Happy reading!!
Gadis kecil dengan senyum mengembang itu menyambut kedatangan Milly seraya merentangkan tangan. “Hai, Kak Milly, selamat datang!”
Milly berjongkok di hadapan Faya dan memeluknya cukup erat. “Hai, sayang.”
Ya, Milly akhirnya menyetujui permintaan Clay untuk kembali ke panti. Setidaknya dia tidak akan terlalu jauh dengan cowok itu dan meminimalisir risiko.
Faya melonggarkan dekapan gadis itu. “Faya kangen sama Kak Milly.”
“Kakak juga.”
“Kak Milly pindah ke sini buat seterusnya?” tanya Faya dan Milly hanya mengangguk menanggapi.
“Wah ... Kak Milly mau jadi istrinya Kak Clay, ya?”
Penuturan anak perempuan berusia tujuh tahun itu membuat Clay menghentikan aktivitasnya yang tengah membawa barang-barang Milly masuk. Sedangkan gadis itu hanya terkikik lalu mengusap rambut Faya.
“Dari mana kamu belajar kata-kata kayak gitu? Kak Clay sama Kak Milly, kan, masih sekolah.”
Faya melirik Clay dengan sudut matanya. “Kak Clay yang bilang. Katanya suatu saat nanti dia mau nikah sama Kakak.”
Kali ini Clay malah kelabakan sendiri. Dia malu.
Milly ikut melirik lalu menyindir, “Oh, gitu.”
“Heh ... Faya nggak boleh ngarang gitu sama Kak Milly,” ungkap Clay membela diri.
“Faya nggak bohong!” tukas Faya tidak terima.
Milly berdiri menghadap Clay yang menghampiri mereka berdua. Clay hanya bisa menampilkan senyum kikuk lalu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
“Anak kecil nggak bisa bohong, Clay,” ucap Milly mambuat cowok itu mendesah pasrah.
“Lupain aja.”
Faya menarik ujung baju Milly. “Kak, Kak Milly!”
Milly kembali berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan gadis kecil itu. “Apa, Sayang?”
“Nanti malem kita ke pasar raya, ya,” mohon Faya, “kita bertiga.”
Milly melihat Clay untuk meminta persetujuan.
“Iyain aja,” jawab lelaki itu.
“Iya, Sayang,” balas Milly pada Faya.
“Sayang juga sama kamu, Mil,” sahut Clay tiba-tiba.
Faya tertawa. “Ciee ... Kak Clay modus!”
Malam tiba. Mereka pergi ke pasar raya sesuai permintaan dari Faya. Clay mengendarai motor bututnya dengan kecepatan rendah, cowok itu diapit oleh dua gadis. Faya di depan dan Milly di belakangnya.
“Kak Clay cepetan!” desak Faya tidak sabar.
“Udah nggak bisa, motornya ngadat.”
Faya merasa kesal dengan kelakuan kakaknya itu. “Halah ... Kak Clay modus mulu, sih.”
Mendengar percakapan kedua orang itu, Milly hanya bisa tersenyum dan sesekali terkikik.
“Oke, oke, Kak Clay tancap gas.” Cowok itu menjeda. “Mil, pegangan!”
Gadis itu hanya menuruti perintah Clay.
“Tuh, kan, apa-apa modus terus!” teriak Faya tidak terima.
Ya ampun, Faya. Pasti si Clay bodoh ini yang mengajari anak itu hal yang tidak-tidak, batin Milly jengah.
∆ Milly Oswald ∆
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Control (Rebel Girl)
Mystery / Thriller[COMPLETE] Manik mata hitam dan sorot mata tajam yang begitu memesona. Tatapannya yang lekat dan dalam bisa membuat siapapun yang memperhatikannya merinding ketakutan, jangan lupakan juga sebuah gunting yang selalu terselip di saku rok seragamnya. G...