Happy reading!!
Jam istirahat selalu menjadi waktu berharga bagi Milly untuk menikmati kesendiriannya. Namun, beberapa hari belakangan gadis itu jarang mendapatkan ketenangan karena ada penganggu kecil. Siapa lagi kalau bukan Clay, si anak baru.
"Mil, gue ada roti, nih. Mau nyoba?" Clay menyodorkan sebuah roti cokelat pada Milly. Clay berdiri, meraih tangan Milly untuk menerima pemberiannya. "Jangan malu-malu, gue bawa banyak," ucapnya dengan senyum manis.
Milly memandang roti yang masih dalam bungkus plastik di telapak tangannya, kemudian mengalihkan fokus pada Clay. "Lo nggak bosen gangguin gue mulu, huh?"
Dengan wajahnya yang begitu polos, Clay menggeleng antusias. Lelaki itu meraih satu roti dari dalam tas, membuka bungkusnya dan memakannya dengan lahap. "Parah, ini enak banget. Cobain, Mil!"
Akhirnya Milly menurunkan egonya dan perlahan melahap roti pemberian Clay itu. "Lumayan," lirihnya.
Suara bel yang menguar di seluruh sekolah menandakan kalau jam istirahat telah usai. Seluruh siswa kembali memasuki kelas masing-masing untuk mengikuti jam pelajaran berikutnya.
"Selamat siang," sapa bapak guru yang baru saja memasuki kelas.
"Siang, Pak Ibram."
"Baiklah, ka—"
Ucapan Pak Ibram dipotong oleh Robby yang tiba-tiba saja berdiri. "Pak, ada murid baru."
"Benarkah?" tanya Pak Ibram lalu mengedarkan pandangan.
Clay mengangkat tangan kanannya ingin memberitahu kalau dialah yang dimaksud oleh Robby. "Saya, Pak."
"Wah ... tampan juga kamu. Nggak kalah sama saya waktu muda," gurau Pak Ibram. "Silakan maju, biar kenal sama saya."
Clay mengangguk dan beranjak dari tempatnya menuju depan kelas. Pak Ibram menepuk- nepuk pundak kanan Clay. "Saya Ibram, guru Bahasa di sini."
"Saya Clay."
"Eh ... kenalan juga sama yang lain. Biar tambah akrab," putusnya.
"Tapi—"
"Udahlah ... yang lain keberatan?"
"Tidak!" jawab semua siswa kompak dan Robby-lah yang suaranya paling bersemangat.
"Tuh."
"Perkenalkan, nama saya Clay Ladarian. Salam kenal untuk kedua kalinya," ucap Clay sedikit terkikik.
"Status?" tanya Pak Ibram spontan.
"Apa, Pak?"
"Status?" ulang Pak Ibram.
Clay menjawab dengan asal, "Pelajar."
"Statusmu itu lho. Jomlo apa udah punya pacar?" tanya guru Bahasa itu dengan blak-blakan.
"Eh ... jomlo, Pak," jawab Clay apa adanya.
Pak Ibram memang sosok guru yang cukup disenangi oleh para siswa karena pribadinya yang ramah dan senang melucu walaupun kadang garing juga. "Tuh ... cewek-cewek manis pada tergoda nggak? Clay masih jomlo."
"Maulah, Pak," celetuk Karla.
"Saya juga, Pak. Siapa yang bisa nolak kalau sama Clay," balas Gina.
Pertengkaran kecil antara Karla dan Gina yang memperebutkan Clay tidak terelakkan lagi. Kedua gadis itu sudah seperti tikus dan anjing yang susah akrab, selalu saja memperebutkan sesuatu. Bahkan, dalam peringkat kelas saja, Karla dan Gina selalu kejar-kejaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Control (Rebel Girl)
Mystery / Thriller[COMPLETE] Manik mata hitam dan sorot mata tajam yang begitu memesona. Tatapannya yang lekat dan dalam bisa membuat siapapun yang memperhatikannya merinding ketakutan, jangan lupakan juga sebuah gunting yang selalu terselip di saku rok seragamnya. G...