25

317 51 7
                                    

.
.
.
.

.
.
.
.
.

"Siapa ini disamping hyunsuk," Tanya ayahnya hyunsuk tersenyum kearah ryujin.

"Hmm, saya te......... "

"Pacar hyunsuk,"  Cetus lia yang santai mengunyah makanannya.

Ryujin dan hyunsuk spontan menoleh kearah lia.

"Jadi, om kapan balik ke Indonesia lagi?" Tanya lia mengacuhkan tatapan sepasang sijoli di sampingnya.

"Untuk itu masih belum tau,"

Hyunsuk menatap kebawah mendengar jawaban ayahnya. Matanya sedikit berlinang.

"Bukankah minumannya enak?"  Ujar wanita yang duduk disamping kiri ayahnya hyunsuk. Mengangkat gelasnya mengisyratkn ke ryujin untuk minum bersama.

Hyunsuk langsung menaikan wajahnya

'Cairan?!! '  hyunsuk teringat pesan yang tadi ia lihat.

" Ryu, jang............ "

"Ups, sorry ya. Baju lo jadi kotor,"  Ujar lia bersiri disamping ryujin.





Flashback on

Lia memeriksa ruangan penyihir itu. Saat  mengutak atik rak yang ada dibelaknag meja kerja. Tiba tiba saja sesuatu terjatuh dan berguling ketengah ruangan.

"Sianida,"  Gumam lia.

Dari buku yang ada ditangan kirinya jatuh selembar foto. Foto dua orang wanita yang satunya menggendong bayi.  Wajah wanita yang menggendong bayi itu tercoret dengan penampilan merah.

Lia membalikkan foto itu dan menemukan tulisan dibelakangnya.

Aku dengan sahabat dan anakku ryujin

"Ryujin?!" Ujar lia tampak tak percaya dengan apa yang ia dapatkan

Terdengar suara langkah kaki mendekat, lia langsung menyembunyikan foto dan sianida tadi dan mengeluarkan pin yang ia temukan di dekat ranjangnya kakek.




Flashback off


Lia menghampiri ryujin yang berdiri di teras menunggu hyunsuk membawa mobilnya.

"Gue maaf banget soal baju lo," Ujar lia dengan tampang memelas nya.

"Santai aja kali, lagian ga jelas juga kotornya,"

"Yakin ga mau pakai baju gue dulu,"  Ryujin menggeleng dengan senyumannya.

Tak lama kemudian junghwan memanggil ryujin sambil berlari kearahnya.

"Kenapa junghwan?"



"Kata ka hyunsuk dia ga bisa nganterin pulang, ada urusan mendadak katanya,"  Ujar junghwan sambil ngosngosan.





"Yaudah pulang ama gue aja, sklian sebagai permintaan maaf gue," Ujar lia sambil membuka pintu taxi yang tadi ia pesan.



"Yaudah," Ryujin yang pasrah karna tangannya keburu ditarik lia kedalam mobil.





"Maaf ka,"

___________________________________

"Lia! Coba lo dengerin ini,"

Ryujin memberikan sebelah herset ke lia dan memutar audio saat ia berbicara dengan sipeneror.

Mata lia tampak membulat menatap lurus kedepan.

'Junghwan,' batin lia.


"Suara junghwan bukan sih?" Tanya ryujin yang masih kepikiran..



"Mirip sih, tapi yaang punya suara kek gitu kan nga junghwan doang," Balas lia melepaskan herset nya.

Ping!

Pesan

Hyunsuk:

"Kita putus aja,"






______________________________








Perlahan kelopak mata hyunsuk terangkat.  Tangan kanannya terborgol pada besi rak disamping meja kerja penyihir itu.

Baru saja membuka mata, yang ia lihat langsung si penyihir itu dengan gaun hitamnya.


"Udah bangun anakku?" Tanya penyihir itu menoleh kearah hyunsuk.


"Mau lo apa si, gue bi...."

"Dia udah pergi 5 jam yang lalu,"  Penyihir itu mendekat.

"Mama terpaksa lakuin ini karna kamu slalu ngehalangin rencana mama sayang,"  Dia mengelus pipi hyunsuk.



"Cih, gue ga pernah anggap lo jadi nyokap gue dan jangan pernah ngarap,"  Balas hyunsuk sedikit meludah ke sampingnya.


Sebuah tamparan langsung mendarat pipi kirinya hyunsuk.

"Kurang ajar," Gumam penyihir itu pergi melewati pintu dan meninggalkan hyunsuk sendiri.




Berselang beberapa menit junghwan masuk dengan nampan makanannya.

"Ka!  Cepat!!" Bisik junghwan membuka borgol ditangan hyunsuk.

"Yok," Hyunsuk menggenggam tangannya junghwan.







.
.
.
.
.
.
.

Next!?!




In The Rain [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang