02

1.2K 129 10
                                    

.


. Ryujin's PoV
.

Padahal masih beberapa menit lagi sebelum bel berbunyi, kenapa tu anak udah nongkrong depan pintu.

Akhirnya bel ya g dinantikan berbunyi.

"Nungguin gue ya,"

"Apaan, orang lagi nungguin tu anak," Jihoon menunjuk orang di belakang gue dengan bibirnya.

Spontan gue menoleh

Itu Hyunsuk, teman sebangku gue, eh bukan teman semeja maksudnya

"Bai nak orang,"

Beraninya tu orang melambai dengan eyes smilenya.

Beberapa detik kemudian, jihoon balik.

"Apa lagi?"

"Canda, gue anterin lo. Tunggu gerbang y," Jihoon langsung pergi.

°°°

Sudah 17 menit gue berdiri di gerbang.

Tu anak mana sih

"Naik,"

Suaranya terdengar asing. Gue yakin 100% itu bukan jihoon. Dan benar saja, ia membuka helmnya

Itu Hyunsuk

"Jihoon mana?"

"Dia dipanggil pak Anto tadi,"

Gue hanya bisa ber O ria

"Buruan" Seru hyunsuk sambil mengenakan helmnya lagi.

°°°°

Di perjalanan, langit tampak gelap. Beberapa saat kemudian hujan turun lebat. Saat itulah tingkat kebahagiaan gue paling tinggi.

"Lo gapapa hujan hujan?" Tanya gue teriak.

"Mau nepi dulu?" Tawar hyunsuk.

"Kalo lo gapapa, lanjut aja gue gapapa,"

Hyunsuk menerobos hujan yang semakin deras.

Tanpa di sadari gue mulai nangis. Gue lahir saat hujan, langkah pertama gue juga saat hujan, semua kebahagiaan gue berawal dari hujan.

Tapi..

Kesedihan juga dimulai dari hujan. Nyokap gue dibunuh 5 tahun yang lalu saat hujan didepan mata gue. Semenjak hari itu semua berubah, gue pindah ke Inggris sendirian untuk menenangkan diri.

°°°°°

Akhirnya sampai di rumah setelah 5 km perjalanan :)

"Thanks,"

Saat gue buka gerbang, hyunsuk manggil.

"Apaan,"

"Helmny,"

Anjir malu gue, kenapa pakai adegan lupa sgala sih. Ditaro dimana muka gue besok.

"Hehe, sorry lupa,"

Gue langsung balik badan, gak sanggup liat mukanya.

Dan stelah 3 langkah, dia manggil lagi. Spontan gue noleh

"Ga perlu hujan buat nangis,"

Dia langsung cabut setelah ngomong gitu

Gue terdiam sesaat mendengar kata kata hyunsuk. Kalau dipikir pikir, suaranya mirip sama yang waktu itu ditaman.

.
.
.
R

yujin's Pov end

.
.
.
.

Seseorang mengetuk pintu kamar. Ia tampak membawa sesuatu ditangannya.

"Nona ryujin, ketua menyuruh anda menggunakan ini untuk makan malam nanti," Ujar pelayan itu

Ryujin mendekati pelayan itu dan membuka kotak hitam yang dibawa pelayan tadi

°°°°°

Makan malam

"Pa, ini makan malam untuk apa sih?" Tanya ryujin yang tak nyaman dengan shoulder dress yang tadi dibawakan pelayannya.


"Tunggu saja sebentar lagi,"


Tak lama kemudian wajah yang sangat familiar memasuki ruangan tempat ryujin dan ayahnya duduk.

Spontan ryujin berdiri untuk menyambut mereka.

"Ada apa ini?" Ryujin mengode cowok dengan setelan jas yang berdiri di belakang wanita yang menggunakan long dress. Dan dibalas gelengan dan endikan bahu oleh cowok itu.

"Silahkan duduk, tuan park,"

Setelah 30 menit berlalu dengan bincang bincang seputar teman lama. Mendadak topik pembicaraan berubah.

"Bagaimana rencana tunangan untuk kedua anak ini?" Tanya pria yang duduk di samping ryujin.

Secara bersamaan ryujin dan cowok yang ada di depannya menyembur makanan.

"Pa?" Ujar cowok itu. Yg tdk ditanggapi.

"Jihoon izin ke wc dulu om," Izinya langsung meninggalkan meja makan.

"Ryujin juga,"

Ryujin mengejar jihoon yang katanya ke WC.

'Mimpi apa gue semalem,'

"Woi jihoon," Panggil ryujin yang melihat sosok yang ia lihat.

"Tunangan? " Tanya ryujin.

"Gue juga shok njir,"

"Lah, ini gimana? Kita gak bisa lawan dong kalo ceritanya kek gini,"

"Nah itu, baru juga rencana deketin yeji,"

Ryujin mengacak rambutnya

"Dahlah, masuk dulu aja," Ryujin pasrah

"Aish,bapak siapa sih tuh,"

"Shin sung rok, park hae jin meresahkan banget sih,"

"RYUJIN!!" jihoon manggil dengan nada suara yang tinggi

Spontan ryujin berbalik dengan tampang yang bertanya.

.
.






"Inget dosa njir,"





In The Rain [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang