04

763 92 3
                                    

..
.
.
Voteny jngn lupa

.
.

.

"Gue dulu ye," Pamit hyunsuk meninggalkan ruang olahraga.

Matanya menyoroti seseorang yang berdiri diatas gedung yang ada didepan ruang olahraga.

Hyunsuk's PoV

Didepan ruang olahraga, mata gue terpaku pada sesosok yang ada diatas sana.

Gue menjatuhkan tas yang tadi gue sandang dan langsung lari ke gedung sebelah.

Rasanya seperti liat diri sendiri. Gue hampir ga bisa nyelamatin diri gue sendiri tahun lalu. Gue tau se putus asa apa hingga bisa berdiri diatas sana.

"Woi, turun!"

Orang itu menoleh,

tunggu

Keknya gue kenal...

Hyunsuk's PoV end

Ryujin menoleh dan mendekati sumber suara yang tadi meneriakinya.

"Hyunsuk?"

Hujan semakin deras mengguyur kepala mereka

"Lo kalau bosen hidup ga gini caranya, pikirin orang orang yang sayang ama lo!!" Teriak hyunsuk mengalahkan suara hujan.

Ryujin mematung mendengar teriakan hyunsuk.

Hyunsuk meletakkan tangannya di pipi ryujin dan menghapus air matanya yang mengalir bersama hujan

Author,:modus lo
Hyunsuk:biarin napa

.
.
.
.
.
.
.

"Don't cry anymore,"

°°°°°

"Nih," Hyunsuk melemparkan sweater putih dan celana trening.

"Kamar mandi disana" Sambung hyunsuk menunjuk arah yang ia maksud.

Setelah kejadian tadi, hyunsuk hendak mengantar ryujin pulang tapi ryujin menolak. Ia tak keberatan kemanapun selain pulang.  Satu satunya yang terpikir oleh hyunsuk hanya apartemen nya yang hanya berjarak 2.5km dari sekolah.

"Thanks," Ujar ryujin keluar dari kamar mandi

Hyunsuk  mengetok meja 3x untuk menyuruk ryujin duduk.

"Lo bisa masak?" Tanya ryujin langsung menyantap makanan yang sebenarnya tadi dipesan hyunsuk.

.
.
.
.

"Gue telpon jihoon buat jemput lo," Ujar hyunsuk mengambil handphone disakunya.

"Jangan,"

"Jangan jihoon, dia usah cape jagain gue," Sambung ryujin.

"Sebenarnya gue ga niat loncat tadi," Ujar ryujin.

Hyunsuk menunggu dengan wajahnya yang serius.

"Tepat hari ini 5 tahun yang lalu, nyokap gue dibunuh di depan mata gue,"

Satu persatu air mata jatuh tanpa disadari.

"Gue hanya bisa mendam semua, itu cara gue untuk tenang,"

Hyunsuk menggeser bangkunya ke samping ryujin dan menepuk punggungnya sesekali.

'Jadi itu alasan tangisan dibawah hujan,'

"Its ok, gue ngerti," Bisikan hyunsuk memeluk ryujin.

"Gue juga pernah diposisi itu,"

.
.
.
.
...
..
.
...

.

"Gue juga pernah diposisi itu, sebesar apa putus asa sampai berani berdiri diatas sana, kalo g ada jihoon waktu itu mungkin gue cuma tinggal nama. Jadi.... Jangan sampai jihoon tau dari orang lain,"

Ujar hyunsuk panjang lebar smbil menatap mata ryujin yang juga menatapnya.

°°°°°

"Gue balik dulu," Pamit ryujin.

Hyunsuk yang mendengar dari sofa langsung berdiri dan mengambil helmnya.

"Lo mau kemana?"

"Ngantar lo,"

"Ga usah, hujannya juga udah reda,"

"Cowo apaan gue biarin cewek pulang sendiri jam 11 malam," Celotehan hyunsuk sambil memakai jaket hitamnya.

Hyunsuk menyodorkan jaket abu abu pada ryujin, sedangkan ryujin hanya mematung entah apa yang ia pikirkan.

Hyunsuk memasangkan jaket tersebut pada ryujin yang masih mematung di depan pintu

Saat membuka pintu, seorang wanita 40 an berdiri di depan apartemennya hyunsuk.

"Oh, kamu mau pergi?" Tanyanya

"Jangan sok peduli," Cetus hyunsuk menarik tangan ryujin.

Namun wanita itu menahan tangan ryujin

"Ooo, ada tamu. Saya mamanya hyunsuk," Ujar wanita itu.

Ryujin membalas jabatan tangannya dan melemparkan sebuah senyuman.

"Ryujin,"

Wanita itu mengamati muka ryujin yang tampak familiyar baginya hingga matanya menyoroti sesuatu di leher ryujin.

T

anpa izin ia memegang kalung emas yang tergantung di leher ryujin.

"Anak sijalang itu ternyata," Gumam nyokapnya hyunsuk sambil mengelus elus kalungnya ryujin.

"Hm? " Ryujin merasa mendengar sesuatu.

"Selera Hyunsuk bagus juga ternyata,"

"Eh, saya bu.... "

"Jangan bertindak seolah anda ibu saya," Ujar hyunsuk memotong kalimat ryujin dan menariknya menjauh.







'Dia kenal mama'

.
.
.
.

:) vote

In The Rain [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang