Warning!!
Terdapat adegan kekerasan pada part ini 😶Happy reading!!
Seorang lelaki tengah duduk di ruang tamu, kedua kaki panjangnya dia silangkan di atas meja, dan jari-jarinya sibuk menari di atas layar ponsel. Beberapa kali dia terkikik karena membaca berita menarik hari ini.
"Mario, ayo!" ajak seorang gadis dengan wajah kesal.
Cowok itu melirik sejenak. "Lo duluan aja, nanti gue nyusul."
Setelah mendengar perkataan bernada dingin terlontar dari bibir Mario, gadis itu segera bergegas tanpa membantah sedikitpun. Padahal kalau boleh dia marah, gadis itu pasti akan langsung melayangkan tamparan keras pada pipi Mario karena cowok itu berani mengabaikannya.
Mario masih pada posisinya hingga tiba-tiba pintu utama yang terbuka dengan kasar menarik perhatiannya. Matanya berkedip beberapa kali melihat siapa yang datang dengan napas terengah itu. Dia beranjak, mendekat pada seorang gadis yang masih setia di ambang pintu rumahnya.
"Selamat malam, Milly," sapanya dengan begitu lembut. Senyum misterius terbit di bibir cowok itu. "Udah gue duga lo bakal balik lagi ke sini."
Milly tidak merespon. Dia tetap mematung di tempat seraya menunjukkan ekspresi datar. Kosong.
Gadis itu menyentakkan tangan Mario yang hendak menyentuh wajahnya.
Cowok itu tersenyum sinis. "De javu, Sayang?"
Dengan gerakan cepat tanpa memperhatian raut Mario yang keheranan, Milly meletakkan tas punggungnya di lantai dan melepas jaket cokelatnya. Saat ini gadis itu hanya mengenakan tank top dan hot pans hitam.
Mario bersiul seraya melayangkan tatapan nakal memperhatikan seluruh tubuh Milly dari bawah hingga berhenti pada manik tajam gadis itu.
Tanpa aba-aba dari siapa pun Milly maju, mempersempit jarak antara dirinya dan Mario. Dia mengalungkan tangannya pada leher Mario, sedikit berjinjit dan langsung melumat kasar bibir cowok itu. Beberapa detik Mario membeku, hingga akhirnya cowok itu membalas ciuman Milly dengan lebih brutal.
Stok udara pada paru-paru Milly menipis. Mario yang menyadari hal itu langsung melepaskan pagutan mereka, tapi tidak dengan kungkungan tangannya yang kekar.
Cowok itu berbisik, "Akhirnya lo nyerah, Mil? Ternyata, kematian cowok sialan itu nggak sia-sia."
Tubuh Milly menegang. Mario berbicara tentang Clay-nya. Jantung gadis itu berdetak cepat. Darahnya mendidih.
Mario beralih menciumi leher gadis itu. Milly tidak akan membiarkan dirinya tenggelam dengan begitu mudah. Dia mendorong dada cowok itu lalu melumat kembali bibir Mario. Semacam penolakan halus yang membuat target akan lebih bergairah.
Milly terus melancarkan aksinya. Mendorong mundur tubuh cowok itu dengan terus memagut bibirnya dengan kasar. Tubuh Mario terhempas ke sofa. Dia tersenyum penuh gairah, dia menginginkan Milly secepatnya. Dengan menggunakan kaki panjangnya, Mario membuat Milly jatuh ke atas dirinya.
Lo masuk ke perangkap gue cowok keparat, batin Milly menyuarakan kemenangan.
Saat Mario sudah benar-benar mabuk dengan ciuman-ciuman dalam itu. Dia menggeser Milly sedikit dari atas dirinya. Mario mulai melepaskan kaos navy yang dia kenakan menampakkan tubuh atasnya yang telanjang.
Milly tidak mau menyia-nyiakan kesempatan. Dengan gesit gadis itu meraih vas bunga dari atas meja. Saat Mario sudah menyingkirkan kaos yang menghalagi penglihatannya, sebuah hantaman keras langsung mendarat ke kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Control (Rebel Girl)
Mystery / Thriller[COMPLETE] Manik mata hitam dan sorot mata tajam yang begitu memesona. Tatapannya yang lekat dan dalam bisa membuat siapapun yang memperhatikannya merinding ketakutan, jangan lupakan juga sebuah gunting yang selalu terselip di saku rok seragamnya. G...