.
.
."Ryu, apapun yang gue bilang itu semua jahat," Hyunsuk menatap tajam ryujin yang kini berdiri di hadapannya
"Maaf ryu," Gumam hyunsuk nyaris tak terdengar.
Hujan hadir diantara mereka
Ryujin menatap balik mata hyunsuk yang tampak sendu. Tatapannya perlahan turun kebagian bawah, terlihat baju yang berantakan bahkan ada sedikit bercak darah...
"By, lo kenapa?!" Tanya ryujin cemas memeriksa wajah cowo yang dihadapannya itu dengan kedua tangannya.
Hyunsuk menepis tangan ryujin dengan kasar.
"Lo itu cantik," Ujar hyunsuk memainkan tangannya dari ujung rambut ryujin, pipi dan terus kebawah. Ryujin yang merasa risih langsung menampar hyunsuk dengan keras hingga pipi hyunsuk merah.
Sambil menahan tangis, dengan mata yang berkaca ia menatap kecewa ke hyunsuk.
Tanpa ekspresi Hyunsuk meletakkan tangannya dileher ryujin dan mendekat. Entah kenapa Ryujin menutup matanya.
Hyunsuk mendekat
dan
. semakin dekat
ke telinga ryujin membisikkan sesuatu
"Liat? Ga ada emosi, I am just need your body, your body so beautiful honey, "
Pupil ryujin bergetar, matanya membesar. Ia mendorong hyunsuk dengan sekuat tenaganya tentu dengan amarah dan kekecewaan yang juga amaat besar.
"Ryu!! Lo..... " Yeji yang baru saja sampai berhenti ditempat. Memberikan waktu untuk ryujin dan hyunsuk disana.
Tak lama kemudian jihoon datang menepuk bahu yeji yang juga baru datang.
"Hah, ryujin mana?" Tanya jihoon ngosngosan karna rumahnya tergolong dekat ia berlari ke taman
Yeji menunjuk kearah sepasang sijoli yang berdiri di sana.
Ryujin tak kuasa menahan air matanya lagi. Ia menampar hyunsuk sekali lagi dan pergi meninggalkannya sambil menangis
'Kenapa si hujan juga turun,' batin ryujin
"By, bawa ryujin kerumah gue aja," Perintah jihoon yang sadar ada yang tak beres dengan mereka berdua saat melihat ryujin menampar hyunsuk.
Yeji memapah ryujin kerumah jihoon. Sementara itu jihoon menghampiri cowo yang merunduk disana.
"Hyunsuk!!!" Panggil jihoon berlari ke sana.
Hyunsuk kembali menegakkan kepalanya dan menatap sinis cowo yang kini berdiri dihadapannya.
"Ryujin kenapa nangis?" Tangan jihoon yang masih tenang.
Hyunsuk menyeringai dengan tatapannya yang suram.
.
"Menurut lo kenapa?" Tanya hyunsuk seakan ia tau jihoon tau jawabannya
"Suk??!!" Jihoon yang masih berharap
"Ho'o, yang lo pikirin sekarang," Jawab hyunsuk.
"Gue benci pikiran gue," Gumam jihoon langsung melayang kan tangannya kepili hyunsuk.
Jihoon memukulnya bertubi tubi dan menyadari sesuatu
Pukulannya melemah, ia wajah hyunsuk yang sudah penuh luka.
"Kenapa....... Kenapa lo ga balas gue bangsad!!" Teriak jihoon terus memukul pipi hyunsuk.
"Gue tau gue brengsek," Ujar hyunsuk dengn nada suara yang lemah.
Hyunsuk mendorong jihoon dan berdiri dibantu dengan tangannya.
Jihoon ikut berdiri dan bersiap siap untuk melayangkan pukulannya lagi. Namun hyunsuk menahan tangannya dan mendekat ketelinga jihoon.
Mata jihoon seketika membesar saat mendengar apa yang dibisikkan hyunsuk. Ia langsung mematung dan membiarkan hyunsuk pergi begitu saja. Dengan wajah yang penuh luka, langkah yang berat dan baju yang kotor.
Hyunsuk's PoV
Gue harap jihoon ngerti. Waktunya gue pulang, gue harus mastiin penyihir itu udah ga neror ryujin lagi.
Karna gue lupa mesen taksi sebelumnya dan HP gue ketinggalan, gue memutuskan untuk menunggu bus di sebrang sana.
Jalanan susah terlihat sepi, gue langsung nyebrang tanpa harus memberhentikan kendaraan terlebih dahulu
Saat tinggal 2 meter dari trotoar disebrang sana. Tiba tiba saja pandangan gue kunang kunang dan perlahan redup. Kaki gue masih terus melangkah walau kecil. Gue juga merasa pusing mendadak entah kenapa.
Terdengar suara mesin dari sebelah kanan. Spontan gue noleh kekanan dan.............
Vote sama coment ny jangan lupa y
.
.
.
..
.
.
.
...
..
.
.
.
.Next?!!?
KAMU SEDANG MEMBACA
In The Rain [END]
FanfictionTREASURE|ITZY Kenapa ga ada bintangnya malam ini, apa langit tau apa yang gue rasain sampai enggan mengeluarkan bintangnya. Atau gue yang ga pantas untuk melihat bintangnya. Duaaar!!!!!!! adahal hujan belum turun kenapa petirnya begitu keras? "Ryu...