LCRG 14 : Cemburu?

1.8K 125 21
                                    

Happy reading!!

Milly duduk setelah menaruh tasnya di bawah meja. Gadis itu lagi-lagi memperhatikan keluar jendela untuk mendapatkan ketenangan di pagi hari. Dia menutup mata dan beberapa kali menghela napas untuk membebaskan semua rasa dalam dadanya.

"Mil." Panggilan dari seseorang yang sangat familiar bagi Milly.

Clay berdiri, memutar kursinya untuk menghadap ke belakang. Lelaki itu menopang dagunya dengan kedua tangan. "Lo beneran udah sembuh?"

Gadis bersurai pirang itu mengangguk.

"Beneran?"

"Iya, Clay," jawab Milly dengan yakin. "Apalagi besok udah mulai ulangan akhir semester, gue nggak mau ikut susulan."

"Okey, kalau kenapa-kenapa bilang aja, nanti gue anter pulang."

"Cie-cie ... ehem!" Robby mendekat dan berdeham kuat membuat kedua orang itu menatapnya tajam.

"Kenapa?!"

"Ya Tuhan, kenapa lo pada ngeliatin gue gitu banget? Udah kayak macan mau nerkam ae," ucap Robby seraya menyeret salah satu bangku kosong untuk duduk di samping Milly.

"Jauh-jauh!" usir gadis itu.

Robby menggeser bangkunya ke samping Clay. "Sesian amat sama gue, Mil. Kalau sama dia aja manis-manis macam lolipop," tutup Robby melirik ke arah Clay dan hanya ditanggapi senyum kemenangan oleh lelaki itu.

"Berisik!" tukas Milly.

"Clay pinjem catetan lo Biologi, dong," pinta Robby.

Clay menaikkan sebelah alisnya. "Kemana buku lo?"

"Ada buku gue mah, nggak ada tulisannya aja." Setelah perkataannya barusan alhasil Robby mendapat jitakan keras dari Clay. "Aw!"

Akhirnya Clay memberikan buku catatan berwarna cokelat itu pada Robby. Sahabatnya itu sangat girang sampai memeluk bukunya erat. "Makasih, Clay. Gue mau nyalin dulu kalo gitu. Kalian pacaran aja, okey, gue nggak ganggu lagi."

Saat Robby menjauh dari tempat Milly, Clay mulai terkikik dan berusaha keras untuk menahan tawanya.

"Lo kenapa, sih, Clay?" tanya Milly keheranan.

"Liat aja nanti." Clay mulai menghitung. "1 ... 2 ...."

"B*ngsat!" Robby mengacungkan bukunya tinggi dan berteriak, "Clay, kenapa ini catetan Matematika isinya?"

Clay berdiri dan menjawab, "Makanya kalo minjem liatin dulu, asal comot aja lo."

Milly tersenyum sekilas mendengar perdebatan kedua orang itu. Mereka sudah seperti dua anak anjing yang harus berbagi susu dengan sama rata, tapi tidak ada yang mau mengalah untuk mendapat lebih banyak.

"Assalamualaikum," salam seorang siswi asing dari ambang pintu menyita perhatian semua penghuni kelas yang tengah sibuk dengan kegiatan paginya masing-masing.

"Kenapa, Dek?" tanya Fabian, si ketua kelas.

"Mau ketemu sama Kak Clay, disuruh Bu Haning," jawab gadis dengan rambut sebahu itu apa adanya.

Fabian yang duduk di bangku depan pojok kiri berdiri dan berbalik. "Clay, dicariin tuh!"

"Iya." Clay hanya merespon singkat dan segera menghampiri siswi kelas X IPA 2, bernama Salsa itu.

Karena tidak ada apa-apa lagi yang mengganggu, kondisi kelas kembali seperti semula. Riuh sana-sini mewarnai pagi di kelas XI IPA 1.

"Bicara di luar aja, di sini rame banget," ungkap Clay dan mendapat anggukan dari Salsa.

Lost Control (Rebel Girl)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang