LCRG 29 : Jadian

1.3K 97 10
                                    

Happy reading!!

“Dih, bilangnya setia ... setia apanya? Udah punya pacar gitu masih aja goda-godain cewek,” cecar Milly.

Mario menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Dia hanya menampilkan cengiran tanpa dosanya. “Sifat alami cowok, Mil.”

Milly mendorong bahu cowok itu. “Dasar! Lo emang playboy cap belalang, Yo!”

Mereka tengah duduk di atas pohon mangga seperti waktu itu. Dengan ajaran dari Mario, Milly sudah bisa memanjat dengan baik.

“Woy, selow, Mil.” Mario mengangkat tangannya di depan dada. “Nggak lucu kalau gue nyungsep ke bawah.”

“Lo juga, sih, ngeselin.”

Mario mendekatkan wajahnya pada Milly. Dia memasang wajah isengnya. “Walaupun gue udah punya pacar, lo masih mau, kan?”

Milly mendorong wajah cowok itu untuk menjauh. “Ogah!” tukasnya.

“Milly!” panggil seseorang dari bawah sana.

Gadis yang merasa namanya terpanggil itu menengok ke bawah. “Clay,” lirihnya.

Clay melambaikan tangan kanannya. “Turun!”

“Bentar,” jawab Milly. “Gue turun dulu.”

Dengan hati-hati, gadis itu turun menghampiri Clay. “Kenapa?”

“Dipanggil Bu Yuni.”

Mario hanya memperhatikan kedua remaja itu dari atas pohon tanpa berniat untuk turun.

“Btw, kok lo tau gue di sini?” tanya Milly keheranan, “padahal gue nggak bilang sama lo.”

“Nggak usah banyak nanya. Ayo!” Clay langsung menarik pergelangan gadis itu untuk pergi dari belakang sekolah.

“Pelan-pelan, ih,” geram Milly. Clay terlalu terburu. Memangnya ada apa sampai Bu Yuni memanggilnya?

Saat sudah berada cukup jauh dari area belakang sekolah, Clay melepaskan tangan Milly dan menatap gadis itu lekat. Suasana di samping perpustakaan yang sepi membuat Clay tidak sungkan menyampaikan ganjalan di hatinya.

“Nggak usah deket-deket sama Mario!” ungkap Clay tidak suka.

“Lo bohong tentang Bu Yuni?”

Cowok itu hanya terdiam.

Milly memandang Clay keheranan. “Mulai lagi, deh,” gumam Milly merasa malas. “Lo kenapa, sih, sensian amat sama Mario?”

Clay langsung mencekal kedua bahu Milly. Membuat punggung gadis itu menyentuh dinding dan menatap manik hitam itu lekat.

“Clay,” lirih Milly, tapi tidak mendapat respon dari Clay.

“Gue suka sama lo!” tukas Clay membuat Milly melotot tidak percaya padanya.

“Eng ....”

Clay melepaskan cengkeramannya dan membalikkan badan karena merasa begitu bodoh sekarang. “Sorry,” lirihnya.

Tiba-tiba saja pelukan dari belakang Clay rasakan membuat cowok itu terkejut sepersekian detik. Milly menyandarkan kepalanya pada punggung Clay dan berbisik, “gue juga suka sama lo.”

Clay terpaku. Perlahan dia membalikkan tubuhnya menghadap Milly. “Beneran?”

Gadis itu hanya mengangguk.

Tanpa aba-aba dari siapaun, lelaki itu langsung membawa Milly dalam dekapannya.

“Dasar nggak romantis,” lirih Milly seraya membalas pelukan Clay.

Lost Control (Rebel Girl)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang