.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Seminggu sebelum ryujin balik ke Inggris
Ryujin tengah bersiap untuk menghadiri reuni sma, didepan cermin kamarnya ia mencocokkan beberapa pakaian ketubuhnya. Sedangkan yeji dari tadi berdiri diambang pintu kamarnya ryujin dengan sesuatu yang ada dipikirannya
"Ryu?? Lo ga ada tertarik ama cowo gitu?"
"Pertanyaan apa si, klw gue jwab enggak, jadinya lesby. Klau gue jawab ada, lah cowonya yg ga ada. Lagian lo random banget tiba tiba nanyain itu," Ryujin ngoceh didepan cerminnya sementara yeji mendekatinya dengan serius.
"Gue serius," Yeji memegang bahu ryujin
Flashback on
"Gue udah ga percaya ama lo," Yeji meninggalkan hyunsuk yang tertunduk.
"Gue mohon," Ujar hyunsuk dengan lututnya ditanah, yeji menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap hyunsuk. Melangkahkan kakinya mendekat hingga tepat dihadapan hyunsuk.
"Gue balik cuma untuk mastiin ryujin udah nemuin yang lebih baik dari gue. Biar gue sadar serendah apa seorang choi hyun suk sebenarnya,"
"Lo yakin?" Hyunsuk mengangguk cepat sampai sampai rambutnya berantakan
"Gue mohon, tentang ingatan gu...........,"
"Gue simpan," Potong yeji mninggalan hyun suk yang tertuunduk
Flashback off
Acaranya selesai pukul 23.30, ryujin berdiri di tepi jalan raya menunggu lampu merah menyala. Ia berdiri sendiri memainkan daun kering dengan kakinya. Tadinya ia ingin pulang sama yeji dan jihoon, karna beberapa barangnya tertinggal ditempat pemotretan sebelumnya, ryujin pergi sendiri untuk mengambilnya.
Ryujin menengadah keatas, menatap jauh langit yang tak mempunyai bintang itu. Ia spontan terduduk mendengar petir yang besar dari atas sana.
Ryu Jin's PoV
Kenapa ga ada bintangnya malam ini, apa langit tau apa yang gue rasain sampai enggan mengeluarkan bintangnya. Atau gue yang ga pantas untuk melihat bintangnya.
Duaaar!!!!!!!
Gue jatuh begitu saja mendengar petir itu. Padahal hujan belum turun kenapa petirnya begitu keras?
"Ryu, lo bisa, suara itu ga akan nyakitin lo," Begitulah cara gue menenangkan diri setiap ada petir dalam 3 tahun terakhir sambil menepuk lembut pundak gue sendiri.
Padahal sebelum hyunsuk masuk dalam hidup gue, gue lupa gimana gue nyikapinnya. Kayak gue baru sadar akan hidup gue saat dia datang. Saat itu gue tau dunia yang tokoh utamanya gue. Tapi skarang gue hanya figuran di cerita gue.
Okeeh lampu udah merah, beberapa guruh saut sautan diatas sana
Gue turun dari trotoar melewati zebracros disaksikan beberapa mobil dan motor yang menunggu lampu hijau untuk menyala.
"Duaaar!!!!!"
Petir lagi, namun kini ia datang bersama hujan yang langsung lebat. Gue ga sdar tiba tiba gue udah jongkok, kedua tangan menutup telinga gue dengan erat.
Terdengar suara Clacson yang bergantian, lampu yang tadinya merah kini berubah hijau. Gue tau gue harus pergi, tapi ga bisa seakan hujan memberatkan punggung gue.
Seseorang menarik tangan gue, membuat gue jatuh didadanya. Rasanya hangat didekapannya.
"Udah gapapa, ada gue,"
Suara yang udah lama ga gue dengar. Tangannya yang mengelus rambut gue terasa familiar.
Orang ini memeluk badan gue erat, dan bodohnya gue malah membalas pelukanya.
Dia melepaskan pelukannya, memindahkan tangannya ke telinga gue dan dia mengatakan sesuatu.
Kenapa dia menutup telinga gue kalau mau bilang sesuatu. Kenapa hujan hari ini sangat berisik, kenapa?? Gue masih ingin mendengar suaranya.
.
.
.
.
.
.
..
.
.
.
Hm,
.
.
.
.Happy ending apa sad ending y?
.
.
.Bingung hey:')
.
.....
.
.Jngn lupa vote ama coment nya!!
...
.
.
.
.Next!?!!?
KAMU SEDANG MEMBACA
In The Rain [END]
FanfictionTREASURE|ITZY Kenapa ga ada bintangnya malam ini, apa langit tau apa yang gue rasain sampai enggan mengeluarkan bintangnya. Atau gue yang ga pantas untuk melihat bintangnya. Duaaar!!!!!!! adahal hujan belum turun kenapa petirnya begitu keras? "Ryu...