pintu kayu di depannya. Dila masuk terlebih dahulu dan Milly langsung mengunci pintunya.
"Eh? Kok dikunci?"
"Nggak pa-pa, lebih aman aja." Milly menjeda. "Maaf, ya, emang gelap di dalam."
"Iya."
Milly meraba dinding dan menyalakan sakelar lampu. "Selamat datang di rumah Milly!"
Kaki gadis manis itu langsung melemas seperti jeli saat netranya melihat kepala seseorang yang begitu dia kenal tergantung di dinding sana. "Kak-Kak Ga-vin?"
Milly mengangguk antusias. "Wah, lo kenal sama Gavin, ya? Dia betah banget di situ, loh, jadi gue pajang di paling kanan."
Leher Dila kaku hanya untuk sekadar menengok pada Milly. "Ap-apa yang mau—"
"Jangan gugup gitu. Gue cuma mau nambah koleksi, kok," ucap Milly seraya mengedipkan sebelah matanya.
Dila berbalik dan segera memaksakan diri untuk mendobrak pintu, tapi nihil. Tenaganya terlalu kecil, apalagi dengan kondisinya yang begitu syok sekarang ini.
Bugh!
Milly memukul tengkuk gadis itu dengan sebuah balok yang cukup besar hingga targetnya langsung pingsan tidak sadarkan diri.
∆ Milly Oswald ∆
"Huah!" Dila langsung tersentak bangun saat air dingin itu menyentuh permukaan kulitnya. Keadaannya cukup buruk, duduk pada sebuah kursi kayu dengan tangan dan kaki terikat, juga tubuhnya yang basah sekarang.
Milly membuang embernya sembarangan dan menampilkan senyum termanisnya. Gadis itu melambaikan tangan. "Hai, Dil. Tidurnya nyenyak?"
Dila menatap tajam pada Milly. "Apa-apaan ini, Mil?"
"Ssstt! Jangan teriak-teriak, gue nggak suka berisik kalau acaranya belum mulai," ucap Milly seraya mencengkeram rahang gadis itu kuat.
Milly menepisnya, mengambil kain kotor dari lantai dan menyumpalkannya pada mulut Dila.
"Lo suka diskusi sama gue, kan? Kali ini gue bakal kasih pertanyaan yang pasti mudah banget buat lo. Dila yang imutnya berlebihan, lo cuma harus jawab dengan benar atau dapat hukuman, okey?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Control (Rebel Girl)
Mystery / Thriller[COMPLETE] Manik mata hitam dan sorot mata tajam yang begitu memesona. Tatapannya yang lekat dan dalam bisa membuat siapapun yang memperhatikannya merinding ketakutan, jangan lupakan juga sebuah gunting yang selalu terselip di saku rok seragamnya. G...